Rangga
Ini sudah bulan Oktober, Tidak terasa, Lana sudah hampir satu bulan berada disini, dan hebatnya lagi Gea belakangan ini ia tidak pernah datang lagi kesini, dan usia kehamilannya sudah hampir empat bulan, dari informasi dokter yang merawatnya.
Pertelepon aku memastikan bahwa Gea baik-baik saja, dan saat ini dia sedang ada syuting iklan susu hamil di tv lokal. Aku bersyukur, karena untuk sementara Gea berarti tidak akan datang ke apartemen kami.
Tanpa kehadiran Gea disini, kembali aku mengalami bulan madu panjang bersama Lana, walaupun aku tahu, hal ini tidak akan bertahan lama, karena besok atau lusa, aku harus segera memberitahunya, tentang tujuanku membawanya kesini.
* * *
Besok paginya, saat aku sudah mandi, dan masuk ke ruang dapur, tampak Lana sedang asyik menikmati sarapannya, "pagi sayang?" Sapaku riang menjangkau kepalanya dan mencium keningnya mesra.
"Pagi Ga."
Setelah menarik kursi aku duduk disebelahnya, "tidur nyenyak semalam sayang?" Tanyaku sambil mengambil roti, dan mengolesnya dengan selai banyak-banyak.
"Lumayan." Jawabnya.
Aku tersenyum. Melihat itu aku kembali berkata, "ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu sayang,"
Matanya menatap mataku. "Apa itu?"
"Kedatanganmu kesini."
"Maksudmu?"
Aku menganggukan kepalaku, "maafkan aku yang telah melakukan ini padamu sayang,"
Lana mengerutkan keningnya tidak mengerti.
Aku berusaha tegar mengatakan ini, tanganku yang sedingin es aku tautkan jari-jarinya agar tidak gemetar. "Gea hamil sayang.."
Kerutan di kening Lana semakin dalam, "Gea, Gea siapa?
"Gea, wanita yang aku cintai, wanita yang aku nikahi di bawah tangan.." jelasku.
Wajah Lana berubah pucat. "APA?" Lana menaruh roti yang mau ia makan ke atas piring, mata hitamnya tampak kelam, bibirnya bergetar menahan tangis, dimatanya tampak segaris luka, "kenapa kamu tega melakukan ini Ga?"
Lana berdiri menjauhi meja makan dan berdiri membelakangiku menatap keluar dari jendela, menatap gedung-gedung tinggi di seberang. Kepalanya menunduk.
Tuduhan itu memang benar. Aku tega melakukan ini kepada Lana, orang yang telah berbagi hidup selama hampir 6 tahun ini.
Bahu Lana tampak tegang. "Aku tahu kamu tidak pernah mencintaiku Ga, tapi aku tidak menyangka kamu akan berbuat sejahat ini padaku. Jadi apa maksud kamu memaksa mengajakku datang ke negara ini?" Lana berbalik, ia menatapku penuh kemarahan, dan matanya tampak hampir banjir air mata, walaupun aku tahu ia masih berusaha menahannya, napasnya memburu menahan kemarahan yang hampir meledak.
Nyaris tak terdengar saat aku mencoba bicara. "Siapa bilang aku tidak mencintaimu sayang?" tanyaku marah saat Lana mengeluarkan pertanyaan itu, dan meragukan perasanaanku.
Tampak Lana terdiam.
"Maafkan aku sayang, atas kesalahanku yang ini." Sambungku saat melihat Lana hanya terdiam. "Aku menginginkan kamu menjadi Ibu anakku, aku ingin anakku yang akan segera lahir dianggap anak yang sah secara hukum dan agama, dan aku ingin kamu mau menjadi Ibu yang merawatnya, selama Gea jauh melanglang buana ke tempat-tempat baru..."
Lana tampak shock berat. Mendengar penjelasanku, yang aku pun yakin sangat mengejutkannya. Setelah beberapa kali Lana mengerjapkan matanya, tersadar dari keterkejutan yang telah aku buat untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Mistake
RomanceRangga keterlaluan, membawaku melintasi belahan dunia hanya untuk menjadi ibu anaknya, yang akan lahir dari wanita lain. -Lana- Melihat wajah terluka milik Lana karena perbuatanku, membuat rasa bersalahku semakin menumpuk berkali lipat. Aku s...