Pagi yang cerah terasa semakin indah ketika seorang gadis cantik ikut tersenyum sambil melangkah merasakan aroma embun.
Alea berjalan menyusuri area sekolahnya. Ia tersenyum sekilas menatap bunga - bunga yang menghiasi sekolahnya, lalu segera menaiki tangga menuju lantai 3, dimana kelasnya berada. Belum banyak murid yang datang karena bel masih akan berbunyi sekitar 20 menit lagi.
"Alea." Seseorang memanggil Alea yang baru saja hendak membuka novel yang ia genggam.
"Iya?" Ucap Alea sambil berbalik menatap orang yang telah memanggil namanya.
"Lo pacaran sama kak Arka?" Tanya orang itu yang merupakan teman sekelas Alea.
Alea bingung harus menjawab bagaimana. Tapi berbohong bukanlah sifatnya. Jadi, lebih baik jujur saja kan? Lagian memang benar dia berpacaran dengan Arka.
"Iya." Jawabnya santai sambil tersenyum ramah.
"Bukannya Arka baru putus ya? Setahu gue, Arka sayang banget sama Vindy." Ucap gadis itu lagi.
"Bukannya perasaan bisa berbalik dalam hitungan menit? Gue percaya sama Arka." Ucap Alea datar. Tampaknya ia sedikit kesal.
"Up to you. Gue cuma mau ingetin lo buat hati - hati." Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Alea sendirian di kelasnya.
Alea yang tak mengerti maksud ucapan orang itu, kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Ia kemudian membaca novelnya dengan fokus.
Mobil Arka baru saja terparkir rapi di parkiran sekolah. Pemilik mobil itu segera turun dan berjalan memasuki area sekolahnya. Semua murid sudah menyusun barisan. Mereka akan melaksanakan rutinitas mereka setiap pagi yaitu apel pagi. Hampir saja Arka terlambat.
"Tumben lo lama?" Tanya Alvi yang baru saja melihat Arka bergabung ke barisan.
"Kesiangan gue!" Ucap Arka sambil merapikan dasinya yang sedikit berantakan.
"Seorang Arka bisa juga kesiangan. Gak nyangka gue." Ucap Alvi sambil terkikik geli.
"Mending lo diem, ntar kita disemprot Buk Dewi." Ucap Arka kesal.
"Oke, boss!" Ucap Alvi sok patuh.
Setelah selesai melaksanakan apel pagi. Semua murid diperintahkan untuk memasuki kelasnya masing - masing.
"Cewe lo, tuh." Ucap Alvi menunjuk Alea yang sedang bercengkrama dengan temannya.
"Trus kenapa? Cewe gue ini, kok lo yang lebay?" Ucap Arka cuek.
"Cantik gitu dianggurin, mending diapelin!" Alvi meledek Arka.
"Sialan lo!" Ucap Arka.
Dua pemuda itu berjalan melewati kelas Alea. Gadis itu tersenyum pada mereka berdua terlebih pada Arka. Namun Arka hanya membalasnya dengan senyum paksaan.
Kok Arka senyumnya gitu ya?
Tanya Alea dalam hati.Namun Alea segera membuang semua pikiran jeleknya. Ia segera memasuki kelasnya karena sebentar lagi jam pelajaran akan segera dimulai.
"Lo gak boleh kaya gitu, Ka." Ucap Alvi menasehati.
"Gak boleh apanya?" Ucap Arka tak mengerti.
"Lo mesti hargai perasaannya, Alea itu masih cewe lo, bro."
"Emang berapa harganya?" Arka bertanya dengan cuek.
"Ck. Ngeselin lo."
"Kan lo yang nyuruh ngehargain? Lagian bentar lagi juga gue putusin." Arka berkata dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
Teen Fiction"Kalo gue perjuangin lo kali ini, lo mau kasih gue kesempatan gak?" "Selalu ada kesempatan buat orang yang mau berjuang, Kak."