Ternyata dunia itu hanya selebar daun kelor. Sempit.
Author POV
Alle, Luna, Daniel & Rey sudah sampai di rumah Alle.
"Kak Daniel, kak Rey mau mampir dulu gak?" Ucap Luna.
"Langsung balik aja ya Lun, cape" ucap Rey.Luna hanya mengangguk sedangkan Alle sudah ngeloyor masuk ke dalam rumah.
Luna dan Alle sedang berbaring di kamarnya masing masing untuk beristirahat.
Sedangkan Rey dan Daniel sedang berada di foodcourt untuk mengganjal perut mereka.
"Jadi gimana jawaban Alle pada malam itu?" Ucap Daniel memulai pembicaraan.
"Mau tau? Yakin? Nanti sakit hati" ucap Rey sambil menyeringai menggoda Daniel.
"Aishhh cepet lah kasih tau" ucap Daniel tampak kesal.
"Alle nerima gue" ucap Rey santai.
"Serius?"
Rey hanya mengangguk dan Daniel tampak melemas.
"Tapi kenapa tadi dia duduk di belakang dan lo sama Luna terus dari kemarin?" Ucap Daniel masih tidak percaya.
"Gue kan calon kakak iparnya Luna, ya harus baik lah dan coba deket haha" ucap Rey sambil terkekeh.
"Udahlah bro, cari yang lain aja Alle udah sama gue" lanjut Rey.
***
Reynando POV
Aku melihat wajah putus asa dari seorang Daniel di depan ku. Aku sedang mengerjainya dan berkata bahwa Alle menerimaku, padahal tidak.
Sungguh ini adalah hal yang menyenangkan. Sekali kali lah aku mengerjainya, lagipula aku ingin lihat apakah ia benar benar cinta pada Alle atau tidak.
"Woy jangan ngelamun" ucapku.
"Gue balik duluan Nan" ucapnya sambil pergi berjalan keluar.
"Woy lo balik naik apa?" Teriakku.
"Taksi" ucapnya datar.
See? Dia marah haha. Aku tak salah merelakan Alle untuk Daniel karena Daniel benar benar menyukai Alle.
Daniel sudah pulang dan aku sendirian di foodcourt ini. Bosan. Aku merogoh saku ku dan mengambil ponselku.
Membuka aplikasi intagram dan ku lihat ada yang memberiku pesan.
RianaS: Nan?
36 menit yang lalu.
Ternyata Ria. Well, Ria atau Ana adalah sahabatku dan Daniel ketika kecil. Kami tetanggaan makanya kami dekat.
Sebenarnya aku tahu bahwa Ria itu adalah sahabat dari Alle juga tapi Ria minta untuk tidak memberi tahu hal ini pada Alle, entahlah aku tak tahu alasannya apa.
Karena Ria pun hubunganku dan Alle kandas. Aku tidak tahu jika dia menyukaiku dulu. Padahal ketika kecil dulu aku menyukainya, namun ia menyukai Daniel.
Falshback...
"Hiks..hiks...hikss.."
Terdengar suara menangis, sepertinya tidak jauh dari sini. Aku menyusuri suara itu dan berhenti tepat pada sumber suara.
Terlihat seorang anak kecil perempuan sedang memegangi lututnya yang nampak berdarah.
"Kamu kenapa?" Ucapku.
"Ana jatuh hiks..hikss...hikss" ucap perempuan itu.
"Ikut Nando yuk ke rumah, nanti sama mamah Nando di obatin" ucapku sambil mengulurkan tangan.
"Ana gak bisa jalan"
Aku pun berjongkok di depannya menyuruh dia naik ke punggungku dan pergi menuju rumah.
"Loh Nan, kamu bawa siapa?" Ucap mamah Nando.
"Putri cantik mah, tapi kasian dia kakinya luka" ucapku.
"Coba sini mamah lihat, ambilkan obat merah dan kapas ya Nan" ucap mamah.
Aku mengangguk dan pergi mengambil obat merah dan kapas.
Sejak kejadian itu aku dekat dengannya, setiap hari kami bermain bersama hingga pada suatu hari aku sedang menunggu dia di taman untuk bermain.
Ku lihat dia membawa seorang anak laki laki sebayaku dan menggandengnya. Ku lihat anak laki laki itu sedang memegang es krim di tangan kanannya.
"Nando, kenalin ini Daniel" ucap Ana.
"Panggil aja Okta" ucap laki laki itu.
"Ih bagusan Daniel tau" gerutu Ana.
"Nando" ucapku singkat.
Kami terus terusan bermain bersama hingga Daniel atau Okta pindah rumah.
Falshback off...
Aku tersenyum membayangkannya. Tak terasa ternyata kami masih bersahabat hingga sekarang.
Akupun membalas pesan dari Ana.
ReynanP: Kita hangout lusa jam 5 sore di kafe Vanilla.
Send.
Aku pun memasukan ponselku ke dalam saku dan membayar makananku lalu pergi dari tempat itu.
***
Gimana? Semoga suka ya.
Jangan lupa vote & comment
Salam author🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLENA [COMPLETED]
Teen Fiction"Dia adalah awan yang berada di dekat sang mentari sangat jauh"-Allena Zahra Aulia. "Aku hanyalah awan yang hanya dapat melindungimu dari sinar mentari"-Daniel Oktafian.