January 7th, 2017
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ewha Womens University Medical Center, Seoul - Emergency Room (ER)
.
.
.
"kondisi pasien sudah mengalami banyak kemajuan. tekanan darahnya juga berangsur normal. tapi ia masih terlalu lemah untuk melakukan aktivitas" dokter muda itu memberikan penjelasan finalnya, setelah memeriksa kembali keadaan taehyung."apa terlalu beresiko jika aku membawanya pergi?"
"tidak, ssaem. asal tidak terlalu lelah dan memforsir tenaganya, bisa dipastikan pasien akan baik-baik saja" jawab dokter itu lagi sembari tersenyum.
"suntik saja aku sebanyak yang kalian mau, asal aku bisa segera keluar dari sini!" ntah dari mana asalnya, tiba-tiba taehyung mendapatkan tenaganya kembali untuk berbicara ketus.
"kim taehyung!! kau tak boleh berbicara seperti itu!" seokjin tak sepenuhnya setuju dengan perkataan taehyung baru saja. kesannya, sang adik terlalu buru-buru. ingin segalanya berjalan dengan cepat tanpa memperhatikan bagaimana efek samping yang akan didapatnya nanti.
"h..hhyung..... jungkook akan segera memulai penampilannya. aku tak mau menyesal karena melewatkan kesempatan emas ini"
"kami memahami itu, kim taehyung. tapi kau tak boleh memaksakan kehendak! coba lihat, bagaimana paniknya kami saat kau drop seperti sekarang. kau memaksa kami agar mau memahami perasaanmu, tapi kau sendiri tak pernah mau mengerti keadaan kami!" jimin ikut menyumbangkan beberapa kalimatnya.
"..........apa kau pernah melihat pengorbanan seokjin hyung demi menyenangkanmu, hah? ya, ya. aku tahu. dulu ia memang pernah melakukan kesalahan. tapi lihatlah sekarang, dia melakukan apapun asal kau senang! dia sudah berubah! dia tak pernah mengabaikanmu lagi! dan kau? kau hanya bisa memaksa, parahnya lagi dengan menggunakan alasan kesalahan seokjin hyung di masa lampau. oh astaga, bersikaplah dewasa kim taehyung! kau benar-benar sudah keterlaluan!" ya. kalian tidak salah mengerti. kali ini jimin memang berada di pihak seokjin. masa bodoh jika taehyung akan memusuhinya, toh ini semua demi kebaikan sang sahabat. dan sampai kapanpun, jimin akan terus menganggap taehyung sebagai sahabat terbaik apapun yang terjadi. tak apa kan bila menggunakan cara sedikit kasar?
taehyung hanya diam sembari membuang muka ke arah lain. mengabaikan seluruh perkataan jimin... menganggapnya sebagai angin lalu, karena pikirannya sendiri masih tertuju pada penampilan live JK. otaknya berpikir keras, mencari cara agar ia bisa menonton penampilan debut 'sang adik' secara langsung.......... entah bagaimanapun caranya.
"tak perlu kecewa taehyungie. kau akan kuijinkan kembali kesana, dengan syarat.... habiskan dulu dakjuk yang sudah jimin beli" seokjin berujar tenang seraya mengeluarkan sebuah mangkuk putih dari dalam kantong plastik. tanpa banyak berkomentar, sang dokter muda itu membuka kemasannya dan disambut oleh asap yang cukup mengepul di atasnya.
mendengar jawaban tersebut, taehyung langsung menoleh ke arah seokjin.
"ya tuhan, seokjin hyung! kita akan terlambat jika aku harus memakan bubur itu terlebih dulu!" tak disangka, taehyung masih tak terima dengan keputusan seokjin. ah, sepertinya kondisi taehyung memang sudah kembali normal. lihatlah sifat keras kepalanya yang semakin menjadi, dengan rengekan sebagai senjata utamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Himnaeseyo [BTS Fanfiction]
Fanfictionaku benci..... benci ketika kejadian itu terjadi, semuanya berubah..... kehidupanku..... masa depanku..... semuanya seolah menjadi musuhku..... dan karena kejadian laknat itulah, kini aku berhasil membebani adikku sendiri..... (kim taehyung, 17 tah...