Wisata #2

35 8 0
                                    

  "Ah akhirnya selesai juga."

  Hari masih tetap panas. Sampai anak-anak itu dibuat seluruhnya berteduh dibawah pohon, sambil mendengar sepatah kata orang-orang yang berdiri di depannya. Siapa lagi selain Daviel, Elicya dan Nyonya Annie?

  "Siang Eastville Foundation?!" Daviel membuka sambutan penutup.
  "Siang!" sahut anak-anak dengan semangat.
  "Hari ini sekian pariwisata kalian di peternakanku. Ini suatu yang mengagumkan, kalian tertawa senang sambil memilah telur, memerah sapi, ataupun menunggangi kuda. Kalian jadi punya pengalaman baru. Aku pun banyak berterima kasih dengan kalian." tutur Daviel berbangga. "Selanjutnya, akan dilanjutkan oleh Nyonya Annie."

  Daviel mundur dan sengaja meminta Annie Taylor, selaku pemilik panti untuk memberi ucapan kepada anak-anak asuhannya. Ia mundur sampai persis bersebelahan dengan Elicya, yang sedang menyender pada pohon.
 
  "Kuharap ibuku tidak membicarakan kita lagi," bisik Elicya.

  "Oke, selamat siang. Seperti yang diucapkan Daviel tadi, acara kita sudah berakhir, dan setelah ini kita akan pulang. Hari ini mungkin pengalaman terbaik untuk kalian, dan kita, mewakili sepasang jodoh ini," tengok ibu cukup tua itu sejenak. "Berterima kasih atas partisipasi kalian."

  "Jodoh? Ibuku sudah gila kah? Ia benar-benar tertarik dengan Daviel sekarang untuk menjadi pacarku?" gerutu Elicya dalam hatinya.

  Seseorang dari anak-anak itu mendeham secara sengaja.

  "Oh sial," bisik Elicya sambil mengalihkan pandangan, tidak ke anak-anak panti asuhan ibunya itu lagi.

  Daviel hanya menggeleng-geleng akan perkataan Nyonya Annie itu. Ada saja yang berbicara seperti itu. Tidak hanya orangtuanya saja.

  "Ohoh sepertinya mereka salah tingkah," Annie Taylor bergurau. "Kuharap kalian benar-benar berjodoh."

  "Dan aku mendapat laporan sedikit mengenai kalian," lanjut Annie Taylor sambil tersenyum. "Aku mendengar Elicya mengusap keringat Daviel. Apakah kalian benar-benar melakukannya?"

  Mereka berdua terdiam. Elicya menutupi muka dengan kedua tangannya karena malu. Miletta, anak itu!

  "Oh maaf nyonya, itu hanya sekedar keakraban pertemanan saja," jawab Daviel santai, berusaha keluar dari situasi yang menjebak ini.
  "Mereka berjodoh!" teriak Miletta, dari sisi ujung.
Ia yang melihat secara persis kejadiannya tadi.
  "Iya mereka berjodoh!"
sahut yang lain.

  Suasana sempat riuh dan heboh. Elicya tak bisa menahan malu, sampai berbalik badan. Ia malu diperlakukan seperti itu. Daviel bangkit dari senderannya, dan sama halnya dengan Elicya, membalikkan badan. Ia hanya saja berkacak pinggang dan mondar-mandir.

  "Daviel, Elicya" panggil Annie Taylor, ibu dari Elicya itu.

  Dengan cukup susah mereka melangkah kembali ke depan kumpulan anak-anak yang rata-rata berusia remaja. Elicya melepas tutupan tangannya pada wajah, dan mukanya merona merah. Daviel, masih dengan perlakuan sama, mondar-mandir berbalik badan sambil berkacak pinggang.

  "Oke panti asuhan Eastville bukan biro jodoh bukan? iya , terima kasih,"

  Suasana masih heboh dan riuh. Akhirnya suasana itu ditenangkan ibu yang biasa dipanggil 'Nyonya Annie'.
  "Oke-oke. Sekarang apa mau kalian kepada sepasang lelaki bujangan dan gadis rupawan ini?"
 
  Lagi-lagi Miletta mengangkat tangan. Oh anak ini lagi. Di panti asuhan, ia salah satu anak yang paling aktif pula dalam menjebak siapapun, tidak hanya menjadi seorang yang selalu memimpin.

  "Iya Miletta?" tunjuk Annie Taylor.
 
  Gadis remaja itu bangkit, melangkah ke depan, dengan senyum-senyum licik ingin mengerjai.
  "Aku ingin mereka saling mengungkapkan cintanya." ucapnya senyum-senyum menatap sepasang teman yang dijodohkan itu. Ia lalu menatap teman-temannya. "Kalian setuju?"
 
  "Iya setuju!" teriak lainnya.
  Suasana kembali heboh dengan siulan dan sorakan. Elicya kembali menutup mukanya yang sudah merah. Daviel kembali membalikkan badannya seolah membuang muka karena malu.
 
  "Ayo, turuti permintaan mereka," Annie Taylor berucap lagi.
 
  Hampir beberapa menit mereka disoraki. Mereka berdua hanya berdiri di depan para kumpulan anak panti Eastville Foundation , saling malu untuk menatap. Ini memang gila, mereka sampai dijodohkan.

Approval Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang