Delapan

6.8K 341 1
                                    

Setelah menjalani aktivitas padat, Ben dan Sabi kini telah di mobil untuk pulang ke rumah mereka .

Dimobil mereka sama-sama diam entah karna terlalu lelah atau tak tau mau membahas apa.

Drrtt Drrtt Drrtt.

"Halo"sapa Ben pada si penelpon.

"Iya, Ma aku bakal ke rumah sekarang"ucap Ben,sebelum panggilan telpon terputus.

"Kenapa"tanya Sabi.

"Opa sama Oma aku dateng ke rumah,mama nyuruh aku pulang"jawab Ben.

"Kamu mau ikut apa langsung pulang"tanya Ben.

"Kalo aku nggak ikut nggak papa kan"tanya Sabi balik.

Ben hanya mengedikan bahunya tanda keputusan ada di tangan Sabi.

"Kamu turunin aku di kantor mama aku aja,sejak nikah aku juga belum ketemu mama"kata Sabi pelan.

"Oke"jawab Ben cuek.

Hening,tak ada lagi percakapan di antara mereka sampai Ben menurunkan Sabi di depan kantor mamanya.

****
Sabi masuk keruangan mamanya tanpa mengetuk pintu,membuat orang yang ada di dalam ruangan terkejut.

"Kenapa papa disini"tanya Sabi pada papanya.

"Papa sama mama lagi bahas tentang kerja sama perusahaan kita"jawab Joe Khalir,ayah Sabi.

Sabi duduk di sofa dengan tangan yang terlipat di dada dan kaki yang saling menyilang,seperti seorang detektif yang siap mengeksikusi tersangka kejahatan.

Tapi,kini yang menjadi tersangkanya kedua orang tuanya

"Ck,,sejak kapan papa suka pakai lipstick"cerca Sabi,sadar akan kata-kata Sabi,Naomi langsung mengambil tisu dan memberikannya pada Joe.

"Kalian ini pasangan bercerai,kenapa masih harus berhubungan"tanya Sabi lagi.

"Sabrina"tegur Naomi.

"Kami memang udah cerai,tapi apa salah kalo kami masih saling cinta"jawab Joe tenang.

"Kalo saling cinta kenapa cerai"ucap Sabi dingin.

"Sabi"giliran Joe yang memperingati.

"Kamu nggak tau apa yang terjadi,mama harap kamu ngertiin mama sama papa"ucap Naomi lembut.

"Aku nggak tau karena mama sama papa nggak pernah bilang,kalian tiba-tiba cerai padahal sebelumnya mama sama papa baik-baik aja terus sekarang mama nyuruh aku ngertiin mama"ucap Sabi parau.

"Maafin kami,sayang"ucap Naomi memeluk putrinya yang menangis sesegukan.

Ini lah kelemahan Sabi jika menyangkut tentang keluarga nya sosok Sabi yang tegar seolah hilang tergantikan dengan Sabi yang rapuh dan mudah hancur hanya dengan sekali sentuh.

Wedding   Entertainment (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang