bangkit

1.8K 58 0
                                    

Aku mulai bangkit dari keterpurukan ini, hari ini adalah hari senin. Banyak orang yang bilang hari yang sial. Tapi, bagiku hari ini adalah hari awal mulai kehidupan baru, aku akan melupakan semua yang sudah terjadi. Yang terjadi biarlah terjadi dan biarlah berlalu. Saatnya aku melangkah maju menuju masa depan yang cerah.

Pagi ini aku menyapa mama dan papa yang berada di meja makan.

"Pagi... Mama.. pagi papa" ucapku sambil mencium pipi mama dan papa.

"Pagi... Sudah mulai untuk bekerja?" Tanya papa.

"Aku yakin aku siap..."jawabku kuat.

"Yasudah ayo kita berangkat..." Kata papa.

"Lah pa... Aku ini seorang CEO dan aku adalah kepala perusahaan.. kok papa ikut pergi sih.... Kan sekarang aku ini bosnya...Papa kan gak ada hak lagi..."kataku cerocos

"Eh enak aja.. selagi papa masih hidup itu belum sepenuhnya milik kamu... Itu punya papa.. kamu itu sebagai pengganti papa aja... Sampai papa di panggil Allah.. udah ah... Cepat nanti telat..." Jawab papa sambil pergi meninggalkan aku yang ternganga oleh kata papa.

"Mama...."kaduku ke Mama.

"Sudah sana pergi ntar telat loh nak..." Jawab mama manis.

Mama sama papa sama aja, hmmm mau tidak mau aku harus ikut kata mama dan papa.

Aku menghampiri mobil kantor yang siap mengantar jemputku, aku langsung duduk di belakang bersama papa.

Aku melihat ke arah papa, papa sama sekali tidak memandangku dan bicara denganku, ia asyik saja bermain games angry bird permainan bocah.

"Papa.. udah dong mainnya... Aku papa cuekin..." Kataku manja.

"Ih.. jangan ganggu papa... Papa lagi serius ni.. nanti papa kalah" ucap papa sambil melanjutkan permainannya.

Aku menghela nafas dengan kasar dan memalingkan wajah ke jendela mobil.

"Sayang... Jangan ngambek dong..." Kata papa

"Habisnya papa cuekin aku, kayaknya papa lebih sayang Ipad-nya dari pada aku.. emang iPad itu anak papa?" Tanyaku garang.

"Wih... Princes papa garang... Iiiiihhhh tatuuuuuuutttt" jawab papa alay.

"Ih.. papa alay..." Sambil mencubit pinggang papa.

"Eh.. dah kayak mama ya main cubit-cubit aja..."

"Biarin kan anak mama..."kataku ketus.

"Oh..." Kata papa sambil mencium dan memelukku erat.

Kami tak sadar bahwa kami sudah sampai di kantor. Suara pak Ujang supir pribadiku memberitahukan bahwa kami sudah sampai di kantor.

"Ehm... Permisi non tuan... Kita sudah sampai..." Ucap pak Ujang.

"Oh.. yaudah ayo turun nak... Makasih pak Ujang..." Ucap papa.

"Ayo pa... Makasih pak Ujang.. hati-hati di jalan ya..." Kataku sambil meninggalkan pak Ujang.

Kami mulai memasuki kantor, semua mata tertuju padaku dan papa. Dan mata yang melihatku seperti mata kasihan kepadaku setelah kejadian yang menimpaku.

Papa yang memperhatikan keresahanku langsung mengeratkan genggaman tangannya dan langsung memasuki lift buat para petinggi perusahaan. Sepupuku ikhlas juga berada di dalam lift tersebut dan menyapaku dan papa.

Ah.. ya aku kenalin dulu sama kalian mas ikhlas ini siapa.. dia ini adalah anak sepupu papaku dari pihak Oma. Nah jadi karena papa gak punya saudara dan juga gak punya keponakan yang sedarah. Jadi, papa ngangkat dia sebagai meneger keuangan di perusahaan ku.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang