Day 3

3.9K 327 19
                                    

Day 3

(Pukul 05.00 - Apartment Devan)

Tidak ada aktifitas apapun, bahkan si empunya apartment tidak berada di tempat sejak kemarin pagi dia pergi ke kantor.

(Pukul 06.00 - Rumah Michelle)

Dia sudah tampak menikmati sarapan paginya, mengenakan kemeja berwarna putih dengan sedikit motif hitam di bagian depan.

"Kamu kok tiba-tiba bisa bangun pagi?" Ayah Michelle bertanya sambil membaca koran.

"Yah, perubahan dong papa, kan aku udah magang sekarang. Bentar lagi lulus kuliah, terus kerja kan?" Michelle tampak sedang menikmati roti tawar panggang buatan mama.

"Dia lagi happy papa."Mama tampak ikut nimbrung sambil membawakan kopi buat papa.

"Oh...ya?" Papa tampak sedikit terkejut, meletakan korannya, lalu menikmati kopi dan menatap Michelle penuh selidik.

"Papa kok ngliatin ochell kaya gitu?"

"Lho tanya sama mama kamu, mama kamu yang bikin issue kan?"

"Iya, bosnya ganteng katanya, tapi galak. Dia suruh Michelle pakai celana panjang, jangan pakai rok ke kantor, soalnya semua temen-temen devisinya itu cowo." Mama menjelaskan sambil menikmati teh.

"Semalem semua orang di devisinya lembur, tapi bosnya Michelle suruh Michelle pulang karena dia satu-satunya cewe, nga aman."

"Mama, semua aja deh di bocorin ke papa." Michelle tampak merengut.

"Bagus dong, itu baru gantle." Papa tampak mengangkat alisnya.

"Ya udah deh, Ochell mau berangkat dulu. Takut telat."

Michelle segera bangkit dari tempatnya duduk, bergegas menciup pipi mama kemudian papanya dan bergegas keluar rumah.

Seperti biasa setelah mesin mobil menyala dia segera menyalakan radio untuk menemani perjalanannya.

***
(Pukul 7.35 - Di Kantor Devan )

Michelle sudah sampai di kantor, setelah absent dia bergegas ke ruangan besar di seberang ruangan Devan, semua personil tampak berada di posisi masing-masing, meski sudah berganti pakaian tapi mereka terlihat masih tertidur dengan berbagai posisi di kursinya. Ada juga yang memilih tidur di sofa.
Kertas masih tampak berantakan di meja mereka, juga meja besar di sisi ruangan itu.

"Tepar semua deh." Gumam Michelle sambil perlahan meletakan tasnya. Kemudian sebuah ide muncul di benaknya. Dia bergegas keluar dari ruangan itu, menuju pantry.

"Pagi mba." Seroang wanita yang usianya mungkin sekitar empat puluh tahun tampak menyapa Michelle.

"Pagi mba."Michelle tersenyum. "Saya Winarsih, OB di lantai ini mba." Mba Winarsih meletakkan sapu di tangannya, lalu mengulurkan tangan pada Michelle.

"Oh, saya Michelle."

"Mau minum apa? Biar saya bikinin."

"Oh engga, kebetulan staff audit kan lembur semalam, mereka ngantuk banget, jadi saya mau bikinin kopi."

"Oh, biar saya bikinin mba, nanti saya anterin."

"Nga usah, saya aja. Mba Winarsih tolong kasih tau saya aja kesukaan mereka." Michelle segera berjalan ke arah rak gelas. Sementara mba Winarsih segera menyusulnya. Dengan cekatan mba Winarsih membuka delapan cangkir, tujuh di dalam baki besar, satu cangkir di diluar.

"Ini cangkir milik pak bos." Mba Winarsih menunjuk pada sebuah cangkir.

"Pak Bos?"

"Iya pak Devan."

120 Days #Googlrplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang