Part 15

5.5K 406 9
                                    

Hai, halo, selamat pagi, Assalamualaikum. Apa kabar semuanya? Bagaimana puasanya lancar kan? Alhamdulillah ya.. kita sudah memasuki hari yang ke-Lima, keseruan apa yang biasa di daerah Anda dalam menyambut Ramadhan? Di tempatku? Ehm... Banyak, yang pasti kulinernya luar biasa, asal perut bisa menampung, semuanya ada disini.

Ehm... Adakah yang menunggu cerita ini? Maaf banget, cerita ini idenya lagi mandek, tapi InshaaAllah sekarang sudah lancar walaupun mungkin hanya sedikit-sedikit, tidak apa-apa ya.. yang penting update lancar. Hehehe...

Selamat membaca pembaca setiaku, mohon maaf kalau banyak kurangnya ya.. Kalau kurang greget, atau kurang apapun, mohon dimaafkeun.

jangan lupa juga tinggalkan jejak-jejak cinta untukku ya... salam cinta penuh kasih. Kiss-Kiss-Kiss.

****

Lana

Pagi ini aku sedang disibukan dengan berbagai macam pekerjaan tetek bengek yang kalau di gabungkan akan menjadi pekerjaan yang sangat besar. Saat ini aku sedang berada di gudang, untuk mengecek barang-barang yang sudah hampir habis dan harus segera di penuhi. Belum lagi ada anak-anak yang sakit yang membutuhkan perhatian lebih, sedangkan tenaga bantuan belum datang, karena mereka mahasiswa yang bekerja paruh waktu masih menghabiskan libur musim dingin dengan menjelajah berbagai tempat dan bermain snowboarding, sliding sports dan snowmobiling. Kesibukan liburan khas anak muda Amerika yang sangat terkenal di dunia, yang aku pun pernah melakukannya dulu saat mengikuti pertukaran pelajar di DC.

Handphone yang aku simpan di saku celanaku berdering nyaring, membangunkan lamunanku. Gea.

"Halo."

"Bisa kita ketemu hari ini?"

"Bisa, ada apa? Tidak biasanya kamu ngajak aku ketemu?" tanyaku terkejut.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin ngobrol saja denganmu, bolehkan?" tanyanya ramah kepadaku.

Aku menganggukan kepalaku, dan saat aku sadar Gea tidak menihat anggukanku, aku menjawab. "Baiklah, dimana?"

"Di Chez Panisse, aku sedang ingin menikmati muffinnya, muffin disana enak banget lho," jawab Gea riang, membuatku mengerutkan kening, aneh.

"Baiklah. Jam berapa kita ketemu disana?"

"Selepas kau selesai dengan pekerjaanmu,"

"Baiklah aku akan menyelesaikan pekerjaanku hari ini lebih cepat,"

"Baiklah, kalau kamu sudah sampai lebih dulu, hubungi aku, aku sedang melakukan shooting iklan tidak jauh dari sana."

"Baiklah, nanti aku akan menghubungimu."

"Bye."

"Byee."

Setelah menutup pembicaraan via telepon dengan Gea, aku termenung. Sangat jarang terjadi Gea menghubungiku, dan ingin bertemu denganku, bisa jadi ini adalah kali pertama kami akan bertemu di luar apartemen yang kami tempati selama ini.

Ada apa sebenarnya? Aku hanya bisa menghela napas, tidak mau menduga-duga.

****

Aku sampai ke Chez Panisse molor dari waktu yang telah ditentukan selama hampir tiga puluh menit dari waktu yang sudah ditetapkan olehku dengan Gea tadi di telepon. Hari ini aku memiliki kesibukan lebih dari biasanya, Auntie Pamela ingin mengadakan acara pesta peringatan ulang tahun daycare ini lebih meriah dari biasanya, dan persiapan juga konsep sudah harus dilaksanakan sejak hari ini, padahal peringatannya itu akan dilaksanakan enam bulan dari hari ini. Dasar Auntie Pamela ada-ada saja idenya.

The Right MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang