#12: Kilas Balik

3.8K 347 189
                                    

December 25th, 2016
.
.
Seokjin's Apartment
.
.
.
.
.
"taehyung-ah!!" waktu masih menunjukkan pukul setengah delapan pagi. tapi suara jimin sudah menggema di seluruh ruangan apartemen milik seokjin. tak perlu bertanya, mengapa sepagi ini jimin sudah sampai di kediaman kim bersaudara. karena faktanya hari ini adalah hari natal, otomatis jimin mendapatkan hari liburnya. dan ya! khusus tahun ini, jimin memutuskan untuk merayakan natal bersama seokjin dan taehyung dengan mengantongi izin dari orang tuanya tentu saja.

"eoh? apa yang sedang kau kerjakan, seokjin hyung?" sebelum berhasil menemui taehyung di kamarnya, pandangan jimin tertuju pada seokjin yang tampak sibuk.

"ahhh! jimin-ah!" entah karena terlalu fokus, atau ada hal lainnya... seokjin baru menyadari kedatangan jimin. ia tersenyum lebar sebagai tanda sapaannya, lantas melanjutkan kembali kegiatannya.

"aku sedang menyiapkan sarapan untuk taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"aku sedang menyiapkan sarapan untuk taehyung. kebetulan ini hari natal, jadi aku ingin memasaknya sendiri" seokjin melanjutkan kalimatnya sembari mencuci beberapa wadah bekas memasak. sudah menjadi hal yang wajar, bila seokjin ingin memanfaatkan waktu luangnya demi memberi kesan baik pada sang adik. toh akhir-akhir ini sebagian besar waktunya ia habiskan di rumah sakit bersama para pasiennya. maka dari itu.. seokjin memutuskan untuk melakukan hobi terpendamnya yang sudah lama tidak ia tekuni, yaitu memasak. bahkan seokjin menyiapkan seluruh masakannya seorang diri, tanpa bantuan dari bibi lee pastinya.

"perlu kubantu hyung?" jimin menawarkan diri. meski tak pandai memasak, namun ia masih bisa membantu dengan memotong sayur atau sekedar mencuci bahan-bahan mentah.

"tak perlu jimin-ah. temui saja taehyung. bujuklah ia agar mau keluar dari kamarnya" secara tak langsung, seokjin menyampaikan salah satu keinginan terbesarnya selama ini. tahu sendiri jika si sulung tak dapat berbuat banyak, lebih-lebih saat sang adik kesayangannya bersikeras untuk melakukan apa yang ia mau. menolak keluar dari kamar, contohnya. tak masuk akal juga, bila ia harus mengancamnya dengan jarum suntik.

hanya ingin mengingatkan.... dari pertama taehyung datang di apartemen ini, ia lebih memilih untuk melakukan segala aktivitasnya di dalam kamar. tak heran jika kulitnya semakin memucat, karena sudah hampir satu tahun ia tak pernah terkena paparan sinar matahari secara langsung. eum, mungkin bisa dibilang ia hanya mengandalkan sinar matahari yang masuk ke apartemen melalui celah-celah gordyn jendela. selebihnya? tak pernah sama sekali.

"hng. akan kucoba membujuknya lagi!" jimin menyanggupi permintaan seokjin, meski ia tahu bahwa tugas itu tidaklah mudah. namun satu hal yang patut ia syukuri. sikap taehyung yang semakin hari semakin berubah menjadi lebih baik. mungkin saja dengan perubahan sikapnya ini, hatinya juga akan mudah luluh dan mau menuruti permintaan tak langsung dari seokjin.
.
.
.
.
"ya! taehyungie! apa yang kau lakukan, huh?" sesampainya di kamar taehyung, jimin sedikit merengut karena sang sahabat tak memberi sambutan selamat datang padanya. sungguh tak biasanya. karena sesibuk apapun kegiatan yang dilakukan oleh taehyung, minimal ia akan tersenyum simpul sebagai bentuk dari sambutannya.

Himnaeseyo [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang