Kami bertigapun tertidur dengan pulas di ruang keluarga yang nyaman ini.
🎶
Aku tidak mengerti bagaimana, tapi begitu aku terbangun, aku sudah berada di kamar—baru—ku. Dan di sofa kecil terdapat seragam sekolahku.
Begitu aku melihat jam di meja yang berada di sebelah ranjang, aku bergegas untuk mandi dan bersiap-siap.
🎶
Setelah selesai bersiap-siap, aku bergegas menuju ruang makan yang kemarin ditunjukkan oleh Alex dan Axel.
Begitu aku sampai di sana, terlihat Axel yang baru mau memulai sarapan sementara Alex sudah menghabiskan sarapannya.
Aku buru-buru duduk di samping mereka dan mengambil sehelai roti lalu mengoleskannya dengan selai blueberry.
Setelah menyelesaikan sarapan, aku terlalu tergesa-gesa sampai hampir tersandung karpet jika saja tidak di tahan oleh Alex.
"Santai," katanya. Santai bagaimana? Dua puluh lima menit lagi kita akan telat.
"Kamu mau sama aku apa sama Alex?" tanya Axel. Hah? Memang nya kalian tidak satu Mobil?
Menyadari kebingungan ku, Alex mengambil alih, "Dia sama gue aja."
Jadi aku mengikuti Alex ke Mobil Ferrari miliknya. Sementara Axel menaiki motor ninjanya.
Oke, aku tidak bohong. Tetapi mereka benar-benar jago mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sebenarnya, ini sedikit menakutkan bagiku.
Untungnya, kami sampai sepuluh menit sebelum bel sekolah dibunyikan.
Dan tentu saja, begitu aku dan Alex turun dari Mobil yang sama, orang-orang langsung memfokuskan seluruh perhatiannya kearah kami.
Setidaknya kira-kira itu keseharianku setelah tinggal bersama anak kembar ini. Dan tentu saja, aku sudah menceritakan semuanya pada Bang Rion juga Tata. Aneh nya, dia sudah tahu ini lebih dulu. Kenapa Tata menyembunyikan begitu banyak hal di belakangku?
🎶
Sudah sekitar seminggu aku tinggal di rumah Papa dan Mama. Aku juga sudah berkenalan dengan Mama. Dia wanita yang cantik juga anggun.
Sudah seminggu pula aku menerima kebencian para fans Alex dan Axel. Mulai dari cacian sampai pernah beberapa keisengan mereka.
Dan puncak nya adalah hari ini. Aku tidak pernah menduga akan diperlakukan serendah ini.
Saat istirahat kedua, aku sedang duduk di kelas dan membaca buku A Game of Thrones. Lalu tiba-tiba, ada seseorang perempuan yang memanggilku. Dia berkata bahwa Varo memanggilku ke gudang sekolah. Aku sudah merasakan sesuatu yang tidak benar. Tapi dengan bodohnya aku malah pergi ke gudang. Sendiri pula. Tata sepertinya sedang jajan.
Begitu aku sampai di depan pintu gudang, aku langsung membuka pintunya tanpa memastikan tidak ada jebakan di sana. Memang, saat malam nya aku begadang sampai jam empat pagi dan bangun jam lima pagi. Demi menyelesaikan buku-buku yang Baru aku beli tempo hari.
Dan yah ... Begitu aku memasuki gudang, baju ku langsung basah oleh cairan entah apa ini. Aku tidak kaget. Aku pernah dilempari telur Dan tepung oleh fans alex Dan Axel. Tapi sejauh ini, hanya aku, Tuhan, Tata, Bang Rion dan para pembully yang tahu tentang masalah pembullyan ini. Aku pasti akan kena marah jika mereka tahu.
Untuk berjaga-jaga, aku selalu membawa dua baju cadangan di tas.
Setelah aku masuk lebih dalam, pintu langsung tertutup. Lalu aku merasakan tanganku ditarik oleh beberapa orang ke arah bangku yang berada di tengah-tengah gudang. Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah mereka karena di sini sangat lah gelap. Sekarang aku menyesali keteloderanku tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anindira
Teen FictionPerpisahan dapat mengajarkan kita banyak hal *** Pada awalnya aku hanyalah anak SMA yang baru saja pindah ke Jakarta dikarenakan pekerjaan orang tua dengan harapan berjumpa kembali dengan seorang sahabat lama yang merupakan salah satu murid di sekol...