Pada keesokan paginya,aku berangkat ke puncak gunung di Bogor untuk melaksanakan kegiatan penelitian atau study lapangan. Aku mengenakan baju yang biasa sangat simple pada pagi ini. Aku hanya memakai baju kemeja kotak-kotak merah dengan kombinasi hitam dan celana jeans dengan sepatu kets warna hitam-putih. Sedangkan,Belva dan Darlene memakai baju yang hampir sama yaitu memakai baju sweetears dan rok mini dengan sepatu snikers berwarna merah muda dan putih.
Aku berangkat dengan naik bus dengan menempuh waktu sekitar kurang lebih 3-4 jam karena macet. Akhirnya,aku sampai di sebuah villa yang terdiri dari puluhan kamar tidur yang bisa diisi 1 kamar terdiri dari 3-4 orang. Aku menempati sebuah kamar tidur di lantai dua bersama Darlene dan Belva. Aku langsung menaruh tas ranselku yang sangat berat di samping laci dan berbaring di tempat tidur. Di saat aku tengah beristirahat, aku dan Belva mendengar suara musik yang sangat keras dari kamar sebelah. Darlene yang sangat kesal dengan suara bising itu langsung menggedor pintu kamar sebelah. Kemudian, keluarlah salah satu penghuni kamar itu. "Kecilkan volume musik kamu menganggu kamar sebelah yang sedang beristirahat!". Emosi Darlene memuncak. "Aku udah diem. Tapi,temenku tuh yang bikin bising". Mendengar emosi yang memuncak dari Darlene. Aku dan Belva keluar dari kamar dan melerai keduanya. "Udah cukup-cukup kalian ini kayak anak kecil aja berantem cuma hal yang sepeleh kek gini". Kataku dengan melerai keduanya. "Kok jadi nyalahin gue sih Kay??" Kata Darlene. "Gue gak belain siapa-siapa Lene. Gue mau loe berhenti berantem gak kayak anak kecil gini. Kan bisa diomongin secara baik-baik". Suasana menjadi terdiam sunyi. Darlene menjadi sedikit cuek kepadaku. Hasby tersenyum sendiri dan melihatku. Belva menyadarkan lamunan Hasby yang melihatku dengan tersenyum indah "Woy!! Brooo ngapain lo liat-liat sahabat gue Kayla!?" Kata Belva sambil melambaikan tangannya diwajah Hasby. Hasby terkejut dengan disadarkan oleh Belva. "Enggak kok gak apa-apa!". Belva meninggalkanku dan Darlene yang tetap stay di deoan kamar Hasby karena ia diajak oleh Alanza.
"Eh,,Kay...!! Ke kamar yuk!"
"Iya. Ayo!"
Aku dan Darlene masuk ke kamar dan membereskan barang bawaanku terutama pakaianku ke dalam lemari.
"Kay!!?? Lo gak merasa salah dengan perilaku Hasby terhadapmu?".
"Perilaku apaan sih? Biasa aja kok Hasby ke aku".
"Kayla please dong kali ini peka deh sama cowok! Kenapa sih lo susah bener peka nya?".
"Peka gimana sih Lene? Gue gak merasakan apa-apa dengan sifat Hasby!".
"Hasby itu suka sama lo Kay!".
Aku terkejut dengan perkataan Darlene dan terdiam kaku sambil menata bajuku dilemari.
"Lo jujur deh sama gue. Pasti lo ada hububgan tersembunyi kan dengan Hasby?". Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Darlene yang menurutku begitu sulit untuk dipecahkan.
"Hellow Kayla...!!! Sinchan!!! Yuhu!! Kok malah bengong sih??".
"Oiya Lene.!! Enggak kok aku gak ada hubungan apapun kok sama Hasby".
"Kay,peka sedikit sama dia napa! Gue tau perasaan Hasby ke lo kek gimana. Buktinya dia ngelihatin lo sebegitunya. Gue mengerti bahasa lelaki Kay!".
"Mana mungkin sih Hasby suka sama gue?".
"Ya mungkin aja! Lo jangan kayak gitu ke cowok Kay! Nanti kalo rasa itu berbalik ke elo pasti dehh... gue yakin lo gak bakal nahan rasa sakit dan tangis itu". Darlene meninggalkanku sendiri di kamar. Aku hanya bisa terdiam seribu bahasa. Aku memikirkan perkataan Darlene tentang Hasby.
Malam hari pun tiba, kita bersenang-senang di halaman villa dengan menyalakan api unggun dan bernyanyi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA CINTA YANG TERINDAH
RomancePilihlah salah satu cinta sejati yang menurutmu baik dalam kehidupan. Sesungguhnya hanyalah cinta sejati yang menerima segala kekurangan dan kelebihanmu dalam kehidupan. Karena cinta sejati memandang KETULUSAN DAN AKHLAK. Cinta sejati tidak memandan...