Pagi ini Arka dan mobilnya sudah menunggu di depan rumah Alea. Kalau dulu Arka ogah-ogahan buat dekat sama Alea, sekarang Arka yang memaksa buat berangkat ke sekolah bareng.
"Guten morgen." Sapa Alea sambil melambai kecil pada Arka yang sedang bersandar di pintu mobil.
Arka tersenyum hangat lalu membukakan pintu mobil untuk Alea.
"Udah siap?" tanya Arka sambil menatap Alea.
Anggukan dari Alea membuat Arka mulai menjalankan mobilnya menuju sekolah. Sudah hampir dua bulan mereka menjalani hari seperti ini. Berangkat dan pulang sekolah bersama dengan Arka sebenarnya menjadi salah satu keinginan Alea sejak dulu. Kadang Alea merasa bersama dengan Arka seperti tak nyata.
"Kak, hari ini aku pulang bareng temen ya."
"Emang kamu mau ke mana?"
"Hang out bentar sama temen lama aku, udah hampir dua tahun gak ketemu."
"Kok bisa?" Arka menyempatkan melihat Alea sambil menyetir mobilnya.
"Dia pindah ke luar negeri buat berobat. Tapi sekarang sudah mulai sehat." Balas Alea.
"Oh yaudah, jangan pulang kemalaman ya." Arka mengusap kepala Alea.
Seperti janjinya sore ini Alea bertemu dengan sahabat lamanya, Gilsha.
"Sha, gue kangen banget sama lo." Alea dan Gilsha saling berpelukan melepas rasa kangen setelah hampir dua tahun tidak bertemu.
"Gue juga, Alea." Seru Gilsha.
"Gimana keadaan lo? Udah baikan kan?" Tanya Alea sambil memperhatikan tubuh Gilsha dari kepala hingga ujung kaki.
Gilsha dulunya mengidap penyakit pada paru-parunya, sehingga Gilsha dan keluarganya memutuskan pindah ke Singapore untuk penyembuhan penyakit Gilsha. Penyakit tersebut juga memaksa Gilsha harus mengikuti home schooling agar tidak ketinggalan pelajaran dari anak seusianya.
"Gue udah baik baik aja kok. Oh iya gue juga bakal menetap di sini." Ucap Gilsha lalu menyeruput minumannya.
"Serius lo? Astaga gue seneng banget." Balas Alea antusias.
"Iya, entar gue juga mau masuk kuliah di sini."
"Bagus dong."
Alea berpikir sejenak, setahun lagi ia bakal menjadi mahasiswi. Alea bahkan belum memikirkan akan masuk kuliah di Universitas mana dan jurusan apa yang akan dia ambil. Ia jadi teringat pada Arka, beberapa bulan lagi pemuda itu akan lulus SMA. Nanti ia akan bertanya pada Arka mengenai hal ini untuk mendapatkan referensi.
***
Arka menghentikan mobilnya di depan gerbang rumahnya. Perhatiannya teralih ke rumah yang berada tepat di depan rumahnya, tampaknya rumah tersebut akan dihuni oleh orang baru. Arka yang tak mau ambil pusing pun langsung memasuki rumahnya.
"Arka.." panggil Aira.
"Iya, Ma?"
"Kamu hari ini ada acara?"
"Enggak sih. Emang kenapa, Ma?"
"Kamu tahu kan tetangga baru kita yang di depan rumah itu, ternyata temen Mama, Tante Oliv. Jadi Mama mau undang mereka makan malam di rumah kita hari ini."
"Terus hubungannya sama Arka apa, Ma?"
Aira menghela napas sesaat. Beginilah resikonya punya anak yang terlalu cool.
"Mama mau kamu ikutan, biar kenalan juga sama keluarga Tante Oliv."
"Oh yaudah, nanti Arka ikutan deh. Sekarang Arka mau ke kamar dulu. Bye Mom."
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Teen Fiction"Kalo gue perjuangin lo kali ini, lo mau kasih gue kesempatan gak?" "Selalu ada kesempatan buat orang yang mau berjuang, Kak."