[s e m b i l a n]

137 11 0
                                    

Begitu sampai di sana, aku langsung bergegas mencari ayunan yang pernah kami duduki.

"Halo." sebuah sapaan ramah disertai sebuah senyuman.

Ya Tuhan, kenapa dari sekian banyak manusia, aku harus bertemu dengan nya.

🎶

Setelah mengucapkan sebuah kata sapaan, Varo duduk di ayunan yang berada di sebelahku.

Orang yang kumaksud memang Varo. Calon tunanganku. Rasanya aku ingin lenyap saja dari dunia ini.

"Lo ngapain di sini?" tanyanya.

"Menenangkan pikiran." Kata-kataku terkesan datar entah kenapa.

"Soal besok ya?" tanyanya lagi. Aku mengangguk sebagai jawaban.

Setelah itu, kami hanya berbincang singkat. Saat aku ingin pulang, hal yang sama terjadi lagi padaku.

Varo kembali menahanku dan menawarkan diri untuk mengantarkanku pulang. Sama seperti waktu itu. Aku kembali menerima tawaran itu. Sepertinya taman ini memang akan menjadi taman yang bersejarah bagi kami.

🎶

Hari ini adalah hari pertunangan dilangsungkan.

Aku merasa benar-benar cemas, tegang, takut dan hampir semua perasaan negatif bercampur di otakku.

Sesuai janjiku pada diri sendiri waktu itu. Aku akan menceritakan semuanya pada Tata. Jadi setelah aku mandi dan mengenakan dress yang di beli para orang tua kami tempo hari, aku bergegas mencari HPku dan mengetik pesan untuk Tata.

Anindira : Sekarang kamu harus siap-siap. Bilang ke Arkan kamu mau ke acara pertunangan. Dress codenya black and red.

Sesudah mengetik pesan itu, aku harus memakai heels merahku yang sungguh membuatku tersiksa. Aku hanya bisa berharap Tata sudah bangun.

Biasanya dia bangun cukup siang jika hari libur. Dan ini hari sabtu.

Setelah acara pertunangan nanti, masih ada acara makan malam. Aku berharap aku tidak kehabisan tenaga sampai malam nanti.

🎶

Setelah ada sedikit pembukaan yang dilaksanakan oleh pembawa acara dan juga sedikit kata pengantar yang diucapkan oleh perwakilan dari masing-masing keluarga, acara pertunangan benar-benar dimulai.

Saat sesi pemasangan cincin, tanganku sempat bergetar hebat. Aku benar-benar merasa cemas saat itu.

Untung saja Varo membisikkan sesuatu. Ia mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dia juga mengatakan akan memikirkan jalan keluar dari masalah kami.

Pada saat ia mengatakan itu, aku mulai merasa tenang. Walau tidak bisa sepenuhnya tenang. Tetapi setidaknya tanganku sudah tidak bergetar lagi.

Lalu, pada saat Varo memasangkan cincin di jari manisku, entah kenapa jantungku tidak bisa dikontrol. Jantungku berdetak dengan sangat kencang. Aku hanya berharap hanya aku yang menyadari betapa kencangnya debaran jantungku tadi.

Dari tadi aku belum melihat barang hidung Tata maupun Arkan. Aku berharap mereka datang secepatnya.

Untung bagiku. Hanya beberapa kolega orang tua kami juga beberapa kerabat yang di undang. Dan tak lupa beberapa teman kami tentunya.

Setelah sesi pemasangan cincin selesai, pertunangan ini di lanjutkan dengan sesi foto dan makan. Aku baru ingat, aku belum makan apapun dari tadi pagi. Aku hanya meminum segelas susu.

AnindiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang