Empat Belas

6.3K 312 0
                                    

Sabi masih tersenyum hingga sampai ke rumahnya,dia merasa puas sudah membuat Cintya malu di depan publik.

"ini rencana kamu"ucap Ben dingin.

"Iya, kamu liat tadi nggak wajahnya mbak Cintya hahaha kaye kepiting rebus"tawa Sabi"lagian cewek sekelas mbak Cintya mau ngelawan aku"lanjut Sabi jumbawa.

"Kamu puas".

"Puas banget".

"Lain kali kalo kamu mau main-main nggak usah ajak aku dalam permainan kamu".

"Ben,kamu marah"cicit Sabi pelan.

"Iya,aku marah"ketus Ben.

"Kenapa".

"Kamu ajak aku ke acara itu sampe mohon-mohon dan tujuan kamu cuma buat malu-maluin orang kamu punya otak nggak''Ben mencengkram bahu Sabi geram.

"Aku cuma mau mempertahankan apa yang aku punya"ucap Sabi meringis karena cengkraman Ben.

"Apa aku juga sesuatu yang penting buat kamu yang bakal kamu pertahankan"bisik Ben,Sabi terdiam tak tahu harus menjawab apa.

"Ben....".

"Aku pergi,nggak usah nunggu aku"ucap Ben memutus kata-kata Sabi.

Ben berjalan keluar rumah tanpa tau kini Sabi menangis kencang hatinya sakit mendengar Ben berkata dingin dan mengatakan Sabi tidak punya otak.

Tatapan mata Ben yang terluka membuat Sabi menangis semakin kencang.

*****
Ben duduk terdiam dalam ruangan gelap,asap tembakau mengelilingi sekitarnya.

"ini udah bungkus yang ketiga,kalo loe lanjutin mungkin besok berita aktor mati karena stres putus cinta jadi yang terheboh"kata orang yang duduk di sebelah Ben.

"Dan gue harap loe bisa memenangi tuntutanya"jawab Ben asal.

"Gue bakal jadi pengacara terbodoh karena nuntut orang yang nggak salah"Zidane terkekeh.

"Wanita dan segala pemikiranya itu bener-bener buat gue gila"Ben menghela nafas lelah.

"Loe udah ngulang kata-kata itu lebih dari lima kali"ucap Zidane mengejek.

"Loe tau Ben kalo mau curhat tentang cewek,sama gue berarti loe salah alamat"lanjut Zidane tersenyum masam.

"Harusnya loe bilang kalo loe cinta sama dia"Ben menasehati.

Zidane tertawa sebelum menjawab"harusnya kata-kata itu juga yang loe bilang sama istri loe".

Setelahnya dua sahabat yang sudah mengenal sejak putih abu-abu itu sama-sama terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing.

''Bodoh"gumam Ben,yang masih di dengar Zidane.

Ben terkekeh yang diikuti Zidane,mereka seperti dua orang pria dewasa gila yang bisa tertawa tapi tertekan.

Wedding   Entertainment (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang