Part 3. Drama

7.6K 413 3
                                    

Without you, I feel broke like I'm half of a whole
Without you, I've got no hand to hold
Without you, I feel torn like a sail in a storm
Without you, I'm just a sad song
— We The Kings, Sad Song.

***

Keyla POV

Dua bulan sudah aku resmi menjadi siswa SMA, tak ada perubahan signifikan dalam diri dan hidupku.

Pikiranku masih saja terfokus pada Kak Iyan, sosok yang selalu menghantui pikiran ku, tak ada satupun yang berhasil menggantikannya, jangankan menggantikannya, untuk mengalihkan aku padanya pun belum ada yang berhasil.

Bagiku dia itu istimewa, seistimewa perlakuannya padaku, seistimewa kota Jogja. Hanya dia yang selalu bisa membuatku berpikir kalau, 'oh gue ini istimewa'.

Ah Kak Iyan.

Kembali ke kehidupan ku, awalnya semua berjalan normal, aku merasa tenang dengan hidupku. Walaupun aku sama sekali tidak memiliki teman di kelas. Semua baik-baik saja, tidak ada yang spesial pada awal masa putih abu-abuku, semua orang acuh padaku, tak peduli dengan keberadaanku, bahkan mungkin mereka tidak tau kalau aku itu ada.

Tapi semua berubah saat dia datang mengusik kenyamananku. Sejak itu, ruang gerakku menjadi terbatas. Sejak itu, semua mata memandangku dengan pandangan menyebalkan.

Dia adalah Darrell Cello Damarres, kapten basket sekolahku yang sekaligus ketua geng d'jabrix.

Oke, aku kenalkan dulu apa itu d'jabrix, d'jabrix adalah geng bentukan 4 orang anak kelas 11 IPA 1 yang sudah terbentuk hampir 5 tahun dimana anggotanya adalah Darrell si dingin dan cuek yang kebetulan menjabat sebagai ketua geng, Jack si biang rusuh, si playboy Alex dan si pendiam Keynan.

Kalau kata orang-orang, d'jabrix adalah sekumpulan titisan Nabi Yusuf yang kadar kegantengannya tidak perlu diragukan lagi.

Oke kembali ke topik !

Jadi, sebulan sudah seorang Darrell Cello Damarres gencar mendekatiku. Setidaknya dalam satu hari, dia bisa 3 kali menemuiku. Pertama pagi hari di parkiran untuk menyapaku dengan kata-kata andalannya, 'Selamat pagi, have a nice day Keyla'. Kedua disela-sela jam istirahat pertama, dia datang menganggu acara makan ku, dan terakhir saat pulang sekolah untuk bilang, 'Dah Keyla, hati-hati di jalan, jangan lupa kabarin kalau udah di rumah, sampai jumpa besok'. Ya, tentunya kendati memiliki nomornya, aku tak lantas menghubunginya ketika aku sudah sampai di rumah.

Dan akku selalu bisa mencium bau-bau kehadirannya walau masih dalam radius 20 meter, bukan karena aroma parfumnya, namun lebih kepada jeritan perempuan-perempuan pemuja Darrell. Seperti saat ini contohnya, saat aku sedang mengisi waktu istirahatku dengan memakan bekal yang selalu aku bawa dari rumah. Fyi, aku memang selalu membawa bekal dari rumah, maka dari itu aku tak pernah keluar dari kelas kecuali untuk ke masjid, toilet, praktik dan olahraga.

Sekumpulan perempuan yang menamakan dirinya 'TeamDarrell' mulai berteriak histeris mana kala sang idola mulai memasuki koridor 10 IPA, huh, siapkan mentalmu Keyla ! Drama akan segera dimulai, batinku setelah mendengar teriakan dari koridor.

Tak butuh waktu lama, aku mulai mendengar bunyi tarikan kursi yang berasal dari kursi sebelahku, ya aku memang duduk sendirian di kelas. Siswa anak IPA 1 memang lebih sedikit dari kelas lainnya, namun fasilitas yang disediakan tetap saja sama, mulai dari ukuran kelas hingga jumlah meja dan kursi di kelas ini. Terlebih lagi jumlah laki-laki dan perempuan di kelasku ini ganjil, alhasil aku harus duduk sendirian, tapi tak apa, sendiri berani.

"Hey Keyla." Sapanya dengan menebar senyum manis membuat fansnya semakin histeris.

"Eh, hay juga kak." Jawabku yang masih fokus pada bekalku.

Keyara (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang