Part 12. Teka - Teki

5.7K 320 4
                                    

Yang dimulmed itu Keyla kalau gak lagi nyamar jadi cewek cupu.

***

I wish that I could wake up with amnesia
And forget about the stupid little things
5SOS, Amnesia.

***

Author POV

"Jadi itulah cerita tentang mereka." Vano mengakhiri ceritanya.

Jadi selama ini Keyla juga nggak beneran cinta sama Darrell? Gila ! Ini bener-bener drama !

"Makasih dok, lo udah mau ceritain masa lalu Keyla ke gue."

"Lo bisa panggil gue abang btw."

Keynan mengangguk, "Oke bang."

"Jadi, mulai sekarang kita saingan ya?"

Keynan menoleh ke arah Vano, "Saingan?"

"Kita kan suka sama orang yang sama."

"Oke, mulai sekarang kita bersaing secara sehat." Ujar Keynan menyanggupi.

"Deal ! Lo tenang aja, jodoh nggak akan kemana kok Nan." Kata Vano menyemangati rivalnya.

Iya, jodoh emang nggak kemana, tapi saingan dimana-mana. Dari seragamnya sih emang sama-sama putih, tapi gue nya masih pakai seragam putih osis, dia pakai seragam putih dokter. Kan kampret ! Batin Keynan jengkel.

"Kenapa lo diam? Sariawan? Atau lapar? Yaudah ayo cari makan, tenang gue yang traktir kok." Ajak Vano.

"Nggak usah bang, gue nggak lapar kok." Tolak Keynan.

"Udah .. ayo ! Nggak usah malu gitu sama gue !" Vano beranjak dari makam.

Mau tak mau, Keynan mengikuti langkah Vano, mengingat ia datang bersama Vano. Lagi pula tak mungkin dia menemukan kendaraan umum di tengah makam. Salah-salah malah ketemu taksi gaib, kan nggak lucu.

***

Keduanya telah sampai di salah satu restoran cepat saji. Selama perjalanan tadi, keduanya​ memang tak terlibat banyak perbincangan.

Momen yang bener-bener awkward, batin Keynan.

"Lo cari tempat duduk gih, biar gue yang pesen." Ujar Vano.

"Takut gue pesen yang mahal ya bang kalau gue yang pesen?" Canda Keynan guna mencairkan suasana.

"Sialan ! Udah gih cari tempat duduk !"

Selanjutnya mereka sudah sibuk dengan urusan masing-masing.

Makanan datang, Keynan yang tak tahan dengan suasana sedikit canggung ini akhirnya memulai percakapan. Pasalnya, walaupun dia pendiam, tetap saja dia tidak bisa didiamkan seperti ini.

"Bang, gue tadi lihat ada bunga di makam Bryan, itu lo yang taruh?"

Vano menggeleng, "Kerjaan Rara, dia emang rutin ganti bunga disana seminggu sekali, tepatnya Kamis sore."

"Oh, darimana lo tau kalau yang kasih itu Keyla? Bukannya kalian baru ketemu lagi?"

"Gue berasa lagi jadi terdakwa nih lo tanyain mulu." Ujar Vano sok protes.

"Ck, kepo bang gue nya, gue gini juga cuma sama lo doang."

"Haha, gue tau karena gue tadi udah ngobrol banyak sama dia." Jelas Vano.

Keyara (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang