Hujan deras mengguyur malam yang sepi itu. Tetesan airnya membasahi pepohonan di pekarangan rumah Salma. Dedaunan dan lonceng rumah bergoyang sendirian pertanda angin yang datang semakin kencang. Di luar terasa dingin. Hawanya sampai menembus dinding kamar Salma.
Salma menghampiri jendela kamarnya. Membuka tirai jendela tersebut dan memandangi hujan. Terlihat ada embun di kaca jendelanya. Tangannya menyentuh embun itu dan melukisnya menjadi sebuah kata bertuliskan 'Dito'.
Ya, 'Dito'. Sebuah kata sederhana yang penuh makna dan teka - teki sendiri. Gadis itu kini sedang memikirkannya. Ia juga kepikiran dengan nasihat sahabatnya tadi siang. Ia tidak sanggup menjauhi Dito. Meskipun Dito bukan siapa - siapa Salma, tetap saja ia enggan untuk memberi jarak.
Salma beralih menuju meja belajarnya. Ia mengambil buku diary dan pena. Ia mulai mencurahkan seluruh isi hatinya ke dalam buku diarynya itu. Salma mulai merangkai kata demi kata menjadi sebuah puisi.
Sebenarnya Salma bukan orang yang pandai dalam merangkai kata. Tapi kali ini ia akan mencoba untuk menuangkan segala emosinya melalui puisi.
*Halaman satu*
Jakarta, 10 Oktober 2016Dear Diary,
Malam ini akan menjadi malam yang gue kenang dalam memori gue. Karena di malam ini gue akan mencoba menulis puisi untuk pertama kalinya. Maksudnya, pertama kali gue curhat lewat puisi.
Oke, mungkin ini sedikit lebay. Puisi ini gue persembahin buat Dito. Ya, semua puisi yang akan gue bikin tentang Dito.
Mungkin gue terlihat gak waras. Karena semuanya selalu saja tentang Dito. Maaf ya Dit. Maafin gue terlalu berlebihan. I'm overdosed.
*Halaman dua*
Kumpulan Puisi Salma
Siapa Aku
Jika aku udara, apakah kau akan menghirupnya?
Jika aku Mentari, apakah kau bersedia berjalan dibawahnya?
Jika aku Bintang dan Bulan, apakah kau akan melihatku saat malam?
Jika aku bumi, apakah kau akan berpijak?
Lantas, siapa aku?
Apakah hanya sebuah pelabuhan untuk kapal bersandar saat lelah?
Cepat beritahu aku
Agar aku mengenal siapa aku sebenarnyaNama Lain Kau
Kau seperti langit yang menaungi senja
Membuatku merasa nyaman
Seperti mendapat perlindungan
Namun, kau juga seperti pelangi yang datang setelah hujan
Lalu pergi menghilang ketika sang Mentari datang
Ya, Mentari yang katanya Indah saat bersinar
Bermain denganmu seperti berada di labirin
Yang sulit menemukan jalan keluar
Dan terjebak diantara pintu - pintu kebohongan*Halaman tiga*
Untuk Tuan
Malam, tuan
Ada yang bisa saya bantu?
Ada perlu apa tuan datang?
Apakah tuan kelelahan?
Ingin beristirahat disini?
Istirahatlah jika tuan mau
Tapi ingat, sebentar saja tuan
Jangan terlalu lama disini
Jangan bertele - tele
Lakukan seperlunya saja
Jika nyonya datang, bahaya
Maka ia akan suka dengan tuan
Dan tuan harus tanggung akibatnya
Tuan mengerti?*Halaman empat*
Dit, gue boleh tanya sesuatu gak sama lo? Tujuan lo dateng ke gue kenapa sih Dit? Kenapa lo lama banget ya mampirnya. Gue bingung Dit. Gue takut. Takut kalau tiba - tiba lo menjauh tanpa sebab.
Dit, kita sebenarnya apa sih? Apa iya kita cuma teman biasa? Asal lo tau ya Dit, teman biasa gak kayak sikap lo ke gue Dit.
Jujur gue gak mau terus - terusan ada di posisi kayak gini. Gue gak mau Dit jatuh dilubang yang sama. Tolongin gue bangkit Dit biar gue gak jatuh lagi.
Gue mau lo peka Dit sama hati gue. Gue mau lo lihat ke depan, orang yang ada di depan lo sekarang. Orang yang selalu peduli disaat lo butuh diary buat lo curhat. Kalaupun orang yang didepan lo itu banyak, tapi tolong lihat gue Dit. Tolong!.
- Salma Anindya Zhafira.
Salma berhasil mencurahkan isi hatinya melalui puisi - puisi tersebut. Ia berhasil menghabiskan dua lembar kertas diarynya yang isinya hanya tentang Dito. Salma juga menuliskan ungkapan hatinya yang seolah akan ia tanyakan pertanyaan - pertanyaan itu kepada Dito.
Isi tulisannya membuat hati Salma semakin kacau. Hatinya semakin gelisah membaca diarynya sendiri.
"Sial." ucapnya.
Kemudian menutup buku diary itu.
Ia mengambil laptopnya dari laci meja belajar dan mulai menyalakan lagu. Tanpa disengaja lagu yang pertama kali ia dengar seperti cerita antara Salma dan Dito.
If this is my last night with you
Hold me like i'm more than just a friend
Give me a memory i can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
Cause what if i never love again?Lagu itu sangat pas sekali dengan perasaan Salma saat ini. Lagu - lagu selanjutnya selalu yang terputar tentang orang yang sedang jatuh cinta dan patah hati. Padahal Salma tidak sedang patah hati karena putus cinta. Ia hanya sedang meratapi kisahnya yang tidak jelas dengan Dito. Tapi bagi Salma liriknya begitu dalam dan menyentuh hatinya seakan - akan ia patah hati karena Dito.
"Duhhhh kenapa gue jadi cengeng gini sih." ucapnya sambil menghapus airmata yang hampir jatuh.
"Gila gue gak boleh nangis karena cowo. Plis Sal, lo kuat." kata Salma.
"Ah gue benci lo Dit. Gue benci lo. Gue benci diri gue sendiri. Gue benci sikap lo ke gue." katanya sambil beranjak dari meja belajar dan langsung menjatuhkan badannya ke kasur.
Tidak kuat kelopak matanya menahan air mata, akhirnya air itu jatuh juga ke pipi Salma. Ia membiarkan air mata itu terus jatuh hingga membasahi bantalnya. Ia ingin merasa lega dengan cara menangis.Walaupun dengan cara itu tidak akan menyelesaikan masalah, setidaknya ia puas mengeluarkan emosinya.
****
Hallo readers, mampir yuk ke cerita gue yang kedua. Sebenarnya itu bukan cerita sih, tapi kumpulan puisi gitu hehe. Itu kumpulan puisi yang Salma bikin. Kalian tau kan dicerita ini si Salma jd suka bikin puisi gt. Nah semua puisinya ditulis di "Behind the words". Jadi wajib baca ya! Biar kalian ngerasain emosi Salma dalam puisi itu. Hehe. Thank you 💚
Oiya, plis jangan jadi silent reader.
Berikan vote nya ya! *klik tanda Bintang*
Dan jangan lupa komennya, berikan kritik dan saran yg membangun. Karena gue masih dalam tahap belajar menulis.
THANK YOU GUYS
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainbow is Over
Teen Fiction"Jika ingin bermain, maka keduanya harus bahagia. Tapi, jika salah satunya tidak merasakan bahagia, bagaimana bisa dikatakan bermain?" Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang gadis remaja si kutu buku bertemu dengan seorang pria yang ta...