OH MY GOD!

252 14 1
                                    

Pagi yang cerah secerah wajah Ae sekarang. Pasalnya kemarin ia mendapatkan message dari Ron. Begini isinya

'Gue pengen ketemu sama lo. Besok pulang sekolah, gue tunggu lo di parkiran ^^ -Ron'

Sepanjang malam ia tak bisa berhenti tersenyum. Pikiranya hanya satu, ia ingin bel pulang sekolah cepat berbunyi sehingga ia bisa cepat bertemu dengan Ron. Selama pelajaran ia tak bisa fokus sama sekali. Ucapan bu Ratna tadi pagi seperti masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Bahkan ia juga ditegur Pak Suroto beberapa kali. Tentu hal ini mengundang tanda tanya dari kedua sahabatnya, Trixie dan Abigail

"Lo kenapa sih Ae? Dari tadi kayaknya lo seneng banget sampe-sampe gak merhatiin Pak Suroto."

"Emang gue belom cerita ke kalian ya?" mereka berdua lantas menggeleng

"Jadi tadi malem gue dapet message dari Ron"

"Sumpah Ae?" Ae mengangguk antusias

"Terus-terus? Dia bilang apa?"

"Dia bilang, mau ketemu sama gue pas pulang nanti. Makanya gue gak bisa konsen sama pelajaran dari tadi"

"Oh My God! Lucky banget sih lo Ae. Doi udah peka tuh." goda Abigail dengan mencolek dagu Ae

"Ih, apaan sih. Dia kan cuma mau ketemu sama gue doang. Bisa aja dia cuma mau ngasih tau tentang HUT sekolah" elak Ae, tapi wajahnya tak bisa berbohong. Ia benar-benar terlihat sangat bahagia hari ini

"Yah, jangan pesimis gitu dong. Semangat! Gak mungkin kalo Ron ngirim message ke lo cuma buat ngasih tau tentang HUT sekolah. Pasti ada sesuatu yang mau diomongin" ujar Trixie menambahkan, namun Ae hanya mengangkat bahunya dan kemudian tersenyum lagi

^^^

"Udah lama?" tanya Ron ketika dirinya menepuk pelan bahun Ae dari belakang. Si empunya bahu nampak terkejut, namun cepat-cepat ia ganti keterkejutannya dengan seulas senyuman manis.

"Eh, belom kok, ini juga baru sampe" Bukan Ae ingin bersikap sok manis. Hanya saja ia ingin member kesan yang baik untuk Ron. Maklumlah, ia sudah mengagumi Ron sejak lama.

"Gue mau ngomong. Tapi nggak disini"

Ae mengangguk

Ron membukakan pintu depan untuk Ae bak pangeran yang mempersilakan putrinya untuk masuk ke kereta kuda. Ae merasakan pipinya memerah. Ia tak pernah membayangkan akan diperlakukan seperti ini oleh cogan. Apalagi cogannya itu Ron. Habis mimpi apaan sih dirinya? Ae benar-benar merasa beruntung sekarang.

Setelah tiba di sebuah cafe, Ron memesan dua beef steak with spicy sauce dan dua gelas lemon squash. Selang beberapa menit, pesanan datang dan mereka makan dalam diam.

Ron berdeham membersihkan tenggorokannya dan mulai berbicara. "Ae, gue mau ngomong sama lo"

"Lo mau ngomong apa? Kok sampe ngajak gue kesini" tanya Ae sedikit sungkan. Jujur, dirinya gugup sekarang. Ia takut kalau Ron akan mengatakan sesuatu yang tak ingin ia dengar

"Gue mau tanya" Ron diam dan Ae menantikan kelanjutan ucapan Ron. Jantungnya berdegup kencang tak karuan. Seperti habis lari marathon. Ia sendiri juga bingung, kenapa jadi seperti ini?

"Gue mau nanya, lo mau jadi pacar gue nggak?"

Oh My God! Ae terkesiap. Ia tak menyangka, bahwa Ron akan menembaknya hari ini.Ketakutan dan kegugupannya hilang seketika, Namun digantikan sebuah kegelisahan, ia ingin menerimanya. Tapi ia juga tak ingin ini terjadi begitu cepat. Oke anggap Ae gila sekarang. Selama 5 tahun dirinya menanti dan ini yang ia sebut cepat? Bagus. Ia butuh masukan saat ini. Tapi setelah ia pikir-pikir ini kesempatannya. Kesempatan tak datang dua kali bukan? Baiklah. Ia sudah tahu jawabannya.

"Ae? Are you still here?"

"Uh-oh, Ron. Sorry, gue gak mau-"

"Ya udah, gak papa. Mungkin ini juga terlalu cepet kan buat lo?" potong Ron ketika ia sudah menyimpulkan sendiri jawaban Ae dari beberapa kata yang barusan gadis itu ucapkan. Kata-kata 'gak mau' sudah menunjukan penolakan yang sangat menohok bagi Ron. Selama ini ia tak pernah di tolak oleh cewek manapun. Tapi sekarang? Jatuh sudah pamornya di sekolah

"Lo gak mau ndengerin apa lanjutannya?"

"Buat apa? Toh, lo akhirnya juga nolak gue" ujar Ron malas

"Siapa bilang gue nolak lo? Gue gak mau, nyia-nyiain kesempatan ini. Asal lo tahu aja, gue suka sama lo dari kelas tujuh smp. Dan ternyata penantian gue selama 5 tahun gak sia-sia."

"Lo serius? Dari kelas tujuh?"

Ae mengangguk dan tersenyum bahagia. Kini ia tak bertepuk sebelah tangan. Ternyata Ron juga punya perasaan yang sama seperti dirinya. Dan hari ini adalah 'the best day ever' bagi Ae. Salah satu impiannya terwujud hari ini. Ia sungguh-sungguh bahagia. Sampai-sampai satu rumah pun menyadari ada suatu hal yang membuat Ae bahagia hari ini.

"Bahagia gak bagi-bagi ya gitu, tuh" sindir mamanya saat mereka kebetulan berpapasan di pantry

"Mama, apaan sih." Sangkal Ae sambil kembali meminum susu low fat yang barusan ia ambil dari kulkas

"Bahagia kenapa kamu?"

"Uhm, Ae, barusan ditembak sama Ron ma!" pekik Ae girang

"Ternyata, anak mama udah ada yang punya. Duh, akhirnya kamu bisa lupa sama Azka"

"Mama, gak usah panggil-panggil Azka lagi dong."

"Iya iya. Mama gak panggil nama Azka lagi, kan anak mama udah punya yang baru" mama mencolek dagu Ae dan dihadiahi pelukan erat dari Ae

"Kalo gitu, kapan kamu mau ngajak dia main kesini?"

"Mama!"

Adik Kelasku, Ketua Osisku, PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang