chapter 2.

11.2K 571 3
                                    


"Aku harus cari uang dimana lagi ya tuhan.?! "
Keluh Jennie dipinggir jalan. Lima hari lagi kalau dirinya belum mengumpulkan uang untuk bayar sewa rumah dirinya benar-benar akan tidur dijalanan nanti. Membayangkannya saja ia tak mau.

"Tidak-tidak aku tak mau tidur dijalanan. Berfikir Kim Jennie ayo berfikir bagaimana caranya kau mengumpulkan uang sewa. Mungkin saja kalau aku masih bekerja di caffe aku masih punya uang, manager sialan kalau saja dia tak melecehkanku mungkin sekarang aku masih bersantai ria dikasur empukku.
Arrghh..!!! Sial.! Sial.! Sial.!. Lalu aku harus bagaimana sekarang."

Suasana siang hari yang begitu panas membuat keringat bercucuran di dahi Jennie bisa-bisa kulitnya semakin terlihat tanning. Percuma sudah ia merawat kulitnya kalau dirinya harus panas-panasan mencari uang seperti ini. saat dirinya yang tak punya uang tiba-tiba tasnya dijambret orang.

"Yak.! Jambret.!!! Sialan.! " umpat Jennie dengan mengejar jambret itu. Ia harus mendapatkan tasnya sekarang karna didalamnya ada ponsel dan juga barang-barang yang menurutnya berharga termasuk foto ibunya.

"Yak.!!! Jangan lari kau.!!! "
Jennie masih terus mengejar jambret itu, dirinya mempunyai ide agar si penjambret itu bisa tertangkap. Dengan segera ia mencegah kearah lain, dengan kemampuan bela dirinya yang cukup Jennie siap untuk beradu pukul dengan penjambret itu nanti.

"Cepat kembalikan tasku.! "

"Cih.! Kau mau ini.!? Ambil saja kalau kau bisa nona. " ucap si penjambret meremehkan Jennie. Dengan idenya Jennie sudah bersiap-siap untuk menyerang. Diambilnya pasir satu genggam dengan alibi ia membenarkan tali sepatunya disaat pandangan pria itu terfokus pada wajahnya dengan segera Jennie melempar pasir tepat keaah mata pria itu dan itu berhasil membuat tasnya lepas dari tangan pria itu.

"Brengsek.! Gadis sialan kau.!
Akhhh.! mataku. " racau pria itu dengan mengusap-usap matanya. Jennie yang merasa usahanya berhasil tertawa puas dengan segera mengambil tasnya yang tergeletak. Tidak lupa Jennie menendang kaki pria itu untuk sekedar memberi pelajaran.

"Rasakan ini.! Bughh.!!!. "

"Yak.!! Gadis brengsek.!." lagi-lagi pria itu mengumpat dengan memegangi kakinya yang sakit, kini semua orang melihat kearahnya, daripada dirinya babak belur dipukuli orang yang melihat kearahnya lebih baik ia kabur.

"Yak.!!! Mau kabur kemana kau.!. " teriak Jennie yang melihat pria itu kabur. Dirinya masih belum puas memberi pelajaran pada pria itu. Diambilnya batu berukuran cukup besar kearah pria itu tapi sialnya dengan cepat pria itu menghindar dan malah terkena kaca mobil yang sedang terparkir.

PRANGGG..!!!

Jennie panik sekarang, bukan si pria itu yang kena kini malah kaca mobil yang sedang terparkir. Sedangkan si pria itu berhasil kabur.

"Mati aku.!." takut Jennie. didekatinya mobil itu guna melihat seberapa parah kaca mobil itu yang pecah. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti melihat si pemilik mobil datang. Ingin sekali Jennie kabur tapi sialnya orang itu sudah melihatnya dengan tatapan mata mengkilat tajam. Jennie melihat orang itu seperti tak asing dengan wajah itu.

"Sial.! Yak nona.! Kau apakan mobilku huh.!. " bentak si pemilik mobil dengan kilatan kemarahan diwajahnya. tunggu.? Sepertinya ia kenal orang itu. Ah Ya! Ia ingat, dia gadis yang sudah mengatainya pria kurang belaian.

"Jadi kau berniat membalasku dengan cara merusak kaca mobilku huh.!." bentak Taeyong si pemilik mobil.

"A-aku benar-benar tak sengaja melakukan itu pada mobilmu. Tadinya aku ingin melempar penjambret yang sudah menjambret tas ku dengan batu tapi sialnya malah mengenai mobilmu. " jelas Jennie dengan tangan gemetar.

"KAWIN KONTRAK" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang