6. Sweetest Lie

72 7 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana Sergio berulangtahun yang ke 17 dan akan dirayakan di rumahnya. Semua dekorasi telah terpasang rapi di rumah keluarga Allenzi untuk merayakan ulang tahun Putra bungsu mereka.

Beberapa tamu sudah mulai datang ke tempat tersebut. Arka yang tak mau ketinggalan pun sudah hadir di tempat itu dan segera menemui Sergio untuk memberi ucapan selamat.

"Happy birthday, man!" Seru Arka sambil bertos ala persahabatan mereka.

"Thanks, Ka." Balasnya sambil tersenyum senang.

"Zum Geburtstag, Ser." Alvi yang baru datang ikut menghampiri Sergio.

"Danke, Al." Balas Sergio sambil tertawa geli dengan bahasa yang digunakan Alvi.

"Selamat yaa, kak." Ucap seorang gadis yang berdiri di sebelah Alvi.

"Ohiya, terimakasih." Balas Sergio ramah.

"Ehh, dia mana?" Tanya Alvi pada Arka yang hanya diam memperhatikan tamu yang berlalu - lalang.

"Dia siapa?" Tanya Arka heran.

"Alea!" Ucap Alvi tak sabaran.

"Ohh, tadi mau ke toilet katanya. Nah! Itu dia." Ucap Arka menunjuk seorang gadis yang datang berjalan ke arah mereka.

Beberapa tamu tampak memperhatikan Alea, begitupun Sergio. Entah apa yang ia rasakan, seperti ada yang berbeda saat pertama kali ia melihat gadis itu.

"Maaf lama, kak." Ucap Alea sedikit menunduk di hadapan Arka.

"Gak apa - apa, kok." Ucap Arka pura - pura lembut.

Alea mengangkat kembali kepalanya kemudian menatap Arka yang sedang tersenyum. Alea pun ikut tersenyum.

"Kasih selamat dulu gih buat yang ulangtahun." Ucap Arka.

Sergio kembali ke alam sadarnya. Beberapa menit lalu ia terpaku pada gadis di depannya. Kagum. Bukan hanya karena ia cantik bak bidadari. Tapi juga karena ia terlihat baik dan tutur katanya yang sopan.

"Happy birthday, kak. I wish you all the best." Ucap Alea sambil tersenyum ramah dan menyalam tangan Sergio.

"Thankyou,." Ucap Sergio menggantung ucapannya karena ia belum mengetahui nama gadis itu.

"Alea Syaqila." Ucap Alea memperkenalkan diri karena mengerti akan kebingungan Sergio.

"Sergio, Sergio Allenzi." Ucap Sergio membalas dengan tersenyum ramah.

Arka menatap malas pada kedua orang yang tengah bertatapan di depannya ini.

"Biasa aja kali kalo lihat cewek gue, Ser." Ucap Arka ketus.

Mereka berdua melihat ke arah Arka.
Arka cemburu? Tidak. Tidak sama sekali. Ia hanya akting agar terlihat cemburu dan seakan sangat menyayangi Alea.

"Cemburuan lo!" Cibir Sergio.

"Bodoamat." Ucap Arka menggenggam tangan Alea, membuat semburat merah di pipi gadis cantik itu.

"Gue mau nyobain makanannya dulu. Awas aja kalo gak enak atau cewek gue gak suka, gue tabok lo!" Ucap Arka kemudian berlalu bersama Alea.

Sergio menatap kepergian mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan.

Belum juga mulai acara, tuh anak udah main nyelonong aja!
Batin Sergio tak habis fikir.

Arka dan Alea berjalan sambil bergandengan tangan. Ini adalah hal terlangka yang pernah terjadi. Bagaimana tidak? Jangankan berjalan bersama dan bergandengan, berbicara atau saling menyapa pun mereka hampir tidak pernah. Tapi sekarang mereka meresmikan diri sebagai sepasang kekasih. Sungguh aneh!

QUERENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang