Sembilan

6.8K 377 1
                                    

"Gimana sama pernikahan kamu Ben"tanya Laodia pada cucunya.

"Baik,seperti yang kalian liat di infoteiment"jawab Ben asal.

"Sabi,kenapa nggak kamu ajak"Jose,kakek Ben bertanya.

"Sabi,dia ke tempat mamanya"ucap Ben,sambil memakan anggur yang dari tadi menggodanya.

"Naomi Khalir"tanya Laodia.

"Bukan,sekarang namanya Naomi Agatha,apa mami nggak tau"Annie angkat bicara.

"Oh iya,aku lupa kalo mereka sudah bercerai"ucap Laodia.

"Kenapa mereka bercerai"tanya Jose.

"Entah lah,padahal mereka baik-baik aja tapi tiba-tiba cerai"jawab Annie.

"Mama tau banyak tentang mamanya Sabi"tanya Ben.

"Tidak,mama cuma liat berita di tv"ucap Annie salah tingkah,di sampingnya Alex,suaminya menahan tawa.

Ddrrrt  Ddrrtt Ddrrtt.

"Ya"jawab Ben.

"Kamu dimana".

"Aku pulang sekarang".

Semua mata memandang Ben ingin tau.

"Aku pergi dulu,istri aku nunggu aku"ucap Ben.

"Nggak nginep disini"tanya Laodia.

"Nex't time Oma"jawab Ben sambil mencium pipi Omanya.

"Dia buru-buru sekali"ucap Jose,saat Ben sudah berlari keluar

"Itu namanya cinta papi"jawab Annie,semua mata menatap Annie ingin tau.

"Maksud kamu Ben cinta sama Sabi"tanya Alex.

"Kalo Ben nggak cinta sama Sabi mana mungkin aku ngerencanain pernikahan mereka"jawab Annie santai"kalo cuma buat pengalihan isu tentang Ben di luar sana juga banyak wanita yang mau nikah sama Ben,tapi yang aku butuh wanita yang kuat seperti Sabi"lanjut Annie.

"Lalu Sabi kenapa mau nikah sama Ben"tanya Laodia lagi.

"Aku nawarin popuritas kalo dia mau nikah sama Ben,tapi aku tau Sabi itu berbakat dia nggak butuh Ben kalo cuma mau terkenal"ucap Annie.

"Terus,apa yang Sabi mau dari Ben dan pernikahan mereka"Alex mulai tak paham dengan jalan pikirin istrinya.

"Itu aku juga nggak tau"ucap Annie kikuk.

******
Ben memacu mobilnya di atas rata-rata,tadi Sabi menelponnya dan menangis Ben takut sesuatu terjadi pada wanitanya.

Sabrina,Ben mengenal gadis itu sejak beberapa tahun lalu,tapi mungkin Sabi sudah melupakannya.

Perkenalan tak sengaja yang membuat seorang Benjamin jatuh cinta pada sosok Sabi.

Ketika sampai di rumah,Ben melihat rumahnya gelap gulita.

"Sabi"panggil Ben,berjalan mencari saklar lampu setelah lampu menyala Ben berjalan lagi menuju kamar mereka.

"Sabi,hei kenapa kamu gelap-gelapan sih"tanya Ben ketika melihat Sabi duduk di balkon kamar mereka.

"Hikks jangan hidupin lampunya"ucap Sabi,tangan Ben tak jadi menyentuh saklar.

"Kenapa"tanya Ben berjongkok di depan Sabi.

"Hikks aku tidak papa hiks"jawab Sabi memeluk Ben.

"Kalo ngak papa kenapa nangis"Ben mengelus rambut Sabi lembut.

"Mata aku kena debu"Sabi menyandarkan kepalanya di dada Ben mencari posisi nyaman.

"Dingin"tanya Ben,Sabi mengganggukan kepalanya.

"Masuk"Sabi mengangguk lagi.

"Mau kemana"tanya Sabi saat mereka sudah masuk.

"Ganti baju"jawab Ben.

"Nggak boleh"ucap Sabi"sini"panggil Sabi menyuruh Ben bergabung di tempat tidur.

Ben menghela nafas,berjalan ke arah Sabi.

"Ini lebih baik"ucap Sabi memeluk Ben.

Ben mengecup kepala Sabi berkali-kali,wanitanya sedang dalam mode manja,kapan lagi bisa seperti ini siapa yang tau kalo besok pagi istri nya bakal berubah lagi jadi macan betina,pikir Ben sambil mengeratkan pelukannya.

Wedding   Entertainment (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang