23 ● Ucapan Jeff

1K 48 4
                                    

***

Geral melepas helmnya, lalu tersenyum pada gadis cantik yang sudah ia klaim sebagai kekasihnya, "Pagi." Sapa Geral pada Tasya.

Tasya tersenyum sejenak lalu menjawab sapaan kekasihnya itu, "Pagi juga."

Kini mereka berdua sedang berada di depan pagar rumah Tasya, dan mereka akan berangkat bersama ke sekolah.

"Ayo berangkat," Ajak Geral lembut.

Tasya mengangguk lalu memakai helmnya seperti biasa, lalu mulai menaiki motor besar milik Geral.

"Sya?" Panggil Geral pelan.

"Hm?" Jawab Tasya berdeham.

"Pulang sekolah anter aku kontrol, mau nggak?" Pinta Geral.

Tasya mengangguk di barengi senyum tulusnya, "Iya mau kok," Jawabnya.

"Oke."

Tak lama Geral menyalakan mesin motornya dan melenggang pergi dari sana.

✨👑✨

Sampai di sekolah, Tasya turun dari sana. Lalu Geral dan Tasya jalan beriringan menuju kelas mereka masing-masing. Seperti biasa, tatapan mengerikan dari para fans Geral selalu di berikan ke arah Tasya.

Tasya hanya bisa diam dan tidak berkutik sama sekali. Ia merasa para fans Geral itu terlalu lebay.

Tak lama, Tasya pun sampai di kelasnya.

"Nanti jangan lupa anter aku ya," ujar Geral yang kini sudah berdiri menghadap ke Tasya.

Gadis itu mengangguk, "Iya, nggak akan lupa kok,"

"Yaudah kalau gitu, semangat belajarnya." Geral mengusap puncak rambut Tasya dengan lembut.

"Oke, kamu juga."

"Aku ke kelas,"

"Iya," jawab Tasya sambil tersenyum

Geral melirik Tasya sebentar sebelum ia benar-benar pergi dari sana, lalu beberapa detik kemudian cowok itu melenggang pergi dari sana.

Tasya mulai memasuki kelasnya dan terduduk di kursinya dan sesekali menghela nafas lalu membuangnya, dan tak lama Irene pun datang.

"Pagi sasaaaa!" Teriak Irene dengan suara khasnya.

Tasya hanya bisa tersenyum miring sambil berdeham.

"Kenapa lo?" Tanya Irene heran dengan sikap Tasya pagi ini.

Tasya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nggak pa-pa."

Irene memegang pundak Tasya pelan, "Lo cerita aja sama gue Sya, ada apa sama lo?"

Tasya menghembuskan nafasnya sejenak, "Ren.. makin kesini gue makin sayang sama Geral, omongan gue yang benci banget sama dia kok jadi malah kaya gini ya, gue munafik nggak sih?"

Irene tersenyum tipis, "Nggak ada yang salah Sya, itu artinya lo udah bisa buka hati lo yang sekeras batu itu," balas Irene tertawa kecil.

Tasya mengerecutkan bibirnya malas, "Ih rese banget sih! eh Ren,.. gue pengen cerita hal yang lain juga nih sama lo."

Irene mulai membenarkan posisi duduknya untuk mencari posisi yang nyaman, "Cerita soal apa? Cerita aja, gue siap kok dengerin." Ucap Irene antusias.

"Gue mulai dari mana ya, um,.. gini.. eng,.. lo tau seluk beluk Geral nggak sebelumnya?" Tanya Tasya serius.

Dengan cepat Irene menggeleng, "Nggak tuh, kenapa emangnya?" Tanya Irene balik bertanya dengan rasa penasarannya yang tinggi.

"Berarti lo nggak tau penyakit yang di alami Geral?" Tanya Tasya lagi.

My Junior BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang