#34: Terbongkar (2)

1.5K 218 71
                                    

March 6th, 2017
Korea University Medical Center
VIP Room.
09.11 a.m.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"kalau begitu, biarkan aku melakukan sesuatu"
.
.
.
.
.
baiklah. mungkin sebagian besar dari kalian bertanya-tanya, apakah kim jungkook tidak memeriksa segala respon artikel yang kian menyudutkan hyungnya akhir-akhir ini? kenapa ia baru menyadari sekarang, padahal bocah itu gemar sekali memainkan ponselnya?

jawabannya adalah......... tidak. bocah itu memang gemar memainkan ponsel, tapi tidak untuk memeriksa ratusan artikel yang diterbitkan tiap harinya. toh isi artikel yang berkaitan dengan dirinya, semua sama saja. lebih baik dia menghabiskan waktu senggangnya dengan bermain games, atau menciptakan sebuah lagu. lebih bermanfaat kan?

untuk masalah komentar di SNS, akhir-akhir ini jungkook memang tak begitu memperhatikannya. bagaimana ya, dia terlalu fokus dengan persiapan album baru juga fanmeeting yang digelar hampir bersamaan. jadi bukan salahnya jugalah, bila ia langsung keluar dari akun SNS begitu selesai membagikan updateannya kepada para penggemar. setidaknya kewajiban rutin memberikan konten, sudah ia penuhi. dengan begitu, ia juga tak bisa disebut lari dari tanggung jawab.

dan datanglah waktu dimana kim jungkook menemukan sebuah permasalahan lain, ketika kakak yang seharusnya ia lindungi....... diserang habis-habisan oleh pihak yang bahkan tak mengenalnya secara langsung. lebih-lebih jika apa yang dituduhkan pada sang kakak, tak ada satupun yang benar. saudara kandung mana yang mau menerima kenyataan ini, eoh? tak elok rasanya, bila ia hanya berpangku tangan. kemana tanggung jawabnya sebagai sang adik? ingatlah, bahwa dulu atau sekarang..... kim jungkook tetaplah sama. sama-sama menyayangi dan mau berjuang demi hyungnya.

"maaf. hyung tak bermaksud menyembunyikannya darimu. hyung ingin jungkookie fokus pada karir tanpa memikirkan hal lain yang akan merugikanmu" taehyung berujar. ada sedikit rasa penyesalan menyelimuti hatinya. jujur saja, ia bimbang. pemuda kim itu tak mau bila karir jungkook hancur karena dirinya. lihatlah, berapa banyak haters yang JK panen begitu dirinya muncul di hadapan publik.

"tsk, lucu sekali. hal lain?" jungkook berdecih tak percaya.

"ya tuhan, hyung! adik mana yang rela melihat kakaknya dicaci maki eoh? demi apapun di dunia ini, yang jelas aku tak peduli! penggemar atau bukan.... aku harus melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah ini" sambung si bungsu lagi. kali ini kedua tangan jungkook terkepal erat, memperlihatkan keseriusan bocah itu dalam menghadapi masalah.

"jangan gadaikan karirmu!" taehyung memekik. ia panik setengah mati, takut bila sang adik melakukan hal diluar nalar.

"apapun akan kulakukan demi hyung. termasuk meninggalkan industri hiburan, kalau memang diperlukan. aku lebih rela kehilangan karir, daripada kehilangan hyung untuk yang kedua kali"

"kau gila! kau akan menyesal, bodoh! tsk! tak bisa dipercaya! arrgghh!" taehyung frustasi. ia tahu betul bagaimana sifat sang adik bila sudah memiliki tekad bulat. dan demi tuhan, pemuda itu kehabisan akal untuk mencegah niatan sang adik.

"nyatanya, aku akan lebih menyesal bila terlambat bahkan tak membantu hyungku sendiri........."

"tidak! tidak! kumohon, biarkan hyung yang menyelesaikan-- oh! atau hyung bisa meminta bantuan pihak lain! kau hanya perlu fokus penyembuhan, dan masalah ini pasti akan cepat tertangani" taehyung mengutarakan rencana lain. sebisa mungkin ia berusaha agar jungkookie tak ikut campur terlalu jauh dalam masalah ini.

"oh? jadi hyung tak mempercayaiku?" jungkook membalik pertanyaan. gila! gila! bukan seperti ini skenario yang dipikirkan oleh taehyung.

"ya tuhan, bukan begitu jungkookie......" taehyung mengacak rambutnya asal. ia tampak bingung, bagaimana caranya menjelaskan agar jungkook mengerti.

Himnaeseyo [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang