#14: Jatuh Bangun

4.1K 369 171
                                    

January 1st, 2017
.
.
.
.
.
.
.
.
Seokjin's Apartment
.
.
"taehyung-ah.... a... apa yang kau bicarakan?" jimin beranjak dari sofa dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. tanpa basa basi lagi, pemuda bermarga park itu memilih untuk berjongkok tepat di depan kursi roda taehyung. jujur, park jimin masih terkejut atas kalimat yang dilontarkan sahabatnya. ia sungguh kehilangan kata-katanya.

di lain sisi... taehyung tak bergeming. ia terus menunduk memandangi lantai yang dirasanya lebih menarik daripada wajah jimin, sang sahabat.

"aku berani bersumpah. jungkook......... menyayangimu, taehyungie" jimin memberikan pengertian pada taehyung. diusapnya selimut kotak-kotak yang menutupi lutut taehyung selama beberapa kali, dengan tujuan untuk menenangkan sang sahabat tentu saja.

"dia melupakanku, chim!" taehyung menjawab dengan nada kasar dan sedikit emosi. tanpa sadar, ia juga menyingkirkan tangan jimin dari lututnya.

"dari mana kau tahu? apa kau seorang cenayang? lantas kau bisa membaca pikirannya? isi hatinya? sadarlah, kim taehyung! kau hanya melihat sosok JK dari layar kaca! tak ada yang tahu juga, bila ia mungkin saja sedang bersandiwara!" jimin tak mau kalah. meski ia berusaha untuk tetap bersikap tenang, namun pada kenyataannya jimin melontarkan respon tak terduga. hal ini semakin menyulut kemarahan taehyung.

 hal ini semakin menyulut kemarahan taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"apa tadi kau tak mendengarnya? jungkook... um... JK...... dia tak mau membahas tentang keluarganya, chim! aku bisa merasakannya! ia.... ia ingin melupakan masa lalunya yang buruk karenaku!" taehyung terus berujar sembari mati-matian menahan tangisnya.

"kim taehyung! sampai kapan kau terus berpikiran sempit seperti itu, eoh? perlu kau ingat, bahwa saat ini jungkookie adalah seorang public figure! tidak semua hal harus ia beberkan di depan khalayak luas! ia juga berhak memiliki privasi seperti kita!" jimin memandang kedua mata taehyung dengan tatapan tajam. dapat diartikan, bahwa kini emosi jimin sudah mencapai puncaknya.

"tidak. hati kecilku berkata, bahwa ia benar-benar ingin melupakanku" kepala taehyung menggeleng cepat. air mata pun kembali lolos membasahi pipinya.

jimin menghembuskan nafas kasar. ia berganti posisi menjadi berdiri, lantas berkacak pinggang sembari tertawa tanpa bersuara. adakah yang lucu? tidak. tidak ada sama sekali. jimin menertawakan sifat keras kepala taehyung yang sudah melewati batas. baginya, situasi saat ini jauh lebih konyol daripada lelucon manapun.

"oh tuhan, jadi........... APA YANG KAU INGINKAN?" akhirnya. emosi jimin meledak tak tertahan. pemuda itu meninggikan suaranya hingga taehyung meringis ngeri. dapat dilihat pula, jika wajah jimin berubah menjadi merah padam. oh! tak usah ditanya bagaimana mengerikannya seorang park jimin ketika emosinya lepas kendali. sekeras apapun kim taehyung.... ia pasti langsung memilih diam, saat tahu jimin sedang melampiaskan amarahnya.

ya. taehyung sangat memahami perilaku sahabatnya. ia tahu, jimin sudah muak dengan masalah ini. jimin pasti sudah bosan mengeluarkan kalimat penghiburan yang dirasa tak ada habisnya. tapi demi tuhan, taehyung tetap tak bisa mengendalikan setiap pemikiran yang ada di otaknya. pemikiran yang membuatnya semakin terperangkap dalam lubang hitam masalah ini.

Himnaeseyo [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang