"Nonton film ini yuk. Sumpah seru banget."
"Masa? Serius gak nih?"
"Serius. Nonton aja. Bagi gue sih lucu. Haha."
Obrolan itu terdengar dari sekumpulan teman - teman Salma di kelas. Mereka sedang membicarakan film yang sedang tayang bulan ini di bioskop. Salma yang sedang membaca novel merasa terganggu. Merasa penasaran tentang apa yang mereka bicarakan, ia lalu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri perkumpulan itu.
"Eh ada apaansih? Heboh banget kalian." Salma langsung duduk disamping salah satu temannya.
"Makanya jangan baca novel mulu Sal." ucap Siska.
"Suka - suka gue dong." jawab Salma. "Ada apaan eh kasih tau dong." tanya nya lagi.
"Ini film yang lagi tayang di bioskop. Lucu tau. Pokoknya lo harus nonton Sal." celetuk Nina.
"Yakin lo?" tanya Salma.
"Nonton aja biar tau."
"Yaudah yuk besok nonton. Gue jadi penasaran sama filmnya." ajak Salma.
"Udah nonton dong, sama doi gue kemarin. Hahaha." jawab Reyka.
"Ah payah banget. Ayo dong temenin gue." tukas Salma memelas.
"Ah gak suka film itu. Lagi nungguin filmnya Daniel Radcliffe. Hehe." balas Dini.
"Yahh terus gue sama siapa dong?" Salma menopangkan dagunya ditangan.
"Hmm yaelah Sal. Sedih banget. Ajak doi lo tuh." balas Nina.
"Ih masa gue yang ajak duluan? Gak mau. Lagian dia gak bakal mau pasti." ucap Salma.
"Eh tunggu deh. Emang lo punya doi Sal? Haha." tanya Reyka mengejek.
"Ya punya lah. Ada sih. Tapi cuma temen. Hehe."
"Friendzone terussss." sindir Dini. "Hahaha. Yaudah ajak dia aja Sal. Gengsi jangan digedein."
"Ah bawel lo semua. Bye. Gue mau lanjut baca novel lagi." Salma langsung kembali ke tempat duduknya.
Di sela - sela membaca, ia penasaran dengan film yang tadi. Kemudian ia mencoba untuk mencari trailer film tersebut di youtube. "Hahahhaha. Hahhaha. Hahaha." tawanya membuat salah satu temannya bingung melihat tingkah Salma.
"Sal lo kenapa sih? Lo sehat kan?" tanya Dika meledek.
"Eh ya sehat lah. Maksud lo apaan sih? Gak jelas lo Dik." jawab Salma sewot.
"Loh. Loh. Loh. Lo tuh gak jelas daritadi ketawa sendirian kayak orang gila." ledek Dika.
"Ih ngeselin lo Dik. Gue lagi nonton trailer ini." Salma menunjukkan hp nya ke Dika sebagai bukti.
"Oooh film itu. Udah nonton gue. Lucu emang." Dika lalu pergi keluar kelas meninggalkan Salma. Salma tidak pedulikan kepergian Dika. Ia langsung kembali menatap layar hp nya.
***
"Kira - kira kalau gue ajak Dito nonton itu dia mau gak ya? Hmm." ucap Salma seraya menaik turunkan layar hp nya. "Ajak gak ya? Ah gak ah males." Salma beranjak dari kasur mengambil novel di rak buku. Ia lalu membaca novel itu.
Setengah jam kemudian, Salma kepikiran lagi soal film itu. "Duh ajak nggak, ajak nggak." Salma menghitung jarinya sampai sepuluh dengan mengucap kata itu secara bergantian. Saat hitungan kesepuluh, mulutnya berkata 'Nggak'.
"Yah berarti gak jadi nonton dong?"
Namun Salma ingin sekali menonton film itu. Kemudian ia berubah pikiran. Ia tidak setuju dengan hitungan jarinya itu. Karena dianggap tidak adil. Kalau ia mengatakan 'ajak' pada hitungan pertama, otomatis pada hitungan kesepuluh akan berhenti dengan kata 'ajak'. Begitupun sebaliknya jika ia mengucapkan 'nggak' dihitungan awal.
"Ajak aja ah. Bodoamat. Yang penting gue nonton itu. Hehe." serunya. Kemudian Salma mengambil hp nya untuk memberitahu Dito. Dan secara kebetulan ada pesan masuk dari Dito.
Dito: Sal, woi bales dong. Gue mau curhat nih. Tolong kasih saran ya.
"Ya, Dit curhat aja terus. Anggep aja gue psikolog pribadi lo. Gakpapa gue mah." Gerutunya meledek Dito.
Salma: What? Maaf baru liat hp.
Dito: Menurut lo, gue ganteng gak? Hahahaha.
"Hah? Yaampun nih anak kesambet apa sih jadi begini. Hahaha." ucap Salma tertawa geli.
Salma: Curhat lo penting banget. Saran gue, lo jangan kepedean.
Dito: Hahaha gue emang ganteng Sal. Banyak yang mengakui itu.
Salma: Plis Dit, gue mau muntah bacanya. Hahaha.
Dito: Ih jahat. Mirip shawn mendes begini masa mau muntah sih? :(
Salma: Diem lo. Beda jauh banget astaga Ditoooo. Lo ngigo ya? Haha.
Dito: Ampun Sal. Gue bercanda kok. Hehe.
Salma: Udah tau. Eh Dit, nonton film ini yuk? Katanya sih lucu Dit. *Salma send a picture*
Dito: Oh film itu. Hmm emang ada yang bilang lucu sih.
Salma: Ayo Dit nonton temenin gue hehe. Belum nonton kan lo?
Dito: Belum sih. Yaudah deh. Mau kapan?
"Serius Dito mau? Yess hahaha akhirnya gue ada temen nonton." seru Salma.
Salma: Hmm.. Besok bisa?
Dito: Boleh. Pulang sekolah ya, gue jemput lo.
Salma: Okey.
***
Hallo readers, makasih buat yang udah sempetin baca cerita gue ya. Udah masuk bab 15 nih, dan perjalan cerita ini masih panjang hehe.
Buat kalian yang baca, tolong dong jangan jadi silent reader. Hehe. Tolong vote cerita gue ini ya. Dan jangan lupa komen buat kasih masukan, biar cerita yang gue bikin lebih berkembang dan lebih bagus lagi. Gue akan seneng kalo kalian kasih kritik&sarannya. Karena itu sangat membantu gue dalam menulis. Gue emang masih belajar dalam hal menulis ini.
Terimakasih semuanya!💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainbow is Over
Teen Fiction"Jika ingin bermain, maka keduanya harus bahagia. Tapi, jika salah satunya tidak merasakan bahagia, bagaimana bisa dikatakan bermain?" Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang gadis remaja si kutu buku bertemu dengan seorang pria yang ta...