"Ku rela kau dengannya, asal kan kau bahagia"
Kalimat termunafik yang pernah di ucapkan, karena pada dasarnya semua orang ingin bahagia.
-----
Reynando POV
"Gimana? Suka?" Tanyaku. Dan kulihat Alle mengangguk dan tersenyum.
Kali ini aku mengajak Alle ke The Lodge Maribaya.
Aku pergi hanya berdua dengan Alle karena aku sudah bilang semalam pada Daniel bahwa aku ingin memastikan semuanya.
Setelah puas berkeliling, aku mengajaknya makan di sebuah restoran dan memilih tempat duduk lalu memesan makanan.
Ku lihat dia sedang memainkan ponselnya.
"Le" panggilku.
"Eh iya Rey?" Ucap Alle sambil mendongakkan kepalanya.
"Gue mau ngomong serius kali ini"
"Ini lo udah ngomong" ucapnya sambil terkekeh.
Aku hanya mendengus mendengarnya.
"Le, gue tau lo masih diselimuti rasa bersalah lo itu. Tapi perasaan gue gak bisa di tutupin Le. Gue sayang sama lo, gue masih cinta sama lo. Jadi, apa lo juga masih punya perasaan yang sama kaya gue?"
"Tap-"
"Permisi mas mbak, ini pesanannya"
"Terimakasih"
"Le ayo jawab" ucapku.
"Gue masih bingung dengan perasaan gue saat ini, gue gak tau perasaan gue saat ini gimana ke lo, gu-"
"Gue udah tau kok jawabannya"
"Gimana bisa? Kan gue belum selesai ngomong" tanyanya keheranan.
"Keliatan lah Le, lo suka sahabat lo kan?" Tanyaku dengan tersenyum getir.
"Ap...apaan sih gak jelas lo"
Dia terlihat salah tingkah dan pipinya merona. Kali ini pipi merona itu bukan milikku lagi. Aku rela jika dia dengannya asalkan dia bahagia.
"Tapi kok pipi lo merah kaya kepiting rebus gitu haha"
"Ih ngeselin... udah ah makan gue laper"
"Laper apa baper?"
"Rey!"
"Oke oke"
Setidaknya aku tau perasaan dia yang sebenarnya.
***
Allena POV
Setelah selesai berkeliling dan makan dengan Rey kami pulang ke rumah.
Aku tidak tau perasaanku saat ini bagaimana.
Aku merebahkan tubuhku ke kasur, rasanya pusing sekali memikirkan hal tersebut.
Drrrrt drrrttt drrrrtt
From: 081325476980
Besok, di kafe Pelangi jam 5 sore.
Aku mengerjapkan mataku berkali kali karena pesan tersebut tidak tahu dari siapa dan apakah aku harus mengikutinya? Tapi aku tak tau dia.
"Lena, ayo makan malam dulu" teriak nenek dari luar.
"Iya nek"
Aku berjalan keluar menuju ruang makan masih dengan memikirkan pesan tersebut.
Di ruang makan ku lihat Rey sedang tertawa dengan Luna, nenek sedang menyiapkan makanan. Dimana Daniel?
Aku tak melihatnya seharian ini.
"Nek, dimana Daniel?" Tanyaku.
"Dia tadi pergi keluar, katanya mau ketemu temennya"
"Temennya?"
"Kak Daniel kan pernah tinggal di Bandung kak dulu, jadi ya wajar kalau dia punya teman disini" ucap Luna tiba tiba.
"Kok kamu bisa tau?" Tanyaku keheranan.
"Aku belum pernah cerita ya?" Tanyanya.
Aku yang kebingungan hanya bisa menggelengkan kepalaku.
"Aku & kak Daniel itu pernah pacaran dulu ketika aku kelas 8"
Aku diam terkejut mendengar penjelasan dari Luna. Pantas saja dulu dia dan Luna terlihat seperti saling mengenal.
"Aku dengar sih dia ingin menemui sahabat lamanya" lanjutnya.
Sahabat lama? Gumamku.
***
Hay hay guys maaf author lama updatenya. Nanti author update lagi kalau ada waktu luang ya. Semoga suka sama part ini. Tungguin sampe ending ya.
Jangan lupa vote & comment
Salam author🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLENA [COMPLETED]
Teen Fiction"Dia adalah awan yang berada di dekat sang mentari sangat jauh"-Allena Zahra Aulia. "Aku hanyalah awan yang hanya dapat melindungimu dari sinar mentari"-Daniel Oktafian.