Tidak ada persahabatan yang sempurna antara 2 orang perempuan dan laki laki
Daniel POV
Aku melihat Alle sedang sendirian di taman belakang. Aku pun menghampirinya dan menjahilinya dengan menutup matanya dari belakang."Ih iseng banget siapa sih?" Ucapnya sambil mencoba melepaskan lenganku.
"Lepas ishh" sambungnya.
Aku hanya terkekeh melihat Alle yang sedang kesal.
Kebahagiaan tersendiri bagiku ketika Alle sedang kesal seperti ini.
Tanganku berhasil di lepas olehnya dan aku bisa melihat lebih jelas wajah kesalnya.
"Ishh Daniel" gerutunya.
"Hahaha muka lo lucu banget haha" ucapku sambil tertawa.
"Gak lucu tai" ucapnya sambil memukulku.
"Aduh sakit Le"
"Rasain nih rasain haha"
"Aduh Le tenaga lo kuli banget"
"Karma lo ngetawain orang gue ketawain balik haha"
"Ampun Le ampun"
"Jangan jail makanya"
"Duh sakit anjirr" ucapku sambil mengelus elus badanku yang terasa sakit.
"Beneran sakit?" Ucapnya dengan polos.
"Iyalah bego" gerutuku.
"Duh maap ya maap" ucapnya dengan tatapan bersalah sambil mengelus elus kepalaku.
Sebenarnya aku hanya pura pura kesakitan padahal pukulannya tidak terasa apa apa bagiku.
Aku terkekeh dan langsung tertawa karena dia telah percaya.
"Hahaha sumpah Le lo lucu haha" ucapku sambil memegang perut.
"Lo bohongin gue?" Tanyanya
"Sorry deh abisnya lo lucu kalo lagi gitu"
"Wah gak bisa di biarin, lo harus dapat hukuman" ucapnya sambil berjalan pelan ke arahku.
Dan aku pun langsung berjalan mundur ketika tangannya terangkat ke atas.
"Rasain nih rasain" ucapnya sambil mengelitiki perut ku.
"Hahaha udah udah haha"
"mampus lu rasain"
"Ampun ampun hahaha"
Aku pun menyerang dia balik dengan sisa tenagaku.
"Rasain nih gue balikin" ucapku
"Hahaha anjirr udah udah"
"Nyerah gak lo?"
"Gak, gak mau hahaha"
Aku terus mengelitikinya dan tiba tiba dia terjatuh kebelakang dan otomatis akupun ikut terjatuh ke depan. Aku diam. Dia pun diam.
Kami saling menatap dalam.
"Gue sayang lo Le" gumamku pelan.
***
Allena POV
Kenapa jantungku mengadakan konser batinku.
Apa aku tidak salah dengar?
"Ehm.. sorry Niel lo berat hehe" ucapku sambil menetralkan jantungku.
"Eh iya sorry" ucapnya serasa bangun dan menggaruk tengkuknya.
Aku bangun dan seraya pergi ke tempat duduk.
"Lena, Daniel, kalian ngapain berdua di taman belakang malam malam gini?" Ucap nenek dan aku mengurungkan niatku untuk duduk.
"Lena lagi cari angin nek" ucapku.
"Daniel juga nek" ucap Daniel.
"Yasudah kalian masuk, ini sudah malam. Angin malam gak baik buat kesehatan" ucap nenek.
"Iya nek" ucap kami serempak.
Sepeninggal nenek akupun berjalan pergi masuk namun ada lengan yang mencekal ku. Aku menoleh.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Bareng dong hehe" ucapnya lagi lagi sambil menggaruk tengkuknya yang ku yakin tak gatal.
"Ayo" ucapku sambil tersenyum tulus.
Kami berjalan beriringan dan masuk kamar masing masing.
***
Hay guys gimana part ini? Kurang nge-feel ya? Atau emang gak ada feel nya hehe. Semoga suka deh ya.
Jangan lupa vote & comment
Salam author🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLENA [COMPLETED]
Teen Fiction"Dia adalah awan yang berada di dekat sang mentari sangat jauh"-Allena Zahra Aulia. "Aku hanyalah awan yang hanya dapat melindungimu dari sinar mentari"-Daniel Oktafian.