Hari ini adalah hari Senin. Salma bangun lebih awal dari biasanya karena akan diadakan upacara bendera. Ia buru - buru membersihkan diri dan merapihkan atribut sekolahnya untuk upacara. Jangan sampai atributnya ketinggalan. Karena jika tertinggal, maka ia akan dihukum baris terpisah dengan kelasnya, yaitu baris paling depan didekat guru - guru dan itu akan menjadi pusat perhatian seisi sekolah.
Jam menunjukkan pukul 06.10 WIB dan Salma masih belum berangkat karena ia menunggu ojek langganannya datang. Salma sudah tidak sabar, ia takut datang telat karena kalau telat ia tidak diperbolehkan masuk mengikuti upacara bendera bersama.
"Yah mampus deh gue kalau telat. Kemana ya tumben ojeknya lama." Gerutunya sambil mondar - mandir di depan pintu.
Lima menit kemudian, rasa cemas perlahan menghilang.
"Akhirnya datang juga." Ucapnya.
"Bu, Salma berangkat dulu. Assalamualaikum." Sahut Salma dari luar pintu.
"Waalaikumsalam. Hati - hati dijalan nak." Balas ibunya dari dalam rumah.
Di perjalanan Salma terjebak macet. Ini adalah kesalahan Salma karena berangkat terlalu santai. Jadi, jika ia telat itu sudah menjadi resikonya. Tapi, untuk kali ini keberuntungan berada di pihak Salma. Ia sampai disekolah pukul 06.25 WIB, lima menit sebelum bel berbunyi. Ia langsung lari menuju kelasnya di lantai dua untuk menaruh tas, karena semua siswa sudah baris di lapangan pertanda upacara akan dimulai, dan turun kembali menuju lapangan. Upacara pun berlangsung dengan khidmat.
Setelah upacara selesai, semua siswa berhamburan meninggalkan lapangan. Ada yang pergi ke kantin, ada juga yang langsung ke kelas.
"Sal, ke kantin sebentar yuk mumpung belum bel." Ajak Neta, teman sekelas Salma.
"Gak ah, males. Sama yang lain aja."
"Tumben biasanya paling seneng diajak ke kantin. Kenapa lo?."
"Tidak apa - apa. Hari ini terasa lelah sekali Neta, jadi aku ingin beristirahat sebentar dikelas."
"Mulai deh lebaynya. Dasar drama queen. Yaudah gue ke kantin dulu, laper belum sarapan hehe." Balas Neta sambil meninggalkan Salma.
"Hehehe. Okedeh." Jawabnya.
Di kelas, ia langsung duduk ditempatnya dan langsung memilih untuk tidur sebentar. Kali ini muka Salma terlihat sangat lesu seperti tidak tidur semalaman.
Saat sedang asyik memejamkan mata, tiba - tiba Alfa datang mengganggunya. Alfa sengaja untuk membangunkan Salma agar tidak tidur melulu.
"Sal bangun kali, katanya mau tidur." Seru Alfa sambil mengoyakkan bahu Salma dan mengacak - acak rambutnya.
"Ih ganggu aja. Gue lagi gak mood. Jadi tolong jangan diganggu." Balas Salma jutek.
"Marah mulu lo Sal. Ohiya by the way makasih ya kemarin udah sempetin dateng meskipun telat haha."
"Sama - sama. Udah sana pergi." Ucap Salma sambil melemparkan jaketnya ke arah Alfa.
"Aduh galak banget sih jadi cewe." Sahut Alfa sambil menangkap hasil lemparan jaket dari Salma lalu ia taruh kembali jaket tersebut di meja Salma.
Setelah merasa berhasil mengganggu Salma, Alfa akhirnya pergi meninggalkan tempat duduk Salma. Salma pun kembali tertidur sambil menunggu guru datang ke kelas.
Ia menghiraukan omongan Alfa tadi. Tidak peduli Alfa bilang Salma galak atau apapun, intinya Salma hanya ingin tidur saat itu.
Bicara soal Alfa, dia memang anak yang jahil. Semua teman perempuannya dikelas selalu diganggu dengan kejahilannya. Apalagi dengan Salma, sepertinya dia sangat senang melihat Salma menderita karena kejahilannya. Maka tak heran jika Alfa dan Salma selalu berdebat hal yang tidak penting hanya untuk saling mengejek. Untung saja Salma bukan tipe orang yang mudah marah. Salma tahu kalau itu hanya bercanda, jadi ia tidak akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainbow is Over
Teen Fiction"Jika ingin bermain, maka keduanya harus bahagia. Tapi, jika salah satunya tidak merasakan bahagia, bagaimana bisa dikatakan bermain?" Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang gadis remaja si kutu buku bertemu dengan seorang pria yang ta...