Allena POV
kami semua sudah sampai di rumah nenek.
Dan aku pun langsung pergi ke kamar untuk istirahat.
Daniel dan Rey sedang di kamar tamu untuk beristirahat juga.
"Lena, ayo makan siang dulu" teriak nenek.
Nenek aku itu walaupun sudah tua tapi tetap saja terlihat muda karena ia rajin berolahraga setiap pagi.
"Iya nek" ucapku malas.
Aku berjalan gontai menuju ruang makan dengan malas. Pikiranku masih terngiang dengan kejadian tadi.
Aku mengambil tempat duduk di samping Rey dan berhadapan dengan Daniel. Di samping Daniel ada Luna yang otomatis berhadapan dengan Rey.
Nenek ada di ujung seperti pemimpin.
"Ayo makan, siapa yang mau pimpin doa?" Tanya nenek.
"Saya nek" ucap Rey dan Daniel bersamaan.
"Apaan si lo ikut ikutan aja" ucap Daniel.
"Ye suka suka gue dong" ucap Rey tak mau kalah.
"Hey sudah sudah gak baik bertengkar di depan makanan" ucap nenek menengahi.
"Kalo ribut itu tau tempat" ucapku.
"Yasudah kali ini nenek aja yang pimpin ya" mereka semua menyetujui hal tersebut daripada bertengkar karena hal ini.
Mereka pun makan dengan tenang dan hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.
***
Aku sedang berada di taman belakang sendirian memikirkan sikap Ria jika bertemu dengannya.
Mungkin Ria masih marah kepadaku karena itu. Aku tak mengerti kenapa bisa suka dengan satu cowok yang sama waktu itu.
Flashback...
Aku, Ria dan Gita sedang berkumpul di kamarku malam itu dan mereka memutuskan untuk meginap di rumah Alle.
"Guys pokonya gue mau kalo ada apa apa kalian harua cerita ya" ucap Ria dengan wajah serius.
"Lo juga jangan ada rahasia rahasiaan" ucap Gita.
"Pokonya kalian harus terbuka gak ada yang boleh punya rahasia" ucapku.
"Walaupun itu nyakitin, seenggaknya kalian udah jujur" sambungku lagi.
Flashback off...
"Kak?"
"Eh iya Lun ada apa?"
"Kakak ko sendiri disini, udah mau malem loh"
"Iya nih lagi banyak pikiran aja, eh kamu masih belum jelasin ya kenapa waktu itu kamu sama Daniel peluk pelukan?" Ucapku serius.
Kulihat dia menegang dan pandangannya kosong.
"Dul-"
"Lena, Luna ayo masuk udah mau malem" ucap nenek.
Cerita Aluna terpotong lagi.
"Iya nek" ucapku lesu.
***
Aluna POV
Setelah makan siang aku hendak pergi ke kamar. Namun tiba tiba aku mendengar suara kak Daniel dan kak Rey dari kamar tamu.
"Niel, maksud lo apa sih deketin Alle?" Ucap Rey tiba tiba.
"Alle kan sahabat gue" ucap kak Daniel santai.
"Iya gue tau, tapi cara lo natap dia itu kaya lo punya perasaan lebih ke dia"
"Memangnya kenapa kalau gue punya perasaan lebih ke dia?"
"Gue kan sahabat lo, harusnya lo dukung gue bukan nikung gue" ucap kak Rey dengan tangan mengepal.
"Peduli setan Nan, perasaan gak ada yang bisa ngontrol" ucap kak Daniel dan langsung pergi keluar kamar dan aku pun langsung bersembunyi supaya tidak ketahuan.
Apa kak Daniel punya perasaan lebih ke kak Alle? Batinku.
Hati ku sedikit teriris mendengar percakapan mereka tadi dan tanpa sadar air mataku sudah turun membasahi pipi.
***
Kali ini author langsung update 2 part hehe karena lagi pengen aja nulis gak tau kenapa padahal pegel😂 semoga suka ya sama partnya.
Jangan lupa vote & comment
Salam author🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLENA [COMPLETED]
Teen Fiction"Dia adalah awan yang berada di dekat sang mentari sangat jauh"-Allena Zahra Aulia. "Aku hanyalah awan yang hanya dapat melindungimu dari sinar mentari"-Daniel Oktafian.