BAB 21

20 3 0
                                    

Sudah terhitung satu hari dari kepergian Dito. Salma terus memperhatikan layar hp nya untuk menunggu kabar dari Dito. Salma tidak berniat untuk mengirimi pesan ke Dito. Bukan tidak mau, melainkan takut mengganggu. Makanya ia selalu mengurungkan niat jika ingin menelepon atau mengirim pesan duluan. Biar saja Dito yang memberi kabar duluan.

Semenjak kepergian Dito, ia sudah jarang menyentuh hp. Salma merasa tidak ada pesan yang spesial selain dari Dito. Jadi ia merasa malas untuk membuka hp.

Ketika ia hendak tidur, hp Salma tiba - tiba berbunyi pertanda pesan masuk. Awalnya ia ingin mengacuhkan, tapu entah mengapa firasat Salma mengatakan kalau itu dari Dito. Dan benar saja, saat ia membuka pesannya, itu adalah Dito. Salma sangat merasa senang seperti mendapat undian.

Dito: Hei.

"OMG DITO?!" setu Salma kegirangan.

Salma: Hai. Udah sampai?

Dito: Udah tadi malam. Maaf ya baru Kasih kabar.

Salma: Iya. Gakpapa. Pasti baru dapet wifi ya? Hehe.

Dito: Iya hehe. Gue baru ngabarin lo doang nih. Jangan bilang ke Alfa dan Chandra ya kalau gue kasih kabar.

Salma: Jadi maksud lo gue orang pertama yang lo kabarin gitu?

Dito: Iya. Hehe. Jangan bilang - bilang ke mereka berdua.

Salma: Kenapa? Kok gak ngabarin temen lo?

Dito: Males. Haha. Oh iya, disana jam berapa?

Salma: Hahaha. Hmmm jam 10. (Salma melirik ke jam dinding).

Dito: Oh. Berarti beda 7 jam. Disini jam 4 sore. Lagi apa?

Salma: Iya. Lagi mau tidur.

Dito: Eh jangan tidur dulu dong. Gue bela - belain nyari wifi baru dapet nih. Hahaha.

Salma: Iya nggak kok haha. Lo lagi di cafe?

Dito: Lebih tepatnya di depan cafe. Gue daritadi berdiri diluar cafe cuma buat numpang wifi. Haha.

Salma: Kok gak masuk? Emang gak pegel?

Dito: Mahal Sal. Hehe. Gakpapa deh gue rela berdiri cuma buat chattingan sama lo.

Salma: Heh. Gombal banget hahaha.

Dito: Ini serius kok haha. Udah dulu ya. Gue mau balik lagi ke hotel. Selamat tidur Salma.

Salma: Iya Dit. Thanks. Hehe.

Percakapan singkat itu menjadi pengantar tidur Salma. Ia jadi terus membayangkan Dito sebelum tidur.

"Ternyata gini ya rasanya LDR -an."

***

Pagi ini Salma berangkat sekolah seperti biasanya. Meskipun ia ditinggal Dito ke Paris, namun aktivitas sehari - harinya sama seperti sebelumnya. Wajah Salma juga tidak menunjukkan kesedihan karena Dito pergi. Masih sama seperti biasanya. Hanya hatinya saja merasa yang sedih.

Di kelas baru ada 5 orang yang datang. Termasuk Alfa. Cowok itu sedang duduk manis dikursinya sambil menguap terus menerus.

Baru saja dua langkah Salma masuk ke kelas, Alfa langsung meledek Salma perihal Dito.

"Cie yang ldr - an." seru Alfa.

Salma langsung melirik ke arah Alfa lalu menghampirinya. "Sssttt. Berisik." bisik Salma.

The Rainbow is OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang