9. Rencana

6K 542 0
                                    

PART 9 - RENCANA
*****

Sesampainya Ali dan Raina di kelas, Raina langsung menuju ke bangku nya.

Raina yang duduk bersama dengan prilly, Raina mengrinyitkam dahinya ketika melihat Prilly yang berada di bangkunya dengan posisi telungkup. Padahal,  sekarang kelas sedang sangat ribut.

"Prilly are you okey?" Ucap raina sambil menepuk nepuk pundak prilly.


Prilly pun bangun dari posisi nya dan langsung memandang Raina yang sedang berada di hadapan nya.

"Apaan na?" Prilly malah kembali bertanya pada Rina sambil menutup mulut nya karna menguap.

"Malah nanya balik!"

"Hoammmm." Prilly kembali menguap. Matanya menatap lurus ke depan dimana Ali sedang berada di sana. Raina pun mengikuti arah pandang Prilly.

"Guys, minggu depan. Kelas kita bakalan Kemping! Dan gue berharap kalian ikut semua ya!" Ucap ali di depan sana.

"Sama kelas mana nih li?" Tanya seorang murid yang duduk di bangku depan.

Saat pertanyaan itu di lontarkan
Ali langsung menatap Prilly seakan meminta bantuan "bantuin gue! Gue harus ngomong apa?" Prilly pun sadar atas kode yang di berikan ali, Prilly langsung beranjak dari bangku nya dan langsung berjalan ketempat dimana Ali berada.

"Kita— kita sama kelas— kelas—kelasnya belum di tentuin." Jawab prilly terbata bata.

"Ya, Pak Botak, eh, Maksud gue Pa kepala sekolah belum nentuin patner kelas kita. Jadi siapa aja yang mau ikut!" Sambung Ali

Semua orang di kelas B-4 mengacung.

"Jadi, kalian ikut semua ya. Nanti gue sama Ali bagi kelompok kalian deh." Ucap Prilly.

*****

"Ali?"

"Rahel?"

"Pacar?"

"Ade kakak?"

"Kalo emang Rahel sama Ali itu ade kakak, kenapa dulu Ali malah bilang kalau rahel itu pacarnya?" Gunam prilly dalam hati.

Sekarang Prilly sedang berbaring di atas ranjang nya sambil memikitkan kata kata Ali siang tadi.

"Iya, dia ade gue." Kalimat itu terngiang di kepalanya.

"Arghhhh!!" Teriak prilly saking kesalnya.

Saat itu juga terdengar suara ketukan pintu seiring dengan suara berat yang berteriak khawatir.

"Prilly buka pintunya. Kamu kenapa sih?"

"Iya iya pah!"

Prilly pun keluar dari kamarnya. Dan saat Prilly keluar terlihat ada Mamanya, Papanya serta— Arbani.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Mama nya, cemas.

"Iya Prilly, ngapain teriak teriak?"

"Hm? Itu— adi ada kecoa, ya kecoa. Ke— Kecoanya terbang, jadi aku kaget deh. Terus refleks teriak." Ujar Prilly gugup.

"Huh, kita kira ada apaan. Ya udah ah Mamah sama Papah mau ke bawah lagi."

Mamah dan papah Prilly pun turun ke bawah. Sekarang tinggal tersisa Arbani dan prilly yang saling berpandangan. Arbani memandang Prilly dengan seringainya, sedangkan yang di pandang menunduk gugup.

"Sejak kapan lo jadi stres prill? Mana doyan bohong lagi sekarang." Ucap Arbani seraya memberikan toyoran kecil di kepala Prilly.

"Apaan sih ban? Siapa lagi yang bohong?"

"Noh kan bohong lagi." Jawab Arbani.

"Prilly yang cantik, kembaran nya Selena gomez, kamar lo ini tiap hari dibesihin kali sama bi Junum. Masa iya ada kecoa nya." Sambung arbani.

"Serah lu dah." Ucap prilly lalu berlalu ke dalam kamar, Arbani pun mengikuti nya.

"Mau cerita gak?" Tanya Arbani.

"Gak!"

"Bener?"

"Ban, gue bingung deh!" Ujar Prilly Akhirnya.

"Why?"

"Lo inget kan, waktu itu gue pernah cerita sama lo kalo misalkan gue punya cowo. Tapi gue mutusin dia gara gara dia selingkuh."

"Iya, terus?"

"Tadi siang gue sempet ngobrol sama dia dan ternyata orang yang waktu itu dia bilang pacarnya itu, dia ade nya dia sendiri."

"Serius?"

Prilly mengagguk.

"Yang gue gak ngerti itu, kenapa dia harus bilang kalo cewe itu tuh ade nya, kenapa gak jujur aja."

"Dia punya alesan tersendiri kali." Prilly menatap Arbani serius.

"Menurut lo, alesan dia apa?"

"Menurut gue—"

A/N

[FF#1] Ketua Kelas Gesrek [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang