Karena pernikahan tidak hanya berarti sepasang cincin yang terikat di tiap jari manis,
Telah tersirat sebuah janji yang terucap untuk terus bersama dengan pasanganmu.
Pernikahan adalah awal dari sebuah persahabatan yang berlangsung selamanya.
- Unknown -
Aku terbangun oleh suara dering handphone tepat di telingaku dan mengaduh karena kepalaku yang tiba-tiba terasa pusing karena tiba-terbangun. Rasanya baru sebentar aku terlelap setelah sholat subuh tadi, dan kemudian aku pun tersenyum, teringat Ibram menjadi Imam sholatku untuk pertama kali.
Kuraba tempat tidur di sekelilingku dengan mata yang masih terpejam, mencarinya. Tapi ketika tidak kutemukan Ibram dimana-mana, aku membuka mata, ternyata memang dia sudah bangun dan entah kemana. Aku kemudian mengangkat handphone dan membaca nama si penelpon, Vica.
"Hey ..." ucapku dengan suara serak.
"Wa'alaikumsalam Mbak ... kemana aja lo? Gue tungguin kabarnya juga." Ucapnya datar.
"Oh iya lupa gue, sorry. But you know that no news is good news kan?"
"Oh so there is good news!"
"Iya dong ... Gue sama Ibram udah baikaaaaan!" ucapku girang.
"Selamaaat!! Ih gue padahal udah siapin satu kompi pasukan brimob buat nggerebek Ibram kalo dia berani jahatin lo lagi. Terus gimana? Cerita dong cerita dong!"
"Lebay lo ... tapi gue masih ngantuk berat nih, ntar aja deh ceritanya."
"Ngapain aja lo emangnya sampe ngantuk gitu?"
"Ya ngobrol."
"Serius lo cuma ngobrol?" Wajahku tiba-tiba terasa hangat mendengar nada jahil Vica itu.
"Serius lo mau gue ceritain detailnya?"
"Ogah! Telinga gue masih perawan, jangan diceritain yang nggak-nggak."
Aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Vica.
"Mana Ibram?"
"Mmm ... Ini nggak tau kemana dia ..." aku beranjak dari tempat tidur dan mengedarkan pandanganku lagi, ketika tertangkap olehku sebuah benda di atas meja rias.
"Eh bentar Vic ..." aku tersenyum lebar melihat sebuah buket berwarna shocking pink yang bukan berisi bunga melainkan coklat Ferrero Rocher, my favorite!!
"Gue ditinggalin Ferrero Vic! Hahaha ..."
"Wuaaaa bagiiii!!! Bisaan deh Ibram! Tau aja coklat kesukaan lo!" dan tak hanya buket itu saja, di sebelahnya terlihat sebuah kertas warna krem dengan tulisan tangan yang rapi di atasnya. Kubaca pesan dari Ibram perlahan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Sillage (Doctor Soldier Romance)
Romance"Seperti Ibram yang kerap datang dan pergi, meninggalkan jejak kehadirannya di setiap sudut apartemenku, di sweater yang selalu menemaniku tiap malam hingga terlelap, ia juga meninggalkan kesan mendalam di dalam hatiku. Bahkan sejak awal kami bertem...