Author POV
Tak terasa hari hari berlalu dan hari ini kelas 10 & 11 melaksanakan kegiatan semesteran atau ujian akhir semester.
Alle berada satu ruangan yg sama dengan Daniel dan juga Gita. Satu ruangan terdiri dari 20 orang kelas 11 & 20 orang kelas 10.
Alle, Gita & Daniel mencari tempat duduk mereka masing masing sesuai dengan kartu pesertanya.
"Le lo nomor berapa?" Tanya Daniel.
"7" ucap Alle sekenanya.
"Lo Git?" Tanya Daniel kembali.
"9, emg lo berapa Niel?" Ucap Gita.
"Kampret gue jauh banget sama kalian, gue 15" ucap Daniel melenguh kesal.
Daniel itu sebenarnya pintar, cerdas malah namun dia malas. Jadilah kadang pintar kadang bodoh haha. Author jahat.
***
Daniel POV
Nomor pesertaku dengan Alle terpaut lumayan jauh jadilah aku tak bisa dekat dengannya.
Aku duduk di kursiku dan tiba tiba ada seorang cewek yg menaruh tasnya.
Mungkin dia temen sebangku gue pikirku.
Tak lama pengawas pun datang dan perempuan tadi duduk di sampingku. Aku hanya cuek dan mulai fokus mengerjakan.
"Ssttt kak, woy kakak kelas"
Aku menoleh sambil mendengus dan berkata "gue punya nama"
"Bodo lah, eh tolong dong kasihin ini ke sebelah lo" ucap dia sambil memberikan kertas kecil.
Kubuka kertasnya dan isinya
Nomor 10, 13, 15 dongAku ternganga melihatnya ternyata dia meminta jawaban.
"Bego, lo ngapain minta jawaban segala" ucapku sambil berbisik.
"Berisik udah kasihin aja ribet banget"
Akhirnya aku memberikan kertas tersebut ketika pengawas tak melihat ke arah ku.
Aku mengerjakan kembali soal soal ku. Dan selesai. huffft lumayan lah gumam ku.
Aku lihat sekelilingku masih mengerjakan namun perempuan di sebelah ku ini sedang tengak tengok memanggil teman temannya.
Dia nampak kesal karena tak ada yg menoleh ke arahnya.
Aku menarik soalnya dan ku lihat.
"Ini yg nomor 26, A. 29, C. 35, B. 37, E. 40, C." Ucapku membuat dia sedikit terkejut namun dia menuliskan jawabannya.
"Ko lo bisa si?" Ucapnya ketika selesai menulis.
"Gue juga kan pernah kelas 10" ucapku sambil terkekeh.
Dia hanya mendengus mendengar ucapanku.
"Yang sudah silahkan kumpulkan" ucap sang pengawas.
Aku pun berdiri dan mengumpulkan ke depan. ketika hendak berbalik aku melihat perempuan tadi.
"Makasih" ucapnya pelan
Aku hanya mengangguk.
Ketika di luar dia menghampiriku.
"Kak kantin yuk gue traktir deh sebagai ucapan terimakasih" ucapnya
"Tapi gue harus nunggu temen gue" ucapku. Karena ku lihat Alle masih mengerjakan.
"Tapi nanti penuh kak mejanya, ayolah kak gue juga udah laper banget" ucapnya memelas.
"Yaudah deh"
***
Allena POV
Aku sedang menunggu Gita di luar untuk makan di kantin. Selama di luar aku tak melihat Daniel padahal dia keluar duluan tadi.
Perut ku sudah mengadakan konser dadakan daritadi.
Tak lama ku lihat Gita keluar dengan lesu."Susah banget" ucapnya mengeluh.
"Makanya belajar haha udah ah yuk ke kantin gue laper banget" ucapku.
"Yuk lah pusing gue butuh makan juga"
Sesampainya di kantin aku melihat Daniel sedang makan berdua dengan perempuan.
Ada perasaan tak suka saat aku melihatnya dengan perempuan itu.
Tak lama kemudian ku lihat Daniel melambaikan tangannya. Dan kami menghampirinya.
"Wah parah gak nungguin lo" ucap ku seraya berkacak pinggang.
"Hehe sorry" ucapnya dengan watadosnya-- wajah tanpa dosa.
"Ehm kenalin kali" ucap Gita.
"Hah? Eh iya kenalin ini--" kulihat Daniel melirik ke arah perempuan tersebut.
"Caca" ucap perempuan itu.
"Lo gak tau namanya Niel?" Ucap Gita.
Daniel hanya menyengir dan menggelengkan kepalanya.
"Bego bener lo makan berdua tapi gak tau namanya" ucapku.
"Gue lupa, yaudah lah lo pada mau makan kan pesen sono" ucap Daniel.
Kamipun memesan makanan dan melahapnya sampai habis. Terkadang kami tertawa dan bercanda. Namun, aku melihat Caca diam saja dan sesekali memperhatikan Daniel.
Terbesit rasa tak suka ketika aku melihatnya.
***
Note: Partnya ilang ilangan kaya dia *eh. Author lg pusing, kesel, bete maapin aja klo garing ya.
kasih inspirasi dong author pusing jadi kecepetan gini alurnya. Maaf kalo gk jelas.
Jangan lupa vote & comment
Salam author🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLENA [COMPLETED]
Teen Fiction"Dia adalah awan yang berada di dekat sang mentari sangat jauh"-Allena Zahra Aulia. "Aku hanyalah awan yang hanya dapat melindungimu dari sinar mentari"-Daniel Oktafian.