***
Setelah mereka menghabiskan waktu di kafe Geral pun mengantar Tasya untuk pulang, karena hari sudah gelap. Selang beberapa menit, mereka berdua telah sampai di depan gerbang rumah gadis itu.
Tasya mulai menuruni motor besar Geral perlahan-lahan, "Makasih ral udah anter gue pulang dan nemenin gue ke kafe." Ujar Tasya sambil tersenyum ke arahnya.
Geral membalas senyumannya sambil mengangguk, "Iya sama-sama."
"Lo mau masuk dulu gak?" Tawar Tasya pada cowok itu.
"Um,.. kapan-kapan aja deh ya, udah malem soalnya gak enak sama ortu lo." Jawab Geral.
Tasya mengangguk memahami,"Oh gitu, yaudah deh. Gue masuk ya, lo hati-hati." Ujar Tasya yang mulai melangkah ke dalam rumahnya.
Tiba-tiba lengan Tasya di tarik oleh Geral, "Tunggu." Ujar Geral pelan.
Tasya pun membalikkan tubuhnya, "Ada apa?"
Geral terlihat salah tingkah, ia terus menggaruk tengkuknya, "Um,.. gue boleh minta id line lo gak?" Pinta Geral kikuk.
Tasya tertawa pelan, "Boleh kok," sahut Tasya sambil tersenyum.
Geral langsung memberikan ponselnya, dan Tasya mulai mengetik id line nya disana, "Nih, nanti gue addback ya." Tasya menyodorkan ponsel milik Geral dan di raih oleh cowok itu.
"Makasih, yaudah gue pamit pulang, ya. Assalamu'alaikum." Lalu Geral mulai menyalakan mesin motornya.
"Walaikumsalam, hati-hati yaa."
Geral pun mengangguk pelan dan pergi dari sana.
Tasya terus memperhatikan kepergian Geral, tanpa sadar lengkungan tercetak disana. Tasya tersenyum.
Tasya berjalan ke arah pintu utama, tidak terdapat siapapun di ruang tengah ataupun ruang tamu. Gadis itu pun beranjak ke lantai dua untuk mengistirahatkan tubuhnya di kamar.
Di dalam kamar, ia menubrukkan tubuhnya di kasur. Setelah itu, Tasya beranjak ke meja belajarnya yang dekat dengan jendela. Cewek cantik itu termenung di meja belajarnya. Ia memikirkan kejadian tadi, kedekatannya pada Geral. Candaan Geral padanya. Wajah Geral ketika ia sedang salah tingkah, semua moment itu selalu terngiang di otak Tasya.
"Kenapa gue mikirin Geral gini, sih?" Tanya Tasya pada diri sendiri.
Tasya mencium aroma tak sedap di tubuhnya, ia lupa kalo dirinya belum sempat mandi. Tasya beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selang beberapa menit berkutat di kamar mandi, ia pun kembali terduduk di meja belajarnya sambil mengeringkan rambutnya itu dengan handuk.
Tasya mulai mengambil ponselnya di dalam tas, ia melihat jam sudah menampilkan pukul 06.45 malam.
Kruyk...
Suara bunyi perut membuyarkan semuanya, Tasya memegang perutnya yang sedari tadi belum di isi oleh nasi. Padahal ia sudah makan donat ketika di kafe tadi, tapi cewek itu tidak merasa kenyang.
"Pengen makan, tapi males ke bawah," gumamnya.
Asyik berkelana dengan pikirannya, ponsel yang berada di genggamannya pun berdering. Ia melihat satu satu panggilan video call dari salah teman Linenya, sekilas dari display picture itu kalau di lihat-lihat sepertinya Geral.
"Geral?"
Tasya tersenyum girang, ketika Geral mem-video callnya. Dengan cepat, ia langsung mendial video call tersebut.
"Hai," Ujar Geral di sebrang sana, ia sedang berada di kamarnya juga dan rambutnya terlihat basah, Tasya yang melihat itu memuji cowok itu di dalam hati, benar Geral sangat tampan kala rambut cowok itu basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior Boy
Teen Fiction[My Junior Boy] - [Revisi on going] Kebencian Tasya pada sang Junior tengil yang bernama Geral kian berubah hari demi hari, apakah rasa benci itu akan berubah dan malah timbul perasaan suka di antara mereka? Lalu bagaimana dengan Jeff? Cowok...