BAB 8

50 1 0
                                    

Salma belum cerita kepada Vina sahabatnya sejak SMP. Ia belum bilang kalau sedang dekat dengan seorang cowok yang bernama Dito. Rencananya hari ini Salma akan mengajak Vina jalan sekalian menceritakan tentang kejadiannya akhir - akhir ini dengan Dito.

Salma: Vin, hari ini main yuk.

Vina: Tumben lo. Ada apaan nih?

Salma: Hehe lo tau aja sih kalau gue ada perlu.

Vina: Iyalah gue gitu loh. Kenapa sih?

Salma: Gue mau cerita sekalian ketemu lah kangen nih udah lama gak main.

Vina: Yah gue lagi gak boleh keluar nih. Udah cerita disini aja gak perlu ketemu.

Salma: Hmm yaudah deh nanti aja.

Vina: Yeh yaudah.

Niat Salma untuk bercerita dengan Vina diurungkan. Salma merasa tidak enak kalau harus bercerita via chatting. Salma juga bingung harus mulai cerita darimana dengan Vina. Ia takut kalau respon Vina nanti tidak enak kepada Salma, karena Vina tahu betul tentang cerita cinta Salma yang bisa dibilang pahit.

Ya begitulah namanya juga masih cinta monyet. Cintanya para remaja yang masih labil. Setiap didekati oleh cowok, Salma selalu terbawa suasana atau terbawa perasaan dalam bahasa gaulnya baper.

Namun kisahnya selalu berakhir di tengah - tengah. Tidak selalu sampai tuntas. Ia pernah mengalami php, friendzone, atau cinta bertepuk sebelah tangan. Biasalah itu adalah penyakit cinta anak remaja. Terlihat sangat pahit memang. Tapi Salma selalu saja jatuh dilubang yang sama. Ia tidak merasa kapok dengan pengalamannya yang dulu - dulu. Padahal bisa dibilang Salma sudah pengalaman dengan penyakit - penyakit cinta itu.

Karena Vina tidak bisa diajak bertemu, malamnya Salma berniat akan menceritakan melalui line saja. Daripada tidak cerita sama sekali pikirnya. Salma harus bercerita tentang ini ke Vina, karena setiap Salma ada masalah dengan cerita cintanya, Vina lah yang selalu mendengarkan curahan hati Salma. Vina juga yang memberi solusi terhadap masalah tersebut. Jadi, untuk kali ini Salma harus bercerita kepada Vina.

Salma: Vin, gue mau cerita sekarang deh.

Vina: Tentang apa?

Salma: Ada yang line gue cowok. Namanya Dito.

Vina: HAH? DEMI APA WKWK terus - terus gimana?

Salma: Gak usah capslock juga kali Vin. Yagitu ketemu di pensi waktu itu terus dia invite line setelah dua bulan dia chat dan sampe sekarang masih chattingan hahaha.

Vina: HAHAHAHA dia anak SMA mana?

Salma: SMA Dirgantara.

Vina: Loh deket dong.

Salma: Yagitudeh.

Vina: Hahahahaha yaudah hati - hati aja Sal.

Salma: Nah itu dia Vin gue takut. Lo jangan nakut - nakutin gue dong Vin.

Vina: Yaudah kan gue bilang hati - hati. Inget jangan baper ya Salmaaaa.

Salma: Ah gue bete nih kalau begini.

Vina: Yaudah jalanin aja semoga aja gak kayak yang dulu - dulu.

Salma: Hmm.. Iya Vin semoga aja deh.

Vina memang paham betul dengan sifat Salma yang mudah baper. Pantas saja saat Salma mulai bercerita tentang itu, Vina sudah menasihatinya untuk lebih berhati - hati kepada setiap cowok yang mendekati Salma.

Salma akan mendengarkan nasihat Vina yang menyuruhnya berhati - hati. Sebenarnya Salma agak sedikit trauma dengan kejadian yang baru saja ia alami setahun yang lalu. Ketika kelas sepuluh, ia didekati oleh temannya dari kelas sebelah. Ia dekat sudah tiga bulan. Awalnya memang teman curhat saja, tapi lama - kelamaan cowok itu seperti memberikan harapan kepada Salma.

Terlihat jelas melalui pesan yang dia kirim kepada Salma. Percakapannya tidak seperti teman biasa, karena teman biasa tidak memberi perhatian lebih dengan kata - kata yang manis didengar. Namun, tiga Bulan mereka dekat bukan berarti mereka harus jadian. Cowok itu malah meninggalkan Salma dan jadian dengan teman sekelasnya. Hati Salma bagai tersayat - sayat.

Dari situ lah mereka berdua lalu menjauh. Setiap berpapasan di sekolah, selalu saling membuang muka seolah - olah mereka tidak saling melihat atau tidak saling kenal.

The Rainbow is OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang