Part 3

9.3K 424 43
                                        


Rangga

Selama disini, otomatis aktivitasku kembali ke kantor dan kadang-kadang ke rumah sakit, sebagai dokter specialis, aku memiliki banyak asisten yang akan membantuku menangani pasien-pasien, dan saat ini aku memutuskan untuk membatasi aktivitasku di rumah sakit sementara, sampai pendidikanku selesai, aku lakukan itu karena sebagai calon pimpinan rumah sakit milik keluargaku ini, aku tidak ingin membuat malu orang tuaku. Dan setelah itu aku akan fokus di rumah sakit, dan banyak mendelegasikan pekerjaanku di perusahaan kepada orang-orang kepercayaanku.

Akhirnya sedikit banyak aku harus ikut campur juga di perusahaan keluarga yang selama ini dipegang Bang Ivan, karena Bang Ivan yang memintaku, walaupun aku berusaha menolak, tapi papih dengan kekuasaannya yang luar biasa akan menghentikan biaya pendidikanku, dan akan mencoretku dari daftar pewarisnya, walaupun aku memiliki usaha sampingan lain, tapi tetap saja penghasilan terbesarku dihasilkan dari perusahaan keluarga ini.

Dan aku bisa apa? Posisiku hanya adik dari seorang Ivan Kartusya Yunarzat, dokter terkemuka didunia, yang hasil penelitiannya diadopsi oleh hampir semua rumah sakit dunia, sedangkan aku? Aku siapa, walaupun sama-sama dokter, tapi hasil penelitianku belum di gunakan diseluruh dunia, aku hanya dokter kecil-kecilan, yang mencoba menyelami dunia medis internasional.

Rengganis saudara kembarku, saat ini mengeluhkan kesibukannya yang menumpuk, belum dengan pasien-pasiennya di rumah sakit, padahal ia menginginkan waktunya untuk mengurus keluarganya, dan kesibukannya di rumah sakit sebagai dokter kandungan, membuatnya susah mendapatkan waktu luang, apalagi saat ini Nisa panggilan akrab Rengganis di berikan tanggung jawab lumayan besar oleh Bang Ivan, dan bisa dipastikan papih, juga mamih sekarang ini pasti sedang tersenyum manis melihat anak-anaknya yang berhasil ia paksa.

Mamih dan papih membebaskan kami mengambil profesi apapun, tapi beliau juga memberikan kami tanggung jawab yang luar biasa kepada perusahaan keluarga yang papih miliki, dan saat ini aku di serahkan tanggung jawab untuk memegang anak perusahaan di bidang konstruksi dan penyewaan alat-alat berat, dan beberapa perusahaan properti, juga perusahaan farmasi dan alat kesehatan, perusahaan pusat di pegang oleh Oom Bagus orang kepercayaannya papih dan di bantu oleh Indra suaminya Rengganis, sedangkan Bang Ivan masih enjoy memegang anak cabang di benua Eropa, meliputi Inggris, Prancis dan Jerman, dan akan mulai melakukan ekspansi bisnisnya di Belanda, Spannyol, Swedia, dan Norwegia, anak cabang di Eropa bisa sebesar saat ini, karena Bang Ivan sudah hampir dua puluh tahun menetap di benua itu, saat ini Bang Ivan dan keluarga menetap di Hannover karena Kak Sisi masih memiliki kontrak kerja di rumah sakit Hannover sampai akhir tahun depan.

Aku sendiri sudah berulang kali meminta Bang Ivan untuk segera pulang ke Indonesia, tapi selama ini Bang Ivan dan Kak Sisi selalu menolak usulku dengan alasan Allea yang baru mau masuk secondary school, dan tahun ini sudah mulai memasuki tahun ketiga, dan adik kecilnya si cantik dan si ganteng kembaran kebanggaanku Alana dan Alaric sudah memasuki tahun akhir di primary school. Dan tidak alasan lagi untuk Bang Ivan untuk segera pulang, dan menjadi pucuk pimpinan di perusahaan keluarga ini.

Seperti malam-malam sebelumnya, hampir tiap hari datang undangan jamuan makan malam, dari relasi bisnis yang kami miliki. Dan malam ini undangan jamuan makan malam itu datang dari keluarga Pak Herman, salah satu relasi bisnisku yang paling loyal terhadap proyek-proyek besar. Apa lagi saat ini aku sedang mengicar tender besar, untuk menyiapkan tanah untuk perusahaan properti terbesar di Indonesia ini. Dan aku tahu inilah kesempatan emasku untuk dapat memenangkan tender besar penyediaan alat berat dan kontruksi bangunan.

Undangan ini tidak murni hanya sebatas undangan, tapi aku tahu ada maksud lain yang ingin diajukan oleh Pak Herman, Pak Herman tampaknya tertarik untuk menjalin kerjasama bukan hanya dari segi bisnis tapi hubungan kekerabatan juga, karena sudah berulang kali Pak Herman membicarakan anak gadisnya yang bernama Tiara.

The Right MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang