5. Would You?

71 9 0
                                    

Sampailah mobil yang ditumpangi Alvi dan Alea pada sebuah tempat. Alea menatap takjub tempat tersebut. Sangat indah. Tapi sejurus kemudian dia menatap heran pada Alvi. Untuk apa Alvi membawanya ke tempat ini?

"Turun yuk!" Ajak Alvi.

Alea pun menelan kembali pertanyaan yang berkecamuk di hatinya. Lalu mengangguk pelan. Alvi segera keluar dan membukakan pintu untuk Alea.

"Thanks, kak." Ucap Alea sambil tersenyum ramah.

Alvi membawa Alea ke pertengahan tempat tersebut. Terdapat sebuah meja dengan dua kursi di sisinya. Ada beberapa lilin dan bunga di atas meja. Sungguh cantik.

"Kamu tunggu disini sebentar ya." Ucap Alvi menghentikan batin Alea yang sedang memuji keindahan tempat itu.

Belum sempat Alea menjawab pernyataannya, Alvi meninggalkan gadis itu begitu saja. Alea menghela nafas sejenak. Kemudian menatap ke sekelilingnya.

"Alea." Merasa namanya terpanggil gadis itupun menoleh ke asal suara.

"Arka?" Ucap Alea pelan bahkan tak terdengar oleh pemuda yang memanggilnya tersebut.

Tampak Arka dengan tubuh tingginya berdiri kokoh menggunakan kemeja merah hati dan celana jeans hitamnya dipadukan dengan sneakers hitam. Perfect! Arka yang tampan kini semakin tampan.

Arka berjalan mendekat ke arah Alea.

"Kita duduk dulu, boleh?" Arka mencoba berbicara selembut mungkin.

Alea mengangguk pelan kemudian mengikuti langkah Arka menuju sebuah meja dengan dua kursi di sampingnya. Arka menarik satu kursi kemudian mempersilahkan Alea untuk duduk.

Alea tersenyum kaku lalu duduk di bangku yang dipersiapkan Arka. Pemuda itu pun ikut duduk di kursi yang lainnya.

Mereka duduk berhadapan. Alea tampak canggung dengan situasi ini. Tapi ia juga bingung harus berbuat apa.

Arka berdehem membuat Alea menatapnya canggung.

"Lo udah dinner?" Arka bertanya canggung.

Alvi yang melihat dari jauh merutuki pertanyaan bodoh Arka. Sudah pasti Alea belum makan malam karena alasan Alvi mengajaknya kesini untuk makan malam. Lalu kenapa Arka bertanya seperti itu? Benar - benar bolot.

"Belum, kak." Alea menjawab sopan dengan senyum kikuknya.

Alea benar - benar berdebar saat ini. Bayangkan saja, Arka adalah cowok yang paling disukai Alea, cowok yang selama ini tidak pernah menyapa bahkan menatapnya, sekarang tepat berada di hadapannya.

"Belum? Oke. Gue bakal ngajak lo dinner setelah ini. Gue mau bicara sesuatu dulu sama lo," Ucap Arka.

Arka benar - benar tidak bisa menghindar. Daripada ia harus terlihat menyedihkan di hadapan sang mantan, lebih baik ia berdampingan dengan Alea. Walaupun ia juga tak menyukai Alea sama sekali, tapi menjadikan Alea sebagai pasangan adalah jalan terbaik agar ia bisa menghadiri acara ulang tahun Sergio. Apapun akan Arka lakukan agar bisa menghadiri acara sobat kecilnya itu.

"Lo, udah punya pacar?" Tanya Arka memastikan.

Alea yang mendengar pertanyaan Arka sedikit tersentak dan membulatkan matanya. Kenapa Arka menanyakan statusnya? Alea bingung harus menjawab apa.

"Hm.. belum, kak." Ucapnya perlahan.

"Good." Desis Arka pelan tanpa disadari Alea.

QUERENCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang