***
Tasya kini sudah sampai di depan kelasnya. Ia masih bersama Geral, Tasya melirik ke arah dalam kelasnya. Teman sekelas Tasya hanya bisa melongo melihat Tasya bersama Geral.
"Um,... Aku masuk ya." Ujar Tasya gugup.
Geral tersenyum, "Yaudah kamu masuk, aku mau ke kelas." Jawab Geral sangat lembut.
Tasya mengangguk pelan. Ia pun berjalan menuju dalam kelasnya, tapi tangannya di tahan oleh Geral.
"Ada apa?" Tanya Tasya bingung.
"Cuma mau bilang, semangat belajarnya."
Tasya mengembangkan senyumnya lalu mengucapkan, "Makasih."
"Yaudah aku ke kelas ya, dah." Geral pergi dari sana sambil melambaikan tangannya, dan Tasya pun langsung memasuki kelasnya dengan wajah ceria.
Sudah ada Irene disana yang siap mendengarkan cerita Tasya. Tasya pun duduk di kursinya dan menghembuskan nafasnya perlahan lalu membuangnya.
"Sya...," Belum selesai berucap, Tasya menyuruh Irene untuk bungkam.
"Diem dulu, gue baru duduk anjir, Ren." Beo Tasya.
Irene memutarkan bola matanya sambil mengerecutkan bibirnya itu, "Tasya mah malesin, cerita dong sama gue!" Tukas Irene penasaran.
Tasya membuang napasnya malas, "Iya bawel deh," Ketusnya.
Irene langsung bersemangat untuk mendengar cerita sahabatnya itu.
"Jadi gini...," Ujar Tasya yang akan menceritakan kejadian kemarin.
...
....
......
Tasya menceritakan semuanya dari awal. Mulai dari pertengkaran antara Geral dengan dua siswa brandal, sampai Geral mengungkapkan perasaannya pada Tasya.
Irene membulatkan matanya sedikit tak percaya, "Geral di pukulin sama suruhannya Jeff? Seriusan lo?" Tanya Irene tak menyangka, "Nggak nyangka gue sama Jeff." Sambungnya lagi.
"Apalagi gue, ren, gue kecewa banget sama dia," Tutur Tasya. "Kenapa dia harus ngelakuin hal konyol kaya gitu?" Tanya Tasya tak mengerti dengan jalan pikiran Jeff.
"Kan gue pernah bilang, Sya, dia itu bukan cowo yang baik. Lo jangan liat tampangnya, dia ganteng tapi brengsek." Timpal Irene sebal.
Tasya hanya menyunggingkan bibirnya.
"Gue rasa, dia ngelakuin hal itu karena gossip tentang lo jadian sama Geral." Lanjut Irene lagi.
Tasya mengerenyitkan dahinya tak mengerti, "Terus?"
"Dia ngga terima mungkin, kan lo deket sama dia, tapi lo malah jadian sama orang lain. Dan mungkin dia nggak mau lo jadi milik orang lain, maka nya dia bisa ngelakuin hal itu." Jelas Irene panjang lebar.
Tasya terdiam sejenak, ia berusaha mencerna kata-kata yang barusan Irene ucapkan, "Kalau emang dia suka sama gue kenapa dia nggak coba ungkapin hal itu? Dan kenapa dia malah nyamain gue sama Manda sahabatnya? Terus kenapa dia harus sebegitu marahnya sama Geral sampai dia nyuruh orang buat pukulin Geral? Dia punya otak nggak sih? Gue ngga suka sama cowo labil kaya dia." Tukas Tasya dengan seribu pertanyaan yang membuat dirinya ingin berontak, "Suka ya suka, nggak ya nggak, gitu aja susah!" Lanjutnya.
"Nah, itu yang nggak gue ngerti, Sya." Jawab Irene membenarkan ucapan Tasya, "Gini loh, masalahnya lo sama dia itu deket udah lama, tapi seakan-akan dia malah seenaknya menarik-ulurkan perasaan lo itu? Dan lo sadar nggak? Secara nggak langsung dia memperpanjang harapan lo, dan dia ngegantung perasaan lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior Boy
Подростковая литература[My Junior Boy] - [Revisi on going] Kebencian Tasya pada sang Junior tengil yang bernama Geral kian berubah hari demi hari, apakah rasa benci itu akan berubah dan malah timbul perasaan suka di antara mereka? Lalu bagaimana dengan Jeff? Cowok...