11 ● Ketulusan

1.8K 79 0
                                    

***

Tasya menuntun Geral berjalan menuju UKS. Sesampainya disana, Tasya langsung membantu cowok itu duduk di tepi kasur. Geral terus memegangi pinggangnya dan wajahnya masih pucat. Lalu, Tasya pun memberikan segelas air putih padanya.

"Lo kenapa tiba-tiba ngeluh sakit pinggang?" Tanya Tasya yang sedari tadi terlihat khawatir sekaligus penasaran.

Geral masih meringis kesakitan, "Gue lupa minum obat." Jawabnya.

Tasya menautkan alisnya samar, gadis itu tak mengerti maksud jawaban dari Geral, 'Apa hubungannya sama belum minum obat?' Batin Tasya bertanya.

Tasya menatap ke arah bola mata Geral, "Kalau boleh tau, lo sakit apaan?" Tanya Tasya.

"Um,.." Ujar Geral menggantungkan ucapannya, "Gue,... sakit ginjal." Lanjutnya sambil menunduk.

Tasya membulatkan matanya di hadapan Geral, ia sangat terkejut setelah apa yang telah ia dengar, terlebih lagi ucapan itu barusan di ungkapkan sendiri oleh Geral.

Tasya masih memasang wajah kagetnya, "Lo serius?" Tanya Tasya memastikan.

Geral mengangguk pelan, "Iya." Jawab Geral sangat santai, "Mau lo percaya atau gak pun gue gak peduli, lagian gue gak perlu dikasianin." Timpalnya lagi sangat dingin.

Tasya merasa sangat terharu dengan apa yang telah di alami oleh Geral, yang ia tau Geral adalah junior yang nakal yang tidak taat pada aturan sekolah, tanpa gadis itu ketahui apa saja yang di alami Geral selama hidupnya.

Tasya terenyuh melihat Geral yang keliatan sangat kuat, "Gue percaya kok, bukannya gue sok peduli sama lo tapi gue prihatin sama apa yang lo alamin sekarang," tutur Tasya sambil tersenyum.

"Um,.. gue salut sama lo." Ujar Tasya lagi tulus sambil menampilkan senyum manisnya lagi pada Geral.

Geral hanya tersenyum tipis, ia merasa nyaman di dekat gadis itu, kalau boleh jujur jantung Geral sedari tadi berdetak sangat cepat dari biasanya.

"Thanks." Ucap Geral setelah itu.

Tasya hanya mengangguk meng-iyakan.

"Mending sekarang lo temuin Pak Handoko, dari pada nanti lo di omelin sama dia." Pinta Geral.

Tasya menepuk jidatnya kasar, cewek itu hampir saja lupa, "Ya ampun..., gue lupa!" Timpal Gadis itu.

"Kalau gitu gue kesana sekarang ya, lo istirahat aja, nanti gue bakal balik lagi kesini." Ujar Tasya lagi panjang lebar lalu pergi meninggalkan Geral disana.

Geral tak mengatakan apapun lagi setelah kepergian Tasya, ia hanya memandangi punggung gadis itu yang sudah menjauh dari sana, ia tersenyum lebar sambil terus memperhatikannya, "Cuma lo satu-satunya orang yang tulus peduli sama gue." Ujar Geral spontan.

Selang beberapa menit sakit di pinggangnya tak lama menghilang dengan sendirinya, ia pun beranjak dari UKS untuk menuju kelas. Cowok itu tak ingin berlama-lama di sana.

Ketika Geral hendak keluar ada seseorang yang masuk ke dalam UKS tersebut, sepertinya itu petugas PMR yang di tunjuk untuk menolongnya

Cewek itu terduduk di kursi, Geral pun menghampirinya, "Eh, nanti kalo ada cewek yang dateng kesini nanya tentang gue bilang aja gue udah pergi ke kelas ya, dan suruh dia buat ke kelasnya aja. Bisa, kan?" Jelas Geral panjang lebar.

Cewek itu mengangguk paham, "Siap."

Geral segera berlari menuju kelasnya.

Bruk! Sesuatu menghantam dadanya. Ia melirik ke bawah, sudah ada beberapa buku yang jatuh di sana. Dengan cepat, cowok itu mengambil buku-buku tersebut.

My Junior BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang