Dua hari lagi pesta ulangtahun Sergio dan sampai saat ini Arka belum menemukan seorang gadis yang cocok untuk dijadikan partnernya.
"Gue harus gimana?" Desahnya frustasi.
"Lo mau gue kasih solusi gak?" Tanya Alvi yang duduk di sebelah Arka.
"Ya maulah, siapa coba yang gak mau dikasih solusi? Tapi solusi lo jangan yang aneh - aneh!"
"Oke. Pertama, lo harus dapat cewek yang cantik supaya lo gan tengsin ketemu Vindy." Arka menyimak dengan baik ucapan Alvi.
"Kedua, cewek gak bakalan mau kalo cuma lo jadiin partner. Jadi menurut gue lo harus taken, supaya feelnya lebih dapet dan orang - orang yakin lo sama cewek itu saling mencintai." Sambung Alvi.
Arka langsung membelalakkan matanya. Solusi macam apa itu? Belum seminggu ia putus dari Vindy. Masa ia langsung jadian dengan cewek lain? Ia benar - benar tidak mau dicap jadi cowok playboy.
"Ogahh! Gue gak mau kalo harus taken." Ucap Arka datar.
"Terserah lo sih, gue cuma mau ngingetin partynya tinggal dua hari lagi."
Arka berdecak kesal. Mendengar penuturan Alvi barusan membuat Arka tak punya pilihan.
"Jadi menurut lo, siapa cewek yang cocok buat gue jadiin pacar?" Tanya Arka pasrah.
Alvi tampak seperti sedang berfikir.
"Cewek paling cantik di sekolah ini!" Seru Alvi.
"Siapa?" Tanya Arka.
"Alea." Ucap Alvi.
"Ogah! Gak ada yang lain apa? Dari sekian banyak cewek cantik di sekolah ini kenapa harus dia?" Arka benar - benar tak menyukai perempuan itu.
"Gue punya empat alasan buat lo milih Alea. Pertama, Alea adalah salah satu cewek cantik yang terkenal di sekolah kita. Kedua, diantara semua cewek cantik cuma dia yang single. Ketiga, selain cantik dia juga ramah dan pinter jadi lo gak bakal malu kalo jalan bareng dia. Dan keempat, dia naksir sama lo jadi dia pasti bakal nerima waktu lo nembak." Alvi menjelaskan beberapa detail tentang Alea. Sepertinya gadis cantik itu akan bersin karena sedang dibicarakan oleh kedua pemuda tampan ini.
Arka berdecak lagi. Kenapa harus cewek itu? Cewek paling memuakkan menurut Arka.
"Kalo masalah diterima, cewek manapun gak bakal nolak kalo ditembak oleh seorang Zaynico Arka!"
"Pede banget lo!" Ucap Alvi menoyor kepala Arka.
Setelah berpikir dan menimbang - nimbang serta berdamai dengan hati kecil yang menolak. Arka pun memutuskan untuk memilih Alea. Keputusan yang paling tidak diinginkan selama hidupnya.
"Oke. Lo bantuin gue buat nembak dia." Ucap Arka membuat sang sahabat cukup kaget.
"Lo serius?" Tanya Alvi masih tak percaya.
"Iya. Dari pada entar gue kelihatan menyedihkan di depan mantan. Entar juga gue putusin habis acaranya Sergio." Ucap Arka cuek.
"Oh iya, gue juga saranin lo jangan menganggap dia cewek gampangan atau apapun itu. Dia cewek, bro. Dia punya hati." Ucap Alvi.
"Siapa juga yang bilang dia gak punya hati?"
"Terserah lo deh." Ucap Alvi lelah menghadapi sikap sahabatnya.
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi nyaring menandakan jam pelajaran hari ini berakhir. Alea bergegas menuruni anak tangga sekolahnya untuk segera ke parkiran takut ketinggalan melihat Arka pulang seperti biasanya.
"Alea!" Panggil seseorang ketika Alea hampir sampai di parkiran.
Alea yang merasa terpanggil membalikkan tubuhnya dan mendapati Alvi yang sedang tersenyum sambil mengangkat tangannya memberi kode untuk Alea agar mendekat.
"Ada apa kak?" Tanya Alea sambil tersenyum menghampiri Alvi.
"Ntar malam lo ada acara gak?" Tanya Alvi.
"Hmm. Nggak ada, kak." Ucap Alea polos.
"Boleh nggak gue jemput lo ntar malam?"
"Emang mau kemana kak?" Tanya Alea mengernyitkan dahinya.
"Mau ngajak makan malam aja sih. Sama ada surprise juga buat lo."
"Surprise? Dalam rangka apa kak?" Alea tertawa geli mendengar penuturan Alvi.
"Rahasia. Pokoknya nanti malam gue jemput yaa!" Alvi mengedipkan sebelah matanya kemudian segera berlalu dari hadapan Alea yang masih mematung.
Gak jelas banget sih kak Alvi!
Eh, tapi kalo ntar ada Arka gimana? Kak Alvi kan sahabat dekatnya Arka.
Alea bergumam dalam hatinya.Tak ingin memikirkan hal itu, Alea pun segera beranjak menuju parkiran dan melihat mobil Arka sudah tidak ada disana.
Tuh kan! Gue ketinggalan. Lagian susah banget sih move on dari Arka.
Alea bergumam lagi sebelum akhirnya ia memasuki mobilnya dan meninggalkan area sekolah.Waktu berlalu begitu cepat. Gelap malam mulai menghiasi sang langit.
*drrrtt*
Handphone Alea bergetar lalu timbul LED notifikasi berwarna hijau.
Alea yang baru saja keluar dari kamar mandi segera meraih handphonenya setelah melihat LED notifikasinya berkedip.
Ternyata pesan WA dari Alvi.
Kak Alvi
Gue jemput jam 8 yaa. Dandan yang cantik loh ;)Setelah membaca pesan dari Alvi, gadis itupun segera mengetik sesuatu di layar pipih itu.
Iya kak.
Terkirim. Balasan singkat yang dikirim Alea sebelum ia bergegas mengganti baju dan bersiap - siap. Jalan dengan kakak kelas membuatnya harus tampil lebih cantik, terlebih lagi agar dia tidak memalukan nantinya.
Sekarang pukul 7.45
Alea telah bersiap menunggu di ruang tamu.*tinn tin..*
Klakson mobil membuat Alea segera bangkit dari duduknya dan beranjak membuka pintu. Tampak sebuah mobill berwarna hitam terpakir di depan gerbang rumahnya. Alea pun segera beranjak menghampiri mobil tersebut.Melihat Alea mendekat, Alvi segera keluar dari mobilnya. Terpesona. Itulah yang Alvi alami saat melihat Alea malam ini. Gadis cantik itu terlihat semakin cantik malam ini. Alvi semakin yakin bahwa Alea adalah pilihan yang tepat untuk Arka.
"Kita berangkat sekarang?" Tanya Alvi. Alea tak membalas, ia hanya mengangguk pelan.
Alvi membukakan pintu mobil untuk Alea, lalu segera mengitari mobilnya dan duduk di kursi kemudi. Tak lama mobil itu pun meninggalkan pekarangan rumah Alea.
To be Continued
Don't forget to VOTE and COMMENT(!)
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Teen Fiction"Kalo gue perjuangin lo kali ini, lo mau kasih gue kesempatan gak?" "Selalu ada kesempatan buat orang yang mau berjuang, Kak."