"Udah Sal, jangan dipikirin terus." suara itu membangunkan Salma dari lamunannya. Ya, itu adalah suara Chandra. Tiba - tiba saja Chandra datang lalu duduk disamping Salma sambil memakan roti yang dibelinya di kantin. Entah sejak kapan dia ada disitu, yang pasti omongan Chandra itu benar.
"Ih ngagetin aja lo." ucap Salma seraya menyenggol lengan Chandra.
"Gue tau kali yang lo pikirin." balas Chandra. "Kalau lo gak mau dia pergi, ya bilng sejujurnya." tambahnya. Chandra seolah - olah membaca pikiran Salma. Dia membahas semua yang Salma pikirkan saat itu.
"Terlanjur. Gue gak mau egois sama perasaan gue." Salma menghela nafas seraya mengikhlaskan.
"Bodoh."
Chandra menoyorkan kepala Salma.
"Emang."
"Yaudah sebelum Dito pergi, lo kasih kado aja. Kesukaan dia. Atau lo ajak dia jalan. Sebelum lo nyesel."
"Gak mungkin lah. Gue cewek. Masa ngajan duluan."
"Aduh Sal, udah gak jaman gengsi. Tapi terserah deh. Gue cuma saran." Chandra langsung meninggalkan Salma dan kembali ke tempat duduknya.
Salma langsung diam. Tak ada balasan apapun untuk Chandra. Ia langsung kepikiran dengan apa yang dibilang Chandra. Benar, seharusnya Salma tidak usah membesarkan gengsi jika ia tidak ingin menyesal.
Akibat dari yang diucapkan Chandra, malamnya Salma terus memikirkan hal itu. Salma menimbang - nimbang apakah ia akan memberikan hadiah atau mengajaknya jalan. Butuh 2 jam bagi Salma untuk mengambil keputusan itu. Ia juga meminta saran kepada Vina. Hingga pada akhirnya, ia memilih untuk mengajak Dito jalan. Alasannya, kalau membelikan hadiah ia tidak tahu apa yang akan dibelinya nanti.
***
Bel istirahat berbunyi. Salma langsung membereskan bukunya dan bergegas menghampiri Chandra. Ia berniat untuk memberitahu tentang rencana Dito sebelum pergi.
"Chandraaa! Tunggu. Gue mau ngomong sebentar." seru Salma.
"Apaan? Cepet ngomong gue mau ke kantin." balas Chandra sambil memasukkan buku ke dalam tas.
"Okey. Jadi gini, gue udah mutusin buat ajak Dito nonton hehe."
"Yaudah bagus deh. Gengsi jangan dipelihara."
"Ishhh."
"Goodluck deh. Minggir gue mau ke kantin."
"Yaudah si tinggal lewat." Salma pun bergeser memberi jalan untuk Chandra. Ia lalu langsung kembali ke tempatnya semula dan berkumpul bersama temannya.
***
Malam ini, Salma memutuskan untuk memberitahu Dito perhial rencananya. Beberapa kali Salma sempat ingin menundanya bahkan ia juga berpikir kalau rencana tersebut ia batalkan. Namun, ia berpikir kembali karena tidak ingin menyesal.
"Semoga ini akan menjadi keputusan yang menyenangkan. Huh." Ucapnya sebelum mengirim pesan ke Dito.
Salma: Dito?
Dito: Iya, Sal. Kenapa?
Salma: Lo berangkat tanggal 20 minggu depan kan?
Dito: Iya. Kenapa?
Salma: Mau gak temenin gue nonton? Sebelum lo berangkat, Dit. Bisa kan minggu ini?
Dito: Hahaha. Sal, gue juga nanti balik lagi kok bulan depan. Hehe.
Salma: Iya sih. Tapi, ya gak apa - apa. Kita main sebelum lo pergi.
Dito: Iya Sal. Gue temenin lo nonton. Mau hari apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainbow is Over
Teen Fiction"Jika ingin bermain, maka keduanya harus bahagia. Tapi, jika salah satunya tidak merasakan bahagia, bagaimana bisa dikatakan bermain?" Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang gadis remaja si kutu buku bertemu dengan seorang pria yang ta...