sembilan belas

6.5K 340 0
                                    

"Berapa yang kamu minta"tanya Sabi ketika orang yang di tunggunya baru saja duduk.

Sabi kini berada di sebuah cafe terbuka,dia telah membuat janji bertemu dengan Renata.

"Cih,apa maksud kamu"tanya Renata balik.

"Jangan pura-pura tidak tau''ucap Sabi tenang meletakan majalah infoteiment di atas meja.

"Jadi ini soal Ben,menyenangkan bisa membuat seorang istri menemui aku karena suaminya yang berpaling.aku ingatkan bahwa suami kamu yang menemui aku" Renata senyum mengejek.

Sabi masih tenang,bahkan di wajahnya tidak ada gurat emosi sedikitpun,cara ampuh menghadapi wanita ular bersikap tenang.

"Di situ terlihat seorang wanita yang memaksa mencium suami aku.di sebelah kiri teman si wanita yang bertugas memoto adegan itu" Sabi mengangkat alisnya menatap lawan bicaranya rendah.

"Yang jelas Ben,yang datang menemui aku" Renata mulai tersulut emosi.

"Oh aku lupa jika suami aku masih menyukai wanita jalang,apa kamu salah satu koleksinya.kamu tau pria beristri hanya menganggap wanita jalang sepertimu tidak lebih dari penampung sperma.jika bosan mereka akan mencari yang lain"seringai Sabi.

Renata berdiri mengangkat gelas jus Sabi dan menyiramkannya ke wajah Sabi.

"Kamu hati-hati kalo bicara,jangan coba-coba merendahkan aku" teriak Renata marah.

"Aku merendahkan kamu?bukannya kamu memang sudah menjadi wanita rendahan.kurasa di luar sana masih banyak pria yang mau menampung kamu jika suami aku bosan".

Plakk.

Renata menampar Sabi kuat dan menatap Sabi yang kini tersenyum penuh kemenangan.

"Gotcha sampai bertemu di pengadilan"kata Sabi lembut.

Renata mulai menyadari bahwa dirinya terjebak dalam permainan Sabi.

Dia pasti akan di laporkan karena kasus kekerasan.dan disini cafe terbuka dengan banyak pengujung yang memoto dan menatap Renata seperti seorang narapidana mati.sialan ternyata Sabi terlalu tangguh untuk dia jadikan lawan.batin Renata resah.

******
"Apa" teriak Ben.

''Sabi di tampar sama renata di tempat umum" ulang manajer Ben santai.

"Sialan.hubungi Zidane kita bakal bawa ini ke jalur hukum" ucap Ben datar.

"Sebaiknya diskusikan dulu sama Sabi.kejadiannya baru dua jam lalu jangan gegabah".

"Renata udah keterlaluan.gua diam waktu dia buat sensasi bawa-bawa nama gua.tapi sekarang nggak bakal gua biarin liat istri gua di tampar" emosi Ben.

Manajer Ben menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Besok tuntutan harus udah di lakuin" titah Ben.

Wedding   Entertainment (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang