sabar

3.5K 56 2
                                    

Aku disini menunggumu, menunggu untuk mendapatkan cinta mu, walaupun aku lelah akan semuanya, hanya kau dan demi kau aku bertahan. Akan ku buktikan kepada dunia , aku akan melumpuhkan hatimu yang keras itu. Tak perlu kau mencintaiku aku hanya perlu kau selalu berada di sampingku.

*Anita Dwi Anggoro*

***

Anita POV

Malam ini aku tidur sendirian tanpa di temani seorang suami, malam  ini seharusnya malam terindah bagiku.

Entah kenapa dia malah jadi dingin,cuek, tak seperti saat kami ingin menikah dahulu. Ada apa? Apa yang terjadi?.

Hari ini kami pindah ke rumah kedua orang tua suamiku, ya kerumah suamiku. Di sana mama dan papa sudah memintaku untuk tinggal sementara di rumahnya. Syukur bagiku, karena aku masih ada teman untuk di ajak berbicara.

Tok...Tok..Tok..

Mas Riyo mengetuk pintu rumah, dan pintu itu di buka oleh seorang wanita yang umurnya sudah menginjak umur lima puluhan. Dia adalah pembantu rumah ini, namanya bikin asih.

"Eh selamat datang den.. non.. mari masuk..." Sapa si bibik.

"Tuan.. nyonya.. non dan Aden sudah datang.." berlari sambil memberi tahu orang rumah.

Aku masih di belakang mas Riyo, aku masih memegang koper bawaanku dan mas Riyo, entah kenapa aku merasa mas Riyo tidak peduli denganku. Aku melihat rumah ini, rumah yang serasa sepi, dingin, dan juga mewah.

"Eh.. anak dan menantu mama sudah datang.." kata mama sambil memeluk mas Riyo.

"Eh.. Riyo... Dasar anak gak bertanggung jawab .. malah Anita yang bawain koper kamu.. seharusnya kamu yang bawa itu..Kesian menantu papa kecapean.." kata papa mertuaku.

"Ih.. dia sendiri yang mau kok.. iya kan Anita?" Tanyanya.

"I...i ... Ya... Pa.." jawabku.

"Aduh.. ayo masuk kita makan siang.. pasti kalian udah lapar kan? Ayo masuk.. mang Asep.. tolong bawakan koper anak dan menantu saya ke atas ya.. bawa ke kamar Riyo ya.." kata mama ke mang Asep.

Di meja makan, makanan sudah terhidang di depan mata, makanannya lumayan mewah, tak seperti di rumahku makan bersama papa cuman makan tahu dengan tempe di tambah sambal terasi. Walaupun aku adalah seorang CEO tapi aku sangat suka makanan sederhana seperti itu. Kita bisa belajar hidup susah mulai dari makanan.

"Mas.. aku ambilin ya?" Kataku sambil mengambil piringnya.

Tiba-tiba saja mas Riyo berdiri dan meninggalkan aku dan kedua mertuaku di meja makan, aku tercengang kenapa dia? Aku baru ingin menyendok kan nasi ke piringnya, malah pergi dianya.

Wajahku berubah menjadi sedih, entah kenapa semenjak malam pertama yang dingin itu kelakuan mas Riyo membuat hatiku terluka, walaupun tidak melalui kata-kata, tapi dari gerak dan sifatnya lah yang membuat hati ini tersayat dan terlihat ia tak suka denganku.

"Sudah nak.. makan dulu.. mungkin Riyo lagi kecapean kali makanya dia gak makan.. nanti kamu bawa makanannya ya ke kamar?" Kata mama

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang