Part 32. Flashback (2)

4.7K 296 7
                                    

I find it hard to trust not only me, but everyone around me
Because of you, I am afraid
— Kelly Clarkson, Because of You.

***

Author POV

Mobil yang membawa Keyla telah sampai di depan rumah minimalis dengan arsitektur khas Jawa yang kental dibagian depannya. Teras rumah berbentuk joglo lengkap dengan lampu remang-remangnya membuat Keyla kembali harus susah payah meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

Namun sekuat apapun ia mencoba, tetap saja ia gagal, kejadian satu tahun yang lalu di teras rumah ini membuat dia benar-benar trauma. Dia hanya mampu menggenggam erat tangan Atva yang sedari tadi berdiri di sampingnya.

Sedang pikiran Keyla kembali terlempar pada hari itu.

Flashback on

Jum'at, 27 Mei 2016.

Hari yang seharusnya menjadi hari paling berkesan bagi gadis itu, Kiara. Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 13.

Teman-temannya telah berada di teras rumah, hari ini mereka berniat untuk mengunjungi makam Bryan di Jakarta. Vano telah menyiapkan tiket untuk Kiara, dan sahabatnya untuk terbang ke Jakarta.

Belum sempat dia masuk ke mobil Reno, suara Varida sudah menggema di telinganya.

"Mau kemana kamu anak nggak tau diri? Pergi tanpa pamit, bawa-bawa koper segala, mau kabur kamu? Sana minggat sana, kalau perlu nggak usah balik !"

Tubuh Kiara menegang, ia sudah terbiasa dengan situasi ini, namun tak tau mengapa perkataan orang yang sering ia panggil bunda itu selalu saja terasa seperti belati, tajam dan menusuk.

Dia sebenarnya malu terhadap keempat temannya, mereka harus mengetahui bahwa kondisi keluarganya memang sudah tidak baik.

Namun tidak bagi Luna, Rachel, Gravil dan Reno, mereka sudah terbiasa dengan situasi ini, namun lagi-lagi mereka hanya mampu diam karena Kiara selalu mencegah mereka untuk tidak masuk kedalam urusan keluarganya.

Kiara memandang wajah bundanya dengan berkaca-kaca, dipandangnya mata coklat milik bundanya itu, mata yang dulunya selalu meneduhkan hati kini berubah menjadi tak terdefinisi.

Dulu Kiara suka dengan mata coklat milik bundanya itu, Kiara kecil selalu berceloteh bahwa dia ingin memiliki mata coklat seperti sang bunda, bukan mata hazel yang dia miliki sekarang. Tapi itu dulu, lain dengan sekarang.

"Kenapa? Mau nangis? Mau ngeluarin air mata buaya biar saya trenyuh lihat kamu? Nggak akan !" Seru Varida lagi.

Kiara memandang Varida, "Buat apa aku ijin ke bunda kalau pada dasarnya bunda sama sekali nggak mau tau urusan hidup Yaya, Yaya salah apa sih bun?" Lirih Kiara.

"Salah kamu? Banyak ! Kamu cuma bisa ngabisin duit suami saya, hobi kamu keluyuran nggak jelas, beli baju ini itu, kamu sadar nggak? Biaya sekolah kamu aja udah mahal, masih aja nggak tau diri !" Maki Varida.

"Bunda tau? Dulu tatapan mata bunda selalu bisa bikin aku tenang, dulu tatapan mata bunda itu teduh dan damai, dulu bunda adalah sosok perempuan yang sangat Yaya idolakan, tapi semuanya berubah sejak enam tahun yang lalu, nggak perlu Yaya sebut kapan tepatnya karena Yaya tau pasti bunda juga tau kapan terakhir kali bunda natap Yaya sebagai anak."

Varida maju mendekati Kiara, sejurus kemudian satu tamparan mendarat dipipi mulus Kiara, cuku keras hingga menimbulkan suara yang mengiris hati. Sebenarnya Kiara bisa saja menahan tangan Varida, tapi tidak dia lakukan, dia hanya bisa pasrah dengan perlakuan sang bunda.

Keyara (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang