Day 49
Author POV.
Aurellie hampir saja menyelesaikan jam prakteknya saat tiba-tiba ada seorang pasien masuk ke ruangannya.
"Selamat siang dok."Pria itu tersenyum kearah Aurellie.
"Ya." Aurellie tampak terkejut melihat pria itu. "Silahkan duduk."
"Sorry saya terlambat, harusnya saya datang tadi pagi."Pria itu menyodorkan sebuah map.
"It's ok."Aurellie tersenyum sekila, menerima map itu dari sang pria. Dia tampak mulai membaca rekam medis di tangannya itu. "Pen, dan-"mata Aurellei terus menelusuri banyak tulisan di dalam kertas di hadapannya, "Jumlahnya....wow." Aurellie melihat wajah pria itu, dan sang pria tampak tersenyum sambil menaikkan alisnya.
"Bagaimana pen sebanyak ini bisa bersarang di tubuh anda?" Aurellie menyipitkan matanya ke arah sang pria.
"Balap motor."jawab pria itu santai.
"Wow."mata Aurellie terbelalak.
"Darah muda."pria itu tersenyum sekali lagi.
"I can see that."Aurellie menaikkan alisnya.
"Oke, kita akan melihat kondisi tulang anda melalui pemeriksaan X-ray. Setelah itu baru bisa kita putuskan pen mana yang sudah bisa kita angkat."Aurellie menjelaskan.
"Berapa lama proses untuk mengangkat semua pen itu dari tubuh saya dok?"Pria itu tampak menunggu jawaban Aurellie.
"Em... sepertinya kita akan menghabiskan waktu berbulan-bulan."Aurellie menutup map di hadapannya, "Kita akan sering bertemu untuk itu pak Hamish." Aurellie sekali lagi tersenyum pada Pria di hadapannya.
"Oke, kalau tidak keberatan kita bisa mengawali kerjasama kita dengan makan siang dok."pria itu tampak begitu santai mengajak Aurellie untuk makan siang. Aurellie tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengiyakan.
Setelah bersiap dan merapikan meja, Aurellie berjalan keluar bersama Hamish dengan menenteng tas nya.
"Bagaimana anda tahu saya akan menerima ajakan anda?"Aurellie tampak membuka pembicaraan saat mereka berjalan bersama.
"Saya sudah berkonspirasi dengan perawat yang membantu anda. Dia bilang jam praktek anda akan berakhir dalam hitungan menit dan saya adalah pasien terakhir." Hamish menjelaskan masih dengan gaya yang santai.
***
Ruang perawatan Devan
Author POV
Ibu tampak sedang menyuapi Devan, sementara bapak duduk di sofa, dan Michelle memilih berdiri di samping bed Devan.
"Biar saya saja bu yang suapi."Michelle memberanikan diri."Ibu istirahat saja, lagipula semalaman ibu duduk di kereta."
"Iyo." Ibu memberikan piring makanan pada Michelle.
"Setelah saya suapi mas Devan, saya akan antar ibu ke apartment mas Devan biar ibu sama bapak bisa istirahat."Michelle berbicara setelah menyuapkan satu suapan pada Devan.
"Ndak usah ndok, ibu sama bapak mau di sini saja, sampai kondisi Devan membaik."Ibu tersenyum ke arah Michelle sambil merebahkan dirinya di sofa.
Michelle menoleh pada Devan dan pria itu mengangguk. "Nggak papa." Kata Devan singkat.
"Tapi ibu sama bapak nggak akan bisa istirahat kalau di sini."Bantah Michelle.
"Nanti sore aja kamu tolong antar bapak sama ibu ke apartment."
KAMU SEDANG MEMBACA
120 Days #Googlrplaybook #JE Bosco Publisher
RomanceSUDAH TERBIT (untuk pemesanan versi cetak bisa kontak Author di 081310259681) Pertemuan antara pria dan wanita itu bisa dengan cara apapun dan kapanpun. Dan selama 120 hari segala sesuatu bisa berubah, cinta jadi benci, tapi benci juga bisa jadi cin...