27

13.4K 410 7
                                    

"Ayo salam sama Oma" ucap Sabi pada pangeran kecilnya.

Arfi mendatangi Naomi dan Annie dengan langkah kecilnya.

"Cucu oma udah besar, sebentar lagi bisa bawa mobil sendiri" racau Annie menciumi pipi Arfi yang di balas tawa Arfi.

"Ben kemana" tanya Naomi pada Sabi.

"Di depan" ucap Sabi sambil menyerahkan Alfia,putri kecilnya yang baru berusia enam bulan pada Naomi.

"Ya udah kamu mau pesan apa sekalian pesanin buat Ben" saran Naomi.

"Nggak usah ma" tolak Sabi nyengir "aku cuma mau titip Arfi sama Alfia aja kok" lanjut Sabi.

Annie menaikan alisnya "memangnya kamu mau kemana" tanya Annie.

"Pacaran" jawab Sabi tersenyum.

"Arfi mama pergi dulu ya.nanti kalo Arfi mau apa-apa minta aja sama oma" ucap Sabi mengecup pipi Arfi.bocah lima tahun itu hanya menggangguk karena kini sibuk dengan kentang gorengnya.

"Ma Arfinya jangan banyak-banyak di kasih kentang goreng terus ini susu buat Alfia kalo nanti dia bangun" ucap Sabi meletakan tas perlengkapan Alfia di atas meja.

"Dasar kamu ini bilang mau makan siang bareng tapi niatnya mau titip anak" kata Annie "udah sana pergi sebelum suami kamu ngambek" lanjut Annie.

Sabi tertawa.mencium Alfia dan pamit pergi pada mamanya dan mama mertuanya.

Ben memeluk Sabi dari belakang menikmati harum tubuh Sabi.parfum yang bercampur keringat Sabi mengeluarkan aroma favorit Ben.

Mereka menikmati pemandang sore hari dari atas bukit.sengatan matahari sore sedikit panas karena hari ini cerah tidak mendung seperti beberapa hari lalu.

"Nggak nyangka ya kita udah enam tahun bareng" kata Sabi memulai obrolan.

"Enam tahun ya....bisa lama juga" jawab Ben.

"Sialan" ucap Sabi.

Cup.

"Bibir kamu ini udah punya dua anak masih aja ngupat" peringat Ben.

"Udah punya dua anak masih nggak malu cium-cium di tempat umum" balas Sabi.

"Sepi lagian sama istri sendiri" kilah Ben.Sabi hanya mendengus kesal.

"Makasih Bie karena mau bertahan sama aku,kamu wanita terbaik yang rela ninggalin karier kamu demi aku padahal itu impian kamu".

"Apa sih .aku ninggalin karier aku demi Arfi sama Alfia".

"Tapi kamu ninggalin karier kamu sebelum ada Arfi atau Alfia jadi itu artinya karena aku" ucap Ben jumbawa.

"Tapi waktu itu aku udah hamil Arfi" ucap Sabi tidak mau kalah.

"Bisa nggak usah ngebantah".

"Aku nggak ngebantah aku kan cuma meluruskan apa yang salah".

"Terserah kamu" ucap Ben melepas pelukan Sabi.selalu begini momen romantis yang baru mereka ciptakan selalu kacau karena adu argumen. kadang dari pihak Sabi dan kadang Ben.

"Ngambek" ucap Sabi memeluk Ben dan menenggelamkan kepalanya di dada Ben.

"Nggak".

"Nggak apa".

"Nggak tau".

"Ben".

"Kamu sama anak-anak satu paket hal terpenting dalam hidup aku.kalian nafas aku,udara yang selalu aku hiruf nggak akan berarti tanpa kalian.jadi bisa kan kamu berhenti bilang makasih buat sesuatu yang memang harus aku lakuin" ucap Sabi lembut.

"Maaf Bie".

"Dan berhenti bilang maaf".

"Iya. Love you" Ben mencium bibir Sabi berkali-kali "aku pria paling beruntung bisa punya kamu".

"Aku tau".

"Kita pulang aja" ajak Ben.

"Loh kenapa, kan mau makan malam dulu " tanya Sabi heran.

"Besok-besok masih bisa Bie, sekarang kita pulang aja".

"Hah" .

Sabi hanya mematung bingung dengan tingkah Ben.jelas-jelas Ben yang merencanakan makan malam romantis mereka, tapi kenapa sekarang di batalkan.

"Bie".

"Kamu kenapa" tanya Sabi.

"Kita pulang atau aku lakuin disini" tawar Ben tersenyum nakal "sesekali kayenya nggak salah Bie ngelakuin di tempat umum biar jadi remaja nakal".

"APA" Sabi melotot galak.

Ben mendekat dan berbisik "kita bercinta di tempat umum gimana".

"Aakkkhhh" Ben memegang kakinya yang baru saja di injak Sabi.

"Dasar mesum" ucap Sabi berjalan meninggalkan Ben.

"Sakit Bie, awas kamu bakal aku balas"Ben berjalan terpincang-pincang menghampiri Sabi.

"Mau balas aku,yakin" tanya Sabi mengejek.

"Aku bakal buat kamu nggak bisa jalan" ucap Ben serius.

"Kalo aku bilang aku nunggu balasan kamu gimana".

"Aakkhhh"Sabi kembali menginjak kaki Ben.

"BIE".

"Kejar aku honey buat aku nggak bisa jalan kalo bisa buat aku nggak bisa bergerak sedekitpun" ucap Sabi nakal berlari meninggalkan Ben.

"Kamu nantangin orang yang salah" jawab Ben mengejar Sabi.

Sabi berlari diiringi dengan tawa dan teriak-teriakan kecil ketika Ben semakin dekat.

Hap.

"Waktunya pembalasan" ucap Ben terengah.

"Oke kita pulang" ucap Sabi mengatur nafas karena lelah berlari.

"Nggak".

"Hah".

"Aku mau sekarang".

"Kamu gila".

"Karena kamu".

"Ben" teriak Sabi yang langsung di bungkam dengan ciuman panas Ben.

Tangan Ben mulai menggerayangi tubuh Sabi,mencoba menolak percuma tenaga Ben lebih kuat darinya.

"Kita pulang" Ben menarik tangan Sabi.

"Nggak jadi disini" goda Sabi.

"Jangan mancing" ucap Ben membuka pintu mobil untuk Sabi.

Sabi hanya terkikik geli melihat kelakuan suaminya.

Ben membawa mobil kencang agar cepat samapi rumah dan melanjutkan kegiatan mereka.

Dirumah tidak ada anak-anak dan itu kesempatan Ben untuk membalas kelakuan Sabi tadi.membuatkan Adik untuk Arfi dan Alfia sepertinya rencana bagus.

END.

Wedding   Entertainment (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang