teguran

1.7K 59 0
                                    

Papa memang marah kepada mas Riyo, aku selalu membuat papa agar tenang karena mengingat kondisi papa yang tak stabil, takut nanti jantung papa kambuh.

"Udah... Papa duduk dulu minum airnya dulu ya, urusan mas Riyo yang sering telat biar aku yang ngurus ya papa?" Kataku membujuk papa.

"Tapi nak ini udah keterlaluan sering telat begini.. dia itu dokter walaupun gak semua karyawan sakit tiap hari, tapikan dia juga bisa jaga-jaga. Dia punya tugas juga.." kata papa emosi.

"Papa udah ya.. mending papa duduk dulu istighfar.. ingat kondisi jantung papa" kataku mengelus lengan papa

"Kamu itu ya bikin papa lemah tau gak.. papa gak bisa bantah kata anak papa ini... " Kata papa sambil memelukku.

"Aku sayang papa..." Kataku membalas pelukan papa.

Hari ini aku akan membereskan mas Riyo yang sering telat ini. Aku menyuruh salah satu karyawan untuk memanggilnya ke ruanganku sekarang. Ets.. papa udah aku suruh pulang kok, soalnya kalau papa ada dia emosi nantinya.

Bunyi ketukan pintu di ruanganku membuat aku melihat ke pintu itu sebentar dan kembali menatap kertas yang ada di atas meja.

"Ya... Masuk..."ucapku.

"Ada apa panggil gue.." kata mas Riyo marah

"Mas.. mending kamu duduk dulu.." ucapku santai. " Mas.. ingat ya mas, mas itu sering telat dan papa udah liat itu semua lewat cctv.. mas tolong mengerti lah.. aku gak mau mas di marahin papa sampai buat mas malu.." ucapku memohon

Klek....
Bunyi pintu ruanganku di buka, sepertinya ada orang yang akan masuk. Benar saja ternyata itu papa.

"Papa..." Ucapku menghampiri papa

"Sayang..." Ucap papa memeluk dan mencium keningku.

"Papa kenapa di sini? Bukannya papa tadi aku suruh pulang.. papa kok disini." Ucapku

"Papa mau nemenin putri papa.. soalnya mama pergi arisan jadi sepi dirumah.."kata papa.

"Eh ada Riyo.. sini... Saya mau bicara denganmu...." Sambil duduk di kursi kebesarannya.

"Ada apa om..." Kata mas Riyo.

"Papa udah yang tenang, biar aku aja ya yang urus..." Kataku membujuk dan mengusap lengan papa.

"Kamu itu ya jangan seenaknya bekerja di sini!!!" Bentak papa.

"Papa.. udah..." Kataku yang mengingat jantung papa.

"Kamu itu anak Bram.. seharusnya lebih disiplin dong, jangan seenaknya... Kamu gak punya aturan apa!!" Kata papa

Sedangkan mas Riyo hanya diam menenundukkan kepalanya.

"Papa udah..." Ucapku menenangkan papa

"Kalau kamu begini terus saya tidak akan segan melaporkan sikapmu kepada papamu.." kata papa

Mas Riyo hanya diam, aku menenangkan papa. Terlihat dari kaca ruanganku bahwa para karyawan melihat dan menguping kemarahan papa. Mereka mulai berbisik-bisik.

"Sudah ... Mas sekarang balik ke tempat ayo cepat.. sebelum papa marah lagi.." jawabku.

Mas Riyo hanya diam dan menundukkan kepalanya, saat ia keluar banyak karyawan yang menyiramkannya dan mencibirnya. Tapi dia hanya diam saja dan langsung ke ruangan kesehatan kantor.

"Papa gak boleh gitu... Papa marah sih marah.. tapi jangan bentak terlalu keras, diakan jadi malu papa.." sambil memberikan air putih dan menggosokkan lengan papa.

"Papa gak suka kalau ada yang telat..." Ucap papa.

"Udah sekarang dia urusanku sekarang mending papa istirahat di kamar sana..." Sambil menunjukkan ruangan kamar yang aku buat sejak awal aku menjabat.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang