Day 46 - 47

3.1K 301 27
                                    

Day 46 - Day 47

Michelle POV

(Pukul 21.00 WIB - Ruang Staff)

"Hari pertama gue masuk dan langsung lembur, mantab." Mas Wisnu tampak mengomel menghadapi setumpuk pekerjaan di mejanya. Sementara aku cuman bisa nyengir karena kerjaanku nggak kalah heboh bersorak-sorak di meja aku minta di kerjain.

"Sabar Wis, selama lo ngga masuk, kami udah berhari-hari lembur bos." Timoty menyambar.

Aku sekali lagi cuman bisa nyengir sambil terus mantengin kerjaanku, ponselku mati dan aku lupa bawa charger. Aku males mau charge ponsel pakai charger orang lain, selain nggak biasa, aku juga takut ponsel aku jadi error gara-gara gonta-ganti charger.

***

(Pukul 20.00 - Rumah Michelle)

Author POV

Devan tampak sedang duduk menghadapi secangkir kopi instan buatan ibu Michelle. Sementara itu suasana tampak hening, sementara papa dan mama tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Jadi begini om, tante."Devan tampak mengatur intonasi suaranya "Maksud kedatangan saya kemari untuk membicarakan hubungan saya dengan Michelle puteri om dan tante."

"Hubungan?" papa tampak sedikit bingung.

"Iya om, kami sudah melakukan pendekatan beberapa bulan terakhir, dan saya merasa sudah saatnya saya meminta ijin pada om dan tante untuk membawa hubungan kami secara lebih serius."lanjut Devan, meski kata "beberapa bulan" tidak sepenuhnya benar. Belum beberapa bulan, baru satu bulan lebih sedikit lebih tepatnya.

"Nak Devan, kami menghargai sikap nak Devan sebagai seorang laki-laki." Papa tampak mengambil jeda, kemudian menarik nafas panjang "Tapi kami sudah memiliki pilihan untuk Michelle."lanjutnya.

"Pilihan?"Alis Devan bertaut.

"Iya, Michelle juga sudah bertemu dengan calon pilihan kami nak. Dan sepertinya dia juga tidak menolak." Jelas papa, sementara mama terlihat gusar, tapi beliau tetap diam dan membiarkan papa berbicara tanpa menyela sedikitpun.

Tiba-tiba posisi duduk Devan sedikit mengendur, tatapannya tiba-tiba mengeras, rahangnya juga ikut mengeras.

Devan tersenyum setelah cukup lama terdiam. "Baik kalau begitu om, tante, saya permisi dulu." Dengan sopan dia berpamitan.

Devan berjalan keluar rumah setelah berjabat tangan dengan kedua orang tua Michelle. Dia berjalan cepat menuju mobil, dan mobil itu juga cukup cepat keluar dari halaman rumah Michelle, menuju jalan raya.

***

Ruang Staff (Pukul 22.15)

Michelle POV
Aku bersyukur akhirnya kertas terakhir berhasil kutakhlukan dan menyingkir dari atas mejaku. Badanku rasanya remuk setelah hampir seharian aku nggak bergerak dari mejaku. Dan sekarang aku sudah berada didalam lift menuju area parkir. Aku bersyukur, mobilku yang udah lama banget ngetem di bengkel akhirnya bisa pulang, dan aku bisa pulang pergi sama dia, si merah kesayanganku.

Aku tutup pintu mobil, nyalain mesin mobil, playlist juga langsung aku nyalain. Uh sebel banget karena aku nga bisa mengakses informasi dari "Bee" kesayangan aku, tapi tenang "Bee" sayang, setelah aku sampai rumah aku bakalan segera menghubunginya.

"Raisha kali kedua." Wuw... lumayan favorit, tapi akhirnya lagu itu dan sederet lagu lain menemaniku menembus jalanan jakarta.

***
Saat aku masuk kedalam rumah, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Mobil papa sudah ada di tempat parkir, berarti papa sudah ada di rumah, tapi baik papa maupun mama sepertinya sudah tidur.

120 Days #Googlrplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang