Day 29

3.9K 364 28
                                    

Day 29

(Pukul 08.00 - Ruang Tamu Apartment Devan)
Author POV

Devan tampak mulai bergerak, merenggangkan tulang-tulangnya yang terasa kurang nyaman akibat meringkuk di sofa hampir semalaman. Saat dia berusaha menjernihkan pandangannya, dia hampir terlonjak melihat Michelle tidur di sisi lain sofa. Dia menatap gadis itu untuk beberapa saat, kemudian terlihat sedikit senyum di bibirnya. Entahlah, apa yang ada di pikirannya saat ini, tapi melihat gadis polos itu tertidur pulas dengan posisi meringkuk membuatnya merasakan sebuah getaran dalam dirinya.

Devan berusaha untuk duduk, kemudian melipat selimutnya. Dan dengan bersusah payah akhirnya bisa berdiri dan masuk berjalan terpincang kearah kamar tanpa membuat suara. Dia menarik sebuah kaos dan celana pendek dari dalam lemari, juga handuk, kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Meski sangat sulit baginya untuk menyelesaikan sebuah ritual sederhana di pagi hari yaitu mandi, tapi dia tetap bersusah payah.

Sementara itu di ruang tamu Michelle juga tampak mulai bergerak, lalu saat matanya menangkap sebuah kursi kosong, menyisakan selimut yang sudah terlipat rapi. Dia segera berlari ke arah kamar, tapi pintu terkunci dari dalam.
"Mungkin dia mandi." Gumam Michelle

Meski sempat berpikir sejenak, akhirnya dia berjalan ke arah dapur, untuk menyiapkan sarapan. Tidak banyak, hanya roti panggang yang di oles dengan selai kacang dan coklat, kemudian kopi dengan takaran satu banding satu.
Setelah semua siap, dia kembali ke arah kamar Devan untuk memastikan kondisi pria itu. Michelle mencoba menarik handle pintu, dan pintu itu sudah tidak terkunci, dia berusaha mengintip kedalam, tapi tidak mendapati sosok yang dicarinya di dalam kamar.

Dia memberanikan diri untuk merangsek masuk kedalam kamar.

"Pak." Michelle mencoba mencari tahu keberadaan Devan dengan memanggilnya.

"Hem." Terdengar suara dari dalam kamar mandi.

Michelle menempelkan telinganya di pintu kamar mandi "Udah selesai mandinya?"

"Udah."Jawab Devan singkat.

"Udah bisa ganti baju?"Michelle tampak ragu-ragu mendengar jawaban Devan.

"Udah." Jawab pria itu lagi.

"Terus bapak ngapain kok nggak keluar-keluar?" Michelle menjadi sangat penasaran, sementara Devan tidak menjawab.

"Auw..." tiba-tiba terdengar suara dari dalam, dan Michelle selalu bertindak sebelum sempat berpikir. Dia menerobos masuk ke dalam kamar mandi dan mendapati Devan tengah berdiri di depan washtafel dengan satu kaki, sementara kaki satunya dibiarkan menggantung. Mata Michelle terbelalak, pria itu baru memakai celana pendeknya saja, sementara T-shirtnya masih menggantung di gantungan baju bersama handuk. Sementara itu wajahnya penuh dengan foam, tampaknya dia sedang bercukur tentu saja dengan tangan kiri. Sementara itu ada sebuah luka yang diakibatkan oleh goresan pisau cukur yang membuat darah segar merembes dari rahang Devan.

Michelle berlari keluar kamar mandi, matanya menyapu seisi kamar dan mendapatkan sebuah kursi. Dia segera menarik kursi itu masuk kedalam kamar mandi.

"Duduk." Perintah Michelle, dan pria itu tampak terbengong melihat apa yang dilakukan gadis itu dengan wajah bangun tidur dan rambut dibiarkan terikat meski sedikit berantakan. Devan tampak tak berdebat, dia mengikuti perintah sang gadis, duduk di kursi itu, meski tangannya masih memegang pisau cukur.

Dengan satu gerakan Michelle menarik sebuah tissue dari kotak tissue lalu menempelkan ke luka gores untuk menghentikan darahnya. Setelah itu dia meraih tissue lebih banyak untuk membersihkan semua foam dari wajah Devan.

Saat semua foam itu bersih dari wajah pria itu, Michelle tampak tidak bisa menahan senyumnya.

"Kenapa?" Alis Devan bertaut, sementara gadis itu hanya menggeleng cepat. Karena penasaran Devan menoleh kearah kaca dan melihat bulu-bulu di wajahnya tersisa sebelah. Sebelah kanan sudah bersih sementara sebelah kiri masih utuh.

120 Days #Googlrplaybook #JE Bosco PublisherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang